Salah satu nyatanya adalah mahasiwa yang menggunakan lebih dari dua device untuk mengimbangi antara pembelajaran jarak jauh dengan rapat organisasi atau kepanitiaan.
Ambisi serta produktivitas berlebihan tersebut mampu menguras waktu istirahat yang berdampak buruk bagi kesehatan mental hingga berujung kelelahan secara fisik serta psikis.Â
Maka dari itu, diperlukan adanya kontrol diri untuk mengatur setiap kegiatan yang dilakukan agar tidak melampaui kapasitas. Sebab, Â anggapan yang mengatakan bahwa sibuk sama dengan produktif itu keliru.Â
Secara garis besar, sibuk menekankan pada kuantitas, kerja keras, tidak memiliki fokus, perfeksionis, dan selalu merasa tidak mempunyai waktu istirahat karena berkutat dengan kegiatan padat dan kesempurnaannya.Â
Namun, produktif  merupakan seseorang yang menekankan pada kualitas. Fokusnya bukan tertuju pada 'sebanyak dan sesempurna appa kegiatannya', tetapi 'apa tujuan melakukan kegiatan tersebut dan apakah sudah mencapai goals-nya'.Â
Maka dari itu, orang produktif bukan melakukan kerja keras, melainkan kerja cerdas. Sehingga mereka tidak menghabiskan banyak waktu untuk satu kegiatan saja.Â
Nah, jika ingin produktif di masa muda, lebih baik memfokuskan diri terhadap satu atau dua hal yang memang menjadi passion.Â
Hindari memborong kegiatan berdasarkan ikut-ikutan atau anggapan 'mumpung masih muda'. Lebih baik mengikuti sedikit tetapi mampu meningkatkan skill, daripada banyak tetetapi berisikp menganggu kesehatan mental.Â
Tak perlu membandingkan pencapaian orang lain dengan diri sendiri, apalagi mengikuti standar mereka. Sebab, setiap orang memiliki jalan kesukesaan masing-masing.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H