Mohon tunggu...
Diana Widiastuti
Diana Widiastuti Mohon Tunggu... Guru - Saya mengelola satuan PAUD di Kota Yogyakarta

Saya mengelola sebuah satuan PAUD di kota Yogyakarta, dengan nama Growing Play Group. Saya merintisnya sejak tahun 2012. Sejak awal berdirinya, Growing Play Group sudah memposisikan diri sebagai PAUD inklusi. Pendidikan terakhir saya adalah S2 Manajemen Pendidikan. Namun saat ini saya sedang mengambil kuliah S1 Psikologi di Universitas Proklamasi 45 di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Machiavellianisme dalam Film Searching

19 Desember 2023   01:01 Diperbarui: 19 Desember 2023   01:17 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Searching diproduksi di Amerika dan rilis pada tahun 2018. Film ini disutradarai oleh Aneesh Chaganty dan ditulis oleh Chaganty dan Sev Ohanian. Diceritakan David Kim, ayah seorang gadis yang bernama Margot Kim, nampak sangat perhatian terhadap anak gadisnya tersebut sampai hal-hal yang detail. Suatu ketika David Kim merasa anak gadisnya tersebut 'menghilang', reaksi yang ditunjukkan David cukup tenang, agak panik namun tidak kehilangan akal sehat untuk mencari keberadaan putrinya melalui media sosial dan memanfaatkan keahliannya searching secara digital.

Melalui akun sosial media putrinya yang berhasil diretas, David mendapatkan beberapa nama teman Margot. Menurut beberapa temannya tersebut, Margot nyaris tidak punya teman, bahkan tidak ada yang peduli terhadap keberadaannya. Namun di pertengahan film, ketika berita Margot mulai viral, banyak orang yang seolah-olah peduli atau mengatakan kebohongan-kebohongan agar bisa terkenal.

David telah melaporkan perihal hilangnya Margot ini kepada kepolisian dan Vic, detektif yang bertugas untuk mencari Margot. Namun David tidak berpangku tangan begitu saja kepada kepolisian, dengan keahliannya dia terus melacak aktivitas Margot selama ini, seperti diketahui bahwa Margot tidak pernah membayarkan les pianonya, mengumpulkan dan mengirimkan uang tersebut untuk teman yang dikenalnya di dunia maya.

Detektif mengatakan bahwa Margot kabur dari rumah, namun David tak percaya karena Margot selalu menelepon dirinya minimal 3x sehari dan nampak baik-baik saja. Mobil Margot ditemukan di dasar sebuah danau namun dirinya tidak berada didalamnya. David tidak pernah menyerah mencari putrinya. Suatu ketika muncul kecurigaan terhadap adik David sendiri, ternyata Margot dan pamannya sering mengisap kokain dan Margot sering menceritakan betapa sibuknya David terhadap pekerjaannya.

Detektif menemukan fakta baru melalui rekaman video seorang residivis yang telah membunuh dan memutilasi Margot sebelum dirinya sendiri bunuh diri. David masih tidak percaya putrinya telah tiada, ia terus menelusuri lewat jejaring sosial, sehingga David menemukan fakta bahwa selama ini Vic telah mengarahkan David kepada bukti-bukti palsu. Setelah Vic ditangkap, terungkap bahwa Margot ternyata telah ditipu oleh putranya Vic, yaitu Robert melalui penyamarannya di media sosial. Ketika Margot mengetahui penipuan itu, Robert panik dan mendorong Margot ke dasar jurang, dimana akhirnya Margot ditemukan dalam keadaan hidup dan terluka parah.

Vic yang merupakan otak konspirasi bukti-bukti palsu, sanggup melakukan apapun untuk melindungi Robert, putra semata wayangnya, meskipun harus memaksa narapidana binaannya untuk membuat kesaksian palsu kemudian membunuh napi tersebut. Ibu yang sangat penyayang terhadap anaknya, namun sadis dan dingin terhadap penderitaan orang lain.

Dari review singkat tentang film ini, saya ingin fokus menganalisa perilaku machiavellianisme dari sudut pandang psikologi. Menurut saya, Robert, Vic, dan beberapa teman Margot memiliki kepribadian machiavellianisme atau biasa disebut manipulatif. Dirangkum dari buku Machiavelli - The First Century: Studies in Enthusiasm, Hostility, and Irrelevance (2005) oleh Sydney Anglo, kepribadian machiavellianism dalam psikologi mengacu kepada kepribadian yang fokus pada kepentingannya sendiri sehingga mereka akan melakukan segala cara untuk mewujudkan tujuan mereka. Karakteristik orang-orang yang memiliki kepribadian machiavellianisme, yaitu: Sering memuji, berbohong, dan menipu untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka adalah orang-orang yang memiliki rencana jangka panjang dan akan memastikan untuk mewujudkan rencana tersebut. Selain itu, mereka juga mampu membaca orang dan menggunakan ketakutan atau kelemahan lawan mereka. Lebih memperdulikan diri mereka sendiri daripada orang lain. Mereka bisa sangat tidak setia karena tekad mereka untuk mendapatkan tujuan dapat membuatnya mengabaikan moralitas atau ikatan kepercayaan dengan orang lain. Mereka memiliki ambisi besar dan akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya (Johana, 2022).

Awalnya Robert membuat akun palsu  dengan menggunakan nama dan foto orang lain, kemudian mengikuti Margot di Instagram. Setelah itu mereka berteman secara online, dan Robert mulai mendapatkan simpati Margot sehingga Margot memberikan uang les pianonya. Kebenaran yang terungkaplah yang membuat Robert nekat mendorong Margot ke jurang lalu mengadu kepada ibunya, Detektif Vic. Setelah berita kehilangan Margot mulai viral, teman-teman yang awalnya tidak peduli, tiba-tiba menjadi manusia-manusia yang 'peduli' demi menjadi terkenal. Ada pula yang membuat kebohongan tanpa memikirkan perasaan David Kim, ayah Margot, hanya demi bisa terkenal di media sosial. Orang dengan kepribadian machiavellianisme semakin banyak bermunculan sebagai efek dari media sosial. Tidak perlu keahlian apapun orang bisa terkenal dan diundang oleh TV Nasional, entah itu dampaknya akan menyakiti orang lain atau merugikan pihak lain, mereka tidak peduli, asalkan bisa terkenal.

Sebetulnya masih banyak lagi yang bisa diulas dalam film Searching ini dari sudut pandang psikologis. Teori-teori dari beberapa ahli bisa kita munculkan lebih lanjut. Saya sendiri menyukai film-film thriller penuh misteri yang menegangkan namun tanpa darah ini. Saya salut dengan pemain dan sutradara yang mengarahkan film ini dengan baik, terutama kegiatan searching-nya David, seolah-olah kita diajak searching oleh David dan kita mendapatkan point of view yang tepat agar lebih menghayati film.

Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun