Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kebiasaan Baru Warganet Sejak Fitur "Top Comment" Instagram Diluncurkan

7 Juni 2018   05:47 Diperbarui: 7 Juni 2018   11:03 11453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu Instagram telah memberikan fitur terbarunya yaitu top comment. Hal ini menjadikan kolom komentar terlihat lebih rapih dan memudahkan penggunanya dalam mencari sebuah komentar tanpa scroll jauh-jauh. Sama seperti di Kompasiana, fitur top comment di Instagram hadir untuk memberikan warna baru bagi para pengguna Instagram. Karena dengan hadirnya top comment, maka tak hanya postingan berupa foto atau video saja yang bisa mendapatkan like atau love dari para pengguna Instagram, melainkan komentar para netizen dalam sebuah postingan Instagram pun dapat disukai. 

Aturan dalam fitur top comment tersebut adalah komentar siapa yang paling banyak disukai pengguna instagram maka dia layak menjadi top comment dan komentarnya akan berada di urutan paling atas sesuai perolehan like yang di dapat, biasanya top comment banyak dijumpai di akun berita, gosip atau hiburan milik selebgram.

Nah, di sini lah kebiasaan baru dari para netizen bermunculan, sebab dalam memberikan komentarnya ternyata tak hanya serta merta sekedar memberikan komentar saja, melainkan sebagaian mereka berharap menjadi top comment. 

Bagi mereka yang memberikan komentar lucu, bijak, atau logis dalam sebuah postingan di Instagram, maka memiliki peluang besar untuk menjadi top comment, sebab para pengguna yang membaca dan sepaham dengan komentar tersebut akan memberikan like atau love pada komentar tersebut. 

Dalam hal ini, menjadi top comment akan saya posisikan sebagai sesuatu yang viral, maka untuk viral seseorang perlu melakukan hal lain dari yang lain, termasuk dalam memberikan komentar.

Bagi saya tak masalah seseorang berusaha menjadi top comment di postingan instagram, toh saya juga sering tertawa ngakak melihat beberapa top comment yang lucu, misalnya seperti ini "Emang kalau akta kelahiran kita hilang, kita harus dilahirin lagi?" atau begini "Kenapa kalo beli nasi padang dibungkus porsinya lebih banyak?" dan contoh mengenai top comment di instagram yang lucu tapi ngawur kurang lebih seperti gambar di bawah ini:

Sumber : Instagram
Sumber : Instagram
Komentar-komentar seperti itu sebenarnya tak ada hubungannya dengan inti dalam postingan yang mereka komentari, tapi selama masih bisa menyesuaikan dengan keadaan inti postingan tersebut, maka tak perlu dipermasalahkan.

Nah yang jadi masalah adalah sebagian netizen sering kali tak tahu tempat dalam memberikan komentarnya. Misalnya pada sebuah postingan foto atau video yang isinya suasana berduka, namun demi mendapatkan banyak like dan jadi top comment, beberapa pengguna instagram rela merusak suasana seolah-olah postingan tersebut menjadi arena bermainnya untuk mendapatkan banyak like, seperti komentar begini: "silakan cek instagram saya, saya tidak jual apa-apa".

Komentar tersebut memang lucu dan lain dari yang lain, namun sekejap berubah menjadi buruk ketika ditempatkan di posisi yang salah. Sebab si pemberi komentar seakan tidak menunjukan rasa simpatinya terhadap postingan yang sedang berduka tersebut. Dalam hal ini menjadi top comment seolah memunculkan rasa bangga yang sebanding dengan meraih juara satu lomba makan kelereng bagi sebagian pengguna Instagram.

Dan sepertinya agak sengak jika saya membahas tentang etika dalam bermedia sosial, sebab saya pun bukanlah orang yang selalu baik-baik saja dalam bermedia sosial. namun rasanya tidak salah juga kan apabila saya mencoba menjelaskan bagaimana kejadian yang kurang baik ini? Ya hitung-hitung untuk mengingatkan diri saya sendiri dalam bermedia sosial baik Instagram ataupun aplikasi lainnya.

Saya tidak mempermasalahkan fitur top comment dalam Instagram atau melarang mereka yang berusaha untuk menjadi top comment, sama sekali tidak. Lagipula itu urusan para netizen dan jempol mereka. Saya hanya menjelaskan seperti itu lah keadaan beberapa netizen semenjak adanya fitur top comment dalam Instagram. Dan saya pun percaya bahwa fitur top comment diciptakan bukan untuk merusak moral para netizen, hanya saja penggunaanya sering disalahartikan, Salam.

Tangerang, 7 Juni 2018

Diana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun