Difa melempar ponselnya dengan kesal saat Mario usai menelpon. Ia kesal karena kekasihnya itu lupa pada hari ulang tahunnya! Ya jikapun tadi mario mengatakan ingat hari ulang tahunnya, namun apa artinya bagi Difa karena ada orang lain yang telah memberi ucapan terlebih dahulu dari pacarnya itu. Siapa lagi kalo bukan para kru dan pemain di lokasi tempatnya syuting striping ini. Surprise party, katanya. Tepat jam 12 malam! Liat saja besok pasti ramai jadi perbincangan di infotainment.
Difa masih cemberut, kesal pada mario meskipun paginya dia datang ke rumah Difa sambil membawa sebuket bunga lily segar dan sebuah cincin berlian sebagai kado ultahnya.
" Maafkan aku, Baby. Aku nggak tau bakal ada surprise party di lokasi syutingmu.." kata Mario merajuk saat menemui Difa. Tangannya menyerahkan kado yang telah dipersiapkannya untuk Difa sejak beberapa hari lalu.
" Harusnya kamu tetap datang. Itu kan malam spesial aku.." jawab Difa manyun, tangannya masih enggan menerima kado dari mario.
Mario menghela nafas. Acapkali Difa memang Sangat kekanakan, namun entah kenapa Mario tetap saja mencintai kekasihnya ini. Bukan karena dia artis. Tapi karena c.i.n.t.a. Dia suka semua yang ada pada diri Difa.
" Baby.. Selamat ulang tahun ya. Dan maukah kamu menikah dengan aku..? " lanjut Mario sambil berusaha membuka sendiri kotak kecil yang berisi sebuah cincin.
Difa speccless. Heran bercampur kaget nampak jelas tergambar di wajahnya yang imut, tak menyangka akan di lamar Mario di hari ulang tahunnya. Uh, sungguh-sungguh sebuah surprise party ini namanya! Bakal jadi berita besar buat para wartawan infotainment.
" Mungkin momentnya nggak tepat ya, baby.. "
" Ah..uh.. Nggak papa kok hunny.." wajah Difa langsung merona. Senyum manisnya mulai mengembang lagi. Mario merasa lega pacarnya yang disayangi itu sudah nggak marah lagi.
Apalagi kemudian Difa mengangguk malu-malu. Hati Mario langsung berbunga-bunga seperti dulu awal berjumpa dengan Difa.
" Kalo gitu ikut aku yuk. Aku ada kejutan lain buat kamu..." kata Mario sambil tangannya memegang Difa, tak sabar mengajaknya pergi.
Keduanya melaju diatas jalan raya dan tak lama kemudian tiba di sebuah perumahan elit. Perumahan itu nampak mewah dengan sistem cluster dan penjagaan satu pintu oleh satpam berseragam, serta fasilitas cctv. Hati Difa bertanya-tanya. Rumah siapakah ini? Setau dia rumah keluarga Mario bukan disini. Meski bingung, dia ikut saja saat Mario mengajaknya masuk ke salah satu rumah itu. Bahkan mario sendiri yang memegang kuncinya!