Mohon tunggu...
Diana NurZaharo
Diana NurZaharo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UIN Walisongo Semarang

enjoy :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Mengembangkan Bakat Seni Pada Anak Usia Dini

13 Juni 2023   04:27 Diperbarui: 13 Juni 2023   04:41 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak merupakan anugerah dari Allah SWT yang patut untuk disyukuri kehadirannya karena anak adalah satu-satunya penerus generasi sebelumnya yang diharapkan bisa menjadi tauladan atau contoh  baik untuk generasi berikutnya. Anak terlahir dengan bakat dan karakter masing-masing. Banyak dari orang tua yang ingin menjadikan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, kreatif, berwawasan luas, dan berkarakter.  Dapat diketahui pada usia dini adalah usia dimana anak mencapai periode emas pada periode ini anak dapat melaksanakan proses stimulasi yang aktif sebagai bekal usia perkembangan dan pertumbuhannya saat dewasa nanti. Salah satu pengembangan yang bisa menstimulasi otak anak adalah dengan pengembangan seni. Tidak semua anak terlahir dengan bakat seni namun, bakat seni pada anak bisa dibentuk dan dikembangkan sejak usia dini. Pada usia dini anak sudah  mampu untuk menerima pengajaran berkaitan dengan keterampilan dan sebagai dasar proses berpikir melalui otak.

Setiap anak memiliki dua bagian otak yang fungsinya saling berbeda yaitu otak bagian kiri dan kanan. Pada otak kiri biasanya dicirikan dengan angka, tulisan, bahasa, hitungan, logika, matematis, dan terstruktur. Lain halnya dengan otak kanan yang biasanya dicirikan dengan kreativitas atau seni, musik, warna, tidak terstruktur, dan cenderung kurang memperhatikan hal-hal yang mendetail.  Untuk mengembangkan anak agar mencapai kecerdasan yang seimbang, kedua otak ini harus distimulasi secara beriringan; termasuk dalam aspek pengembangan seni. Febiolla Priscilla Setiawan (2010) mengemukakan bahwa pada pendidikan seni memiliki peran penting untuk membantu merangsang pertumbuhan otak kanan anak. Pengajaran seni yang diberikan pada anak usia dini terbukti dapat menambah kecerdasan ekspresi pada anak, pemahaman pada sisi kemanusiaan, kepekaan dan konsentrasi yang tinggi, serta menambah kreativitas yang cukup tinggi pada anak. Oleh karena itu, diharapkan anak usia dini dengan diberikan keluasan untuk mengembangkan bakat seninya seperti menulis puisi, menyanyi, memainkan alat musik, dan melukis. Kegiatan tersbeut akan memudahkan anak untuk mencapai puncak prestasi anak. 

Contohnya ketika anak melukis, biasanya pikiran anak akan mengingat benda-benda dan seseorang yang sudah pernah anak lihat. Oleh karena itu, daya ingat anak ini akan terus terlatih. Selain itu, melukis juga dapat mengembangkan kreativitas pada anak karena dengan melukis anak akan menciptakan atau menggambar sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Banyak ide lama menjadi baru ketika anak melukis atau menggambar. Contohnya ketika ia mengambar sebuah pedesaan, anak akan menambah gambar sawah, awan, dan burung. Padahal dari pemandangan pedesaan yang ia lihat tidak ada sawah atau burung. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi atau kreativitas pada anak mulai tumbuh. Dengan melukis anak juga dapat meningkatkan kosakata dan perbendaharaan bahasa. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta anak menjelaskan apa yang anak gambar, dan menuliskan cerita pada gambar tersebut. Hal ini dilakukan guna mengembangkan daya khayal atau imajinasi anak saat melukis. 

Dari aspek sosio-emosi, pengembangan seni pada anak usia dini dapat berfungsi sebagai alat untuk mengasah kepekaan pada anak dan menumbuhkan rasa kepedulian di lingkungan sosialnya. Dengan anak didorong untuk membuat puisi anak akan mengeluarkan perasaan dan anggapan yang terpendam pada hatinya ketika melihat kondisi di lingkungan terdekatnya. Anak akan lebih memperhatikan dan responsif dengan kondisi dan kejadian apa saja yang ada di lingkungan sekitar anak, dan membantu memunculkan rasa empati anak pada kondisi di sekitarnya. Pengembangan seni pada anak dapat diwujudukan dengan menegeluarkan emosi sehat tanpa menyakiti dan menganggu orang lain. Anak dapat bernyanyi dengan teriak-teriak, menggambar dan mencoret-mencoret buku gambar, atau menari dengan sesuka hati. Sehingga emosi yang dikeluarkan anak akan diwujudkan dalam bentuk kesenian. Fungsi seni pada anak sendiri yaitu dapat meningkatkan kepercayaan diri pada anak,karena ketika tampil nyanyi atau menari di panggung anak akanmenunjukkan diri di depan teman dan gurunya, anak akan menganggap bahwa kelebihan yang ia miliki dapat membuat orang lain dan dirinya bangga selain itu menari dan musik juga dapat mengasah gerakan motorik kasar karena anak akan selalu bergerak. 

Sesuai dengan konsep dasar Montessori yaitu “follow the child”. Konsep ini meliputi pembelajaran yang disesuaikan dengan bakat dan minat anak. Menurutnya ketika anak memiliki bakat dan minat pada kesenian, maka anak akan menerima pembelajaran yang berkaitan dengan kesenian juga. Konsep “follow the child” ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki anak. Beberapa manfaat dari metode Montessori adalah sebagai berikut :

  • Anak akan lebih mandiri. Anak yang diberi pembelajaran dengan metode Montessori akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri. Hal ini disebabkan kurikulum metode Montessori terdapat satu poin yaitu metode practical life dimana anak akan dilatih untuk dapat menyelesaikan tugas sehari-harinya tanpa bantuan dari orang dewasa. Materi dari practical life terdiri dari : menyiapkan makanan, mengikat tali sepatu, minum sendiri, dan mandi sendiri tanpa bantuan oran terdekatnya. 
  • Membantu mengasah kemampuan motorik anak. Dalam hal ini metode Montessori bertujuan untuk membantu melatih dan mempertajam saraf motorik, baik pada motorik halus maupun kasar.
  • Anak akan lebih kritis. Dengan diberikan materi-materi anak akan terlatih untun memecahkan masalah dan mencari solusi dari setiap permsalaan yang ada. Masalah tersebut berbentuk permainan sedehana tetapi dapat melatih jiwa kritis pada diri anak.
  • Membentuk kreativitas pada diri anak. Materi pada metode Montessori tidak terlalu membatasi gerak anak saat belajar dan bermain. Anak yang diberikan ruang gerak yang cukup bebas dan imajinasi yang tidak terbatas anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kreatif.
  • Mampu untuk bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Anak yang diberi metode Montessori akan lebih mudah dan cepat untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, mampu bekerja sama, dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun