#1 Pemilihan Ketua & Wakil KetuaÂ
Serial ini menceritakan tentang sembilan orang guru yang yang bekerja di suatu sekolah. Sembilan orang ini, pecah menjadi beberapa geng yang terdiri atas dua orang, satu orang, dan enam orang. Geng yang terdiri atas dua orang disebut geng bos, geng yang terdiri atas satu orang disebut geng musafir, dang geng yang terdiri atas enam orang disebut geng kopi dalgona.
Disebut geng bos karena memang mereka itu adalah bos, atau aslinya memang ketua dan wakil ketua. Disebut geng musafir karena dia tidak pernah berada di tempatnya, selalu berpindah-pindah entah dimana. Disebut geng kopi dalgona karena geng tersebut suka sekali meracik dan membuat kopi, tetapi waktu itu yang sedang tren sekali adalah kopi dalgona.
Meskipun terdiri atas enam orang, tapi geng kopi dalgona terpecah lagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri atas tiga orang, sering banget kumpul bareng karena memang satu ruangan dan mendidik di mapel yang sama. Kelompok kedua terdiri atas dua orang, paling muda, dan suka pergi entah kemana. Dan kelompok ketiga terdiri atas satu orang, sering terpisah karena memang ruangannya berbeda dan mendidik mapel yang berbeda.
Cerita ini berawal pada saat pandemi Covid-19, tetapi terjadi pada tahun 2020. Masa pandemi ini adalah masa banyak pekerjaan dilakukan dari rumah, baik instansi negeri atau swasta, termasuk kami para guru.
Siswa belajar dari rumah. Guru pun ada yang bekerja dari rumah. Namun, saat Covid sedang tidak ganas-ganasnya, sebagian guru digilir piket untuk masuk ke sekolah, meskipun dengan jumlah yang sangat dibatasi dan harus mematuhi protokol kesehatan.
Tetapi tetap, tidak sesibuk seperti hari aktif, ada masanya guru-guru yang dipiketkan di sekolah itu, dapat duduk-duduk dan santai. Hal ini karena banyak rapat yang ditiadakan, banyak agenda yang bersifat mengumpulkan massa juga ditiadakan, dan yang pasti jam mengajar siswa juga dibatasi, yang biasanya satu jamnya 45 menit, karena pertimbangan kuota siswa dan tingkat ke-stress-an siswa, perjamnya maksimal hanya 30 menit.Â
Maka, seperti hari ini, hari Senin, jam 08.00 pagi karena tidak ada jam mengajar, kami pun duduk di gazebo depan kantor kami.
Yang dimaksud kami adalah, geng kopi dalgona yang terdiri atas tiga orang tadi, aku sendiri, Alia, dan dua temanku, Liyana dan Halima.
"Kosong, kosong, kosong?" Tanyaku sambil menunjuk diriku dan teman-temanku yang berjumlah dua orang itu dengan telunjuk tanganku. Kosong itu artinya tidak ada jadwal mengajar.
Aku sendiri memang kosong hari ini.