Mohon tunggu...
Diana Wahyuningtias
Diana Wahyuningtias Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

mom of two yg suka masak, membaca dan makan.\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen: Cita-citaku? Jadi Artis !

20 September 2011   01:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Traraaaa.... !" ujar Mario bergaya bak menyambut tamu agung, saat pintu sudah dibukanya.
Difa masih terpana. Di dalamnya rumah itu makin terlihat elegan. Dengan furniture yang modern, wall paper yang anggun serta penataan yang sempurna. Difa sungguh merasa sangat nyaman berada disitu.

" Rumah siapa, Hun..?" tanyanya pada Mario, sambil matanya asyik berkeliling menikmati detail keindahan suasana rumah.

" Rumah aku.. Untuk kita"

Difa melotot. " Rumah kamu..? " tanyanya nyaris tak percaya. Mario kekasihnya yang tampan itu juga berprofesi sebagai artis, namun beberapa tahun terakhir dia sepi order. Jarang muncul di layar tancep, eh.. Layar kaca! Darimana dapet uang buanyaak untuk membeli rumah mewah ini, batin Difa meragu.

" Kenapa..? Nggak percaya aku bisa beliin kamu rumah seperti ini? Ini kan rumah idamanmu beb. Aku berusaha keras agar bisa mewujudkan impianmu. Apa sih yang enggak untuk kamu..." kata Mario setengah bercanda, tangannya mencubit kecil pipi Difa yang chubby. Difa tersenyum manis, tangannya dilingkarkan di lengan Mario. Manja.

Ya, Difa memang sudah lama memimpikan bisa tinggal dan menjadi ratu di rumah yang mewah. Walaupun dia artis namun ternyata penghasilannya mesti mengalah untuk diberikan kepada keluarganya yang membutuhkan. Ibu, bapak dan adiknya selama ini sangat menggantungkan hidup dari penghasilan Difa. Ia tulang punggung keluarga, dan Difa maklum.

Bapaknya dulu punya pekerjaan cukup mapan, sebagai teknisi di sebuah BUMN penerbangan. Namun saat ia SMP, bapaknya yang baik itu terkena musibah kecelakaan kerja. Tangannya terkena baling-baling pesawat saat sedang melakukan pengecekan kelaikan pesawat sebelum terbang. Sedang ibunya ibu rumah tangga, dan adiknya masih butuh banyak biaya.

Beruntunglah Difa cantik, dengan kulit bagai pualam, semampai dan berbakat. Kini ia bisa mengangkat derajat keluarganya menjadi lebih baik. Ya, walau impiannya untuk tinggal di rumah mewah harus di tundanya, ternyata Tuhan berkenan mengabulkan itu meski lewat Mario. Difa harus menikah dengan Mario agar dapat menjadi ratu sesungguhnya di rumah yang sedang dikaguminya ini.

Hatinya bahagia sekali. Lalu di peluknya Mario dan satu buah ciuman tambahan mendarat di pipi kirinya. Mario balas memeluk Difa, erat.

**********

Lagi. Dilihatnya di acara infotainment itu Mario menggandeng dan tertawa mesra dengan gadis berambut ikal. Difa meradang. Dia benci sekali. Rasanya ingin membanting saja teve 14" di depannya itu. Bagaimana bisa wartawan itu malah menampilkan mario dengan perempuan lain. Kemana rekaman-rekaman yang kemarin mereka ambil saat dirinya ulang tahun dan mengabarkan berita pernikahan?
Tangannya hendak meraih teve di depannya, saat sebuah tangan kekar berusaha menghalangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun