Yang paling menarik perhatian keluarga saya adalah burung merak. Kami menunggu lama untuk melihat corak sayapnya yang indah untuk mengabadikannya dalam sebuah potret namun burung ini tidak juga menampilkan coraknya yang membuat kami berpindah ke satwa lain.
 Keluarga saya pernah memelihara monyet saat tinggal di Pontianak. Kami melihat bekantan yang memiliki wajah lucu dan berbeda dengan monyet lainnya. Hidungnya besar. Ibu saya memperingati saya untuk tidak berdiri terlalu dekat dengan bekantan dan jenis monyet lainnya karena dulu Bapak saya sempat mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan dengan monyet peliharaannya sendiri.Â
Monyet peliharaan Bapak saya sempat buang air di wajah Bapak saya. Sehingga Ketika melihat pergerakan monyet yang sedikit mencurigakan Ibu langsung menarik saya untuk mundur. Kami juga melihat monyet terkecil di dunia yang sangat menggemaskan. Sayangnya saya tidak mengabadikan berbagai satwa tersebut karena belum memiliki ponsel pribadi.
 Setelah cukup lelah berkeliling di Jatim Park 2, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati perbekalan yang telah disiapkan. Keluarga besar saya tidak beristirahat terlalu lama karena ingin melanjutkan perjalanan ke destinasi kedua yaitu Museum Angkut.Â
Lokasinya tidak terlalu jauh dari Jatim Park 2. Hanya berjarak 2.3 km tetapi karena suasana liburan yang ramai jalanan menjadi macet sehingga perjalanan yang dekat terasa seperti jauh.
Di Museum Angkut terdapat banyak sekali transportasi mulai dari tradisional hingga modern. Termasuk mobil mewah yang langka. Keluarga saya mengambil banyak foto di kamera. Museum Angkut memberikan vibes aesthetic dan saat pertama saya melihat jalanan di Museum Angkut saya sempat beranggapan seperti tidak berada di Indonesia.Â
Toilet juga bersih walaupun saya juga sempat mengalami pengalaman kurang menyenangkan di toilet Museum Angkut. Bukan karena toilet tersebut kurang bersih atau ada yang mengalami kerusakan, Tetapi saya diserobot oleh anak kecil tanpa permisi padahal di belakang saya juga banyak yang mengomel karena terlalu lama menunggu.
Setelah itu saya dan keluarga lanjut berkeliling melihat transportasi lain. Kami juga membeli souvenir sebagai kenang-kenangan dan oleh-oleh.
Awalnya kami berencana untuk melanjutkan perjalanan ke Selecta, namun karena sudah terlalu lelah kami mencari penginapan dan melanjutkan perjalanan di hari esok. Saya tidak terlalu ingat dengan nama penginapannya. Kami menyewa 2 villa. 1 untuk keluarga perempuan, dan satu untuk keluarga laki-laki.Â
Tepat di depan kamar keluarga wanita ada kolam renang yang tidak terlalu besar. Ada cerita sedikit horror di villa ini. Tapi saya tidak mengetahui kejadian asli karena kondisi tubuh saya sedang tidak terlalu baik yang membuat saya harus tidur lebih cepat setelah minum obat demam.Â
Saya diceritakan oleh Ibu saya bahwa anak dari sepupu saya awalnya diajak untuk duduk di luar. Tapi anak itu menolak karena melihat ada pocong. Semua yang ada di situ sontak bertatapan satu sama lain dan bergegas menutup pintu. Memang villa tersebut dekat dengan perkebunan seperti hutan.Â