Mohon tunggu...
Diana RahmahRadliyah
Diana RahmahRadliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Perbankan Syariah

Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Perbankan Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKM 221 Grahita | Sosialisasi Parenting dan Perbaikan Gizi Stunting

15 Januari 2024   10:35 Diperbarui: 15 Januari 2024   11:41 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis, 11 Januari 2024 kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 221 mengadakan sosialisasi stunting dan gizi di Posyandu Dusun Petungpapak Desa Sukodadi. 

Kegiatan sosialisasi gizi dan parenting ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang pentingnya gizi dan pola asuh yang baik bagi balita. Sosialisasi ini melibatkan tenaga kesehatan, bidan, kader desa dan masyarakat Dusun Petungpapak. Serta penyampaian materi oleh Dosen Psikologi UIN Malang ibu Rika Fu'aturrosida S.Psi, M.A

Adanya sosialisasi ini memberikan manfaat untuk mencegah stunting, ibu Rika menekankan pentingnya memberikan nutrisi yang tepat dan lengkap lewat makanan pokok, berupa makanan yang kaya protein hewani, lemak, dan kalori, dimulai dari olahan telur, ikan, daging, susu, keju, tahu, tempe, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah makanan yang mengandung gula, garam, atau lemak jenuh berlebih, seperti permen, kue, keripik, gorengan, dan minuman bersoda.

Ibu Rika juga menyampaikan materi terkait parenting, yaitu meliputi cara mendidik balita agar memiliki karakter positif, kreatif, dan mandiri. Salah satu cara yang disarankan adalah menghindari penggunaan kata "jangan" yang bersifat negatif dan menimbulkan rasa takut atau marah pada anak. Sebagai gantinya, orang tua dapat menggunakan kata-kata yang bersifat positif dan memberikan alasan yang logis, misalnya "Ayo, kita bereskan mainanmu sekarang, biar kamarmu rapi dan tidak ada yang terinjak" atau "Kamu boleh bermain di luar, tapi jangan lupa pakai topi dan tabir surya, ya. Biar kulitmu tidak terbakar matahari"

Selain itu, ibu Rika juga memberikan tips tentang cara bermain dan belajar yang menyenangkan dan bermanfaat untuk anak-anak dan balita. Beberapa contohnya adalah bermain puzzle, lego, origami, atau permainan lain yang melatih keterampilan motorik seperti membaca buku cerita, dongeng, atau komik yang menambah wawasan dan imajinasi anak.

Terakhir, ibu Rika menjelaskan tentang cara mengatasi tantrum atau kemarahan pada anak. Tantrum adalah kejadian yang wajar terjadi pada setiap anak, terutama pada usia 1-4 tahun. Tantrum biasanya dipicu oleh faktor-faktor seperti lapar, haus, lelah, bosan, frustrasi, atau tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Untuk menghadapi tantrum, orang tua perlu bersikap tenang, sabar, dan konsisten. Jangan menuruti kemauan anak yang tidak masuk akal atau memberi hukuman fisik yang dapat merusak kepercayaan dan harga diri anak. Sebaliknya, berikan perhatian, pelukan, dan pujian pada anak ketika ia berhasil mengendalikan emosinya.

Harapannya dengan adanya sosialisasi ini, para ibu Dusun Petungpapak bisa mengaplikasikan ilmunya, sehingga dapat memecahkan segala permasalahan yang dihadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun