Mohon tunggu...
Diana Agustin
Diana Agustin Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 13 Depok

Seseorang yang senang bermimpi dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengenang Ibu di Momen Pembagian Raport

3 Januari 2024   10:17 Diperbarui: 3 Januari 2024   10:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang penuh dengan kesederhanaan...Tidak pernah memuji anak-anaknya di depan umum. Apalagi di depan anak itu sendiri. Ketika sedang berbicara dengan Bapak tentang perkembangan prestasi belajar anaknya yang meningkat pesat lengkap dengan kalimat-kalimat pujian, itu dilakukannya saat anak-anaknya sedang tidur.

Ketika kecewa dan marah dengan anaknya karena dapat laporan yang kurang menyenangkan dari guru, Ibu tidak akan meluapkannya di tempat umum ( sekolah). Beliau akan marah dan meluapkan emosinya kepada ketika sudah tiba di rumah.

Aah, momen bagi raport hari ini yang bertepatan dengan perayaan hari Ibu mendadak menimbulkan gerimis di hatiku. Sosok akan Ibu tercinta yang sudah berpulang ke pangkuanNYA seolah hadir di kepalaku bersamaan dengan lintasan memori yang masih begitu kuat melekat. Memori saat aku dulu menjadi murid dan sedang menanti pembagian raport bersama Ibu.

Ibuku yang sederhana, yang tidak pernah menunjukkan rasa antusias atau bangga berlebihan di depan umum ketika Sang Anak meraih prestasi. Yang sikapnya seolah datar dan tidak lebay,  yang baru aku ketahui alasan dari sikapnya itu semata-mata  karena tidak ingin Sang anak menjadi ujub dan besar kepala.

Ibuku yang sederhana, yang tidak pernah menunjukkan rasa kecewanya secara berlebihan dan membanding-bandingkan ketika salah satu prestasi belajar anaknya ada yang anjlok dan turun. Beliau selalu berusaha bersikap adil. Tidak ada pujian dan antusiasme yang berlebihan, tidak ada juga rasa marah atau kecewa yang ditinggikan. Baginya semua anak sama. Jika nilai raport anak yang satu lebih bagus dan nilai raport anak yang lain kurang bagus, semua harus mendapat perhatian yang sama.

Jika ada kekesalan yang memang harus diluapkan, maka beliau akan memanggil salah satu di antara kami dan mengajak berbicara empat mata. Di mana anak yang lain tidak boleh mendengar. Sifat adilnya juga terlihat saat kami semua mendapatkan hadiah atas prestasi belajar yang kami raih. Semua dapat hadiah. Baik yang dapat rangking ataupun yang tidak. Dan tentu saja itu membuat kami semua sumringah dan bahagia.

Begitulah Ibuku dengan sikap dan karakternya dalam mendidik kami. Dan setiap momen pembagian raport adalah momen dimana aku pertama kali mengetahui bagaimana pola didik dan pola asuhnya terhadap kami anak-anaknya yaitu  ketika beliau tidak pernah menunjukkan ekspresi atau antusiasme yang berlebihan di depan umum terhadap prestasi belajar anaknya. Baik ketika nilai anaknya meningkat ataupun turun. Ibuku selalu berusaha nampak biasa saja. Tidak ada pujian atau sanjungan yang berlebihan apalagi kemarahan yang menyeramkan.

Aah Ibu, rasanya kenangan tentangmu tidak akan pernah habis dan lekang di makan waktu. Terimakasih Bu, sudah hadir pagi ini dan membawaku dalam lintasan memori tentang pembagian raport di saat masa sekolah dulu. Terima kasih atas segala nilai-nilai hidup dan didikanmu selama ini. Cinta dan kasih sayangmu yang masih selalu kurasakan hingga kini sampai ke denyut nadi. Kerinduan akanmu tidak akan pernah sirna dan akan selalu abadi sampai nanti kita dipertemukan kembali dalam keabadian, Bu....

Tak terasa gerimis di hatiku meluap menjadi butiran bening yang menghangat di sudut mata. Aku rindu, mengapa waktu begitu cepat berlalu. Rindu akan momen-momen dulu sewaktu Ibu masih bersamaku. Sekarang meskipun jasadnya sudah pergi, tapi cinta kasih dan kenangan tentangnya akan selalu hidup dan membersamaiku selamanya.....

Suara salam dan ketukan pintu mengejutkanku. Orangtua murid sudah mulai berdatangan dan bersiap masuk ke ruang kelas. Aku pun mempersilahkan mereka masuk.

Selamat hari Ibu...Ibuku tercinta...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun