Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebereyesus mengumumkan bahwa virus corona (Covid-19) terkategori pandemic artinya virus ini telah menyebar dan menular dengan cepat ke seluruh benua.Â
Di Indonesia, Covid-19 telah mewabah pada awal Maret 2020 dan telah ditetapkan sebagai bencana nasional oleh Pemerintah yang termaktup dalam Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional. Melalui keputusan tersebut, muncul kebijakan sosial distancing yang merupakan upaya mengurangi interaksi sosial sementara sebagai pencegahan penyebaran Covid-19.Â
 Selain itu, pemerintah juga memberikan kebijakan belajar di rumah. Artinya proses belajar dan mengajar dilaksanakan tanpa tatap muka di sekolah, tetapi dilaksanakan dengan cara daring (online) melalui pemanfaatan berbagai platform pendidikan yang dapat memfasilitasi penyampaian informasi materi ajar kepada peserta didik.Â
Adapun proses kegiatan belajar dan mengajar di rumah tersebut dapat mengacu pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).Â
Pada surat tersebut terlampir beragam platform pembelajaran yang bekerjasama dengan Mendikbud agar dapat diakses secara gratis bagi daerah yang terdampak Covid-19.
Disisi lain, pembelajaran daring (online) terkadang memberikan kejenuhan tersendiri bagi anak-anak. Karena fakta dilapangan yang terjadi adalah proses pembelajaran cenderung pasif. Pergeseran penyampaian materi mode online membuat para guru memilih penugasan sebagai langkah untuk menuntaskan target materi pelajaran.Â
Maka, tidak ada interaktivitas dan kolaborasi dalam proses belajar. Pembelajaran di rumah sekedar mengerjakan tugas, selesai dikerjakan kemudian dikumpulkan.Â
Akibatnya banyak anak-anak jenuh dan berdampak pada pengumpulan tugas yang terlambat dari deadline. Hal ini berarti bahwa motivasi anak-anak untuk belajar juga menurun.
 Lalu, bagaimana untuk meningkatkan motivasi anak agar kembali bersemangat belajar walaupun di rumah saja?. Nah, untuk menjawab pertanyaan ini tentu diperlukan keterlibatan dari orang-orang terdekat anak yakni orangtua dan anggota keluarga di rumah. Pendampingan dan perhatian terhadap anak ketika belajar di rumah adalah hal utama yang perlu dilakukan.Â
Komunikasi yang efektif dan melibatkan anak dalam diskusi untuk keputusan jadwal belajar anak di rumah merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Mengapa demikian? Agar anak merasa dilibatkan perannya sebagai subjek pembelajar yang punya kebebasan untuk menentukan jam belajar efektif untuk dirinya. Setelah diperoleh kesepakatan antara orangtua dan anak terkait jadwal belajar, maka langkah berikutnya adalah pemberian motivasi.
Motivasi penting untuk merangsang semangat belajar awal pada anak. Adapun alternative yang dapat digunakan dalam memotivasi anak sebelum belajar bisa melalui permainan. Ada banyak permainan yang dapat digunakan untuk mendorong semangat pada anak, salah satunya adalah permainan tradisional. Berikut 3(tiga) permainan tradisional seru yang dapat memotivasi anak belajar di rumah selama pandemi.
- Petak Umpet