Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melihat Sisi Pelakor dalam Film "The Other Woman"

26 Februari 2018   05:27 Diperbarui: 26 Februari 2018   10:47 2917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duhhhhh please deh, sejatinya mana ada sih perselingkuhan yang baik dan sehat ? semua sama-sama tidak baik karena telah mengkhianati. 

Begitupun dalam Fenomena Pelakor yang sudah dipastikan bahwa pihak lelaki yang melakukan perselingkuhan telah menikah, sedangkan pihak wanita belum tentu memiliki pasangan selain si lelaki ini, sama halnya dengan film "The other woman". 

Toh kita bukan lagi anak-anak yang bertanya, menikah itu apa sih ? tinggal serumah terus tidur berdua dalam satu ranjang, terus punya anak ? Gitu doang?

Melainkan ada Janji pernikahan yang sakral. Namun janji dalam ikatan pernikahan seolah mudah untuk diucapkan dan semudah itu juga dilanggar para lelaki dalam kasus perselingkuhan. Berkhianat bukan? atau masih mau ngeles kayak bajaj seperti ini: 

"Ah, kucing kalau gak disodorin ikan asin dengan sengaja pasti gak bakal nyamperin, itu mah pelakornya aja yang kegatelan!"

Oke, mari kita simpan pendapat tersebut, tapi dosen saya yang pernah menjabat sebagai Bupati di suatu daerah pernah bilang begini "Sebagus-bagusnya makanan Anjing, kalau Anjing tersebut tak dijaga dengan benar dan baik maka ada waktunya dia kabur untuk mencari makanan di tempat lain." Nah lho gimana tuh ? Saya cukup kagum dengan sikap dosen saya yang sering mengumbar kesetiaanya pada sang istri di depan mahasiswanya.

Dalam hal ini saya tidak membela pihak wanita dan mencoba menjatuhkan pihak lelaki yang telah beristri, tidak seperti itu. Melainkan coba untuk menilai lebih bijak lagi, mana ada sih yang melakukan perselingkuhan karena terpaksa ? 

Lucu rasanya kalau hanya pihak wanita saja yang menjadi dalang utama atas semua ini. Lantas dimana peran pihak lelakinya ? dia terpaksa melakukan perselingkuhan, begitu ? Helloooow.

Merasa simpati terhadap perasaan seorang istri yang telah dikhianati oleh pasangannya setelah kita melihat video dan curhatannya di media sosial tidak lah salah, toh si istri adalah pihak yang dirugikan dalam perselingkuhan tersebut. 

Namun menilai sosok wanita alias pelakor yang paling bersalah dalam kasus perselingkuhan seperti itu pun bukanlah hal yang tepat. Jangan membiasakan diri menilai sesuatu hanya dari satu sisi saja, ibarat koin mari kita lihat dan nilai kedua sisinya. 

Sebab menerima paradigma "Pelakor" seperti itu, lambat laun pasti akan menciptakan stereotype buruk yang hanya merugikan satu pihak saja, yakni pihak wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun