Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film "In Time", Berbahagialah Sebelum Waktu Benar-benar Menjadi Uang

3 April 2018   05:33 Diperbarui: 3 April 2018   05:47 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : nzfilmfreak.wordpress.com

Dalam filsafat terdapat penjelasan sederhana tentang manusia dan hewan, di mana bertahan hidup adalah persamaan yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Sementara itu, bagi manusia tujuan mereka dalam bertahan hidup adalah untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini jelas berbeda sekali dengan hewan, sebab hewan hanya cukup sampai pada tahap mempertahankan hidupnya saja.

Dengan meningkatkan kualitas hidupnya, maka manusia akan merasa bahagia. Ya, kebahagiaan adalah tujuan utama manusia dalam menjalani hidupnya, namun bukan berarti hewan tak bisa merasakan bahagia, mereka bisa saja bahagia, hanya kita saja yang tak paham.

Mencari Makna Kebahagiaan dalam Film "In Time"

"Waktu adalah uang" kalimat yang tak asing ini benar-benar terjadi dalam film In Time. Film yang dibintangi oleh Justin Timberlake sebagai Will Salas ini berlatarkan masa depan, di mana pada tahun 2169 manusia akan lahir dengan tanda jam digital di tangan mereka. 

Pada masa itu juga manusia direkayasa secara genetik agar penuaan fisik berhenti pada usia 25 tahun, dan ketika manusia mulai menginjak usia 25 tahun, maka jam digital di tangan mereka akan otomatis aktif sebagai penentu berapa lama waktu hidupnya.

Sumber : https://trailers.apple.com/trailers/fox/intime/
Sumber : https://trailers.apple.com/trailers/fox/intime/
Bagi mereka yang baru saja aktif jam digital di tangannya akan diberikan waktu selama satu tahun saja, kecuali kalau mereka memiliki tambahan waktu. 

Waktu di tangan mereka menjadi nilai ukur lamanya hidup dan sebagai mata uang yang bebas diperjualbelikan bahkan dicuri oleh orang lain. Manusia bekerja untuk mendapatkan waktu, membeli makanan dengan waktu, dan membayar waktu yang dipinjam dengan waktu (dibungakan).

Di saat itu juga konsep Charles Darwin sungguh memainkan perannya dalam Nature Selection "Siapa yang paling kuat, maka dia akan bertahan". Bagi Will Salas, memiliki waktu yang hanya beberapa hari saja di jam digital tangannya adalah hal yang biasa, bahkan ia perlu berbagi waktu dengan ibunya untuk bisa bertahan hidup dari hari ke hari.

 Namun di sisi lain, apabila ada si miskin maka ada si kaya, mereka adalah manusia kalangan elite yang hidup berkelompok dalam zona yang dinamakan New Grenich, dan untuk berada di zona tersebut setidaknya manusia perlu mengeluarkan satu tahun waktunya pada portal sebagai gerbang pembatas antar zona, bahkan penduduk di New Grenich pun memiliki lebih dari satu dekade dalam jam digital di tangannya.

******

Dalam film tersebut, konsep manusia mati pada waktunya sesuai manusia pada umumnya jelas tidak berlaku, kecuali kalau kecelakaan, tertembak atau dicuri waktunya sampai habis. Sebab manusia bisa hidup sangat lama sesuai keinginannya, asalkan waktu yang ia miliki cukup. Oleh karena itu, untuk hidup abadi, maka harus ada yang mati.

Menemukan kebahagiaan dalam kehidupan seperti itu adalah hal yang mustahil. Karena bagi mereka yang miskin atau tidak memiliki banyak waktu, setidaknya bertahan hidup dari hari ke hari adalah prioritas, bahkan untuk memikirkan sesuatu yang menyenangkan atau tidur dengan lelap saja bagaikan menggali kuburan mereka sendiri, sebab mereka akan kehabisan waktu untuk hal seperti itu.

 Pun bagi mereka yang kaya, memiliki banyak waktu tidak lah cukup membuatnya bahagia, karena yang menjadi prioritasnya adalah bertahan hidup untuk keabadian. "Lah mereka hidup abadi juga untuk kebahagian kok !" Oke, lantas  kebahagian seperti apa yang rela membuat manusia lainnya menderita ? bahkan dapat membuat manusia lainnya mati sia-sia hanya karena waktunya dicuri (Untuk abadi, maka harus ada yang mati).

Meski dirilis pada tahun 2011, namun film In Time termasuk film yang layak dilihat berulang kali sampai sekarang. Semenjak melihat film tersebut untuk pertama kalinya, saya mulai takut dengan prinsip "Waktu adalah uang" Sebab bila waktu benar-benar menjadi uang, setidaknya kehidupan yang akan dijalani adalah kurang lebih seperti film tersebut. 

Waktu yang kita miliki adalah sebagai taraf lamanya kita hidup di dunia ini, dan akan sangat menyedihkan apabila segala sesuatu yang mestinya dibayar dengan uang digantikan dengan waktu.

Dalam konteks ini saya tidak bermaksud menyampingkan makna "Jangan mebuang waktu dengan percuma" dari kalimat "Waktu adalah uang" sama sekali tidak begitu. Fokus saya dalam tulisan ini adalah tentang kebahagian, sebab beberapa orang yang saya kenal pernah mengatakan bahwa manusia bekerja untuk mendapatkan uang, setelah itu mereka dapat bertahan hidup. 

Uang memang salahsatu sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, namun bagaimana jika yang terjadi hanyalah manusia kehabisan banyak waktu untuk mencari uang tanpa kebahagiaan yang berarti lantaran mereka berpegang teguh pada prinsip "Time is money" dan melupakan kalimat "The trouble is, you think you have time".

Aristoteles mengataka bahwa 'Eudaimonia' atau kebahagiaan merupakan tujuan akhir manusia. "Bahagia yang seperti apa ?" Pertanyaan seperti ini sering diulang-ulang oleh Dosen Filsafat saya kala memberikan kuliah pada mahasiswanya. 

Beliau sering menjelaskan sifat abstrak dari sebuah kebahagiaan yang selalu dicari oleh manusia. Karena manusia yang sehari-harinya cukup makan daun singkong dan ubi rebus, jika memikirkan anak-anaknya tertawa dan tersenyum saja dapat membuatnya bahagia, maka sudah jelas tergambar bagaimana makna kebahagian menurutnya.

 Namun disisi lain, ada manusia yang baru akan merasa bahagia apabila memiliki jabatan, membeli rumah mewah, makan makanan mahal, mobil sport dan tek tek bengek lainnya. Ada juga manusia yang  akan merasa bahagia ketika dirinya dihormati oleh orang lain, karena bisa saja hal itu terjadi lantaran tingkat kualitas hidupnya terbukti tinggi atau bermutu.

Abstraksi dari kebahagian memang tak bisa digambarkan dengan jelas, sebab setiap manusia memiliki keinginan dan pendapatnya masing-masing. Namun yang pasti, merasa bahagia akan mudah dicapai oleh manusia selagi waktu yang mereka miliki cukup. Oleh karena itu, berbahagialah sebelum waktu benar-benar menjadi uang, sebab manusia akan lebih repot jika hal tersebut menjadi kenyataan.

Tangerang, 3 April 2018
Salam, Diana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun