Mohon tunggu...
Dian Kurniasari
Dian Kurniasari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Creative and superlative

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemirsa Harus "Kritis"

28 Maret 2013   16:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian dari kita mungkin tidak menyadari besarnya pengaruh media terhadap kehidupan bermasyarakat dewasa ini. Banyak yang begitu menikmati pusaran arus informasi yang membuat siapapun terlena dengan kemudahan akses yang ditawarkannya. Mulai dari berita politik, ekonomi, dan sosial budaya, sampai gossip yang tidak jelas kebenarannya. Semua diserap begitu saja tanpa bertanya “benar gak sih?”.

Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan mengikuti arus informasi yang mereka terima dari media, entah itu media elektronik, digital, ataupun cetak tanpa berpikir kritis apakah informasi tersebut benar adanya atau hanya permainan media untuk membentuk pikiran kita. Masyarakat awam seakan-akan hanyut pada informasi tanpa memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang salah. Kebanyakan menyisihkan  pemikiran kritis mereka dan percaya saja dengan apa yang mereka dapatkan dari media. Padahal media belum tentu benar kan?

Ditambah lagi hak privasi melalui sensor dari masing masing orang tidak bisa dijaga oleh media. Banyak kasus yang mengungkapkan siapa tersangka dari suatu kasus, padahal beberapa instansi telah memberikan inisial saja demi menghormati asas praduga tak bersalah. Lihat saja Raffi Ahmad yang kini namanya jatuh akibat pemberitaan di media. Dia adalah korban dari aggresifitas kaum media. Namun kita tidak peduli dan tetap menikmati berita yang disuguhkan. Jika saja masyarakat bisa lebih kritis dan berani mengungkapkan keberatan atas tindakan kaum media. Pastinya tidak ada yang dirugikan bukan?

Pelaku media pada umumnya hanya menjelaskan fenomena yang terjadi di masyarakat. Padahal tidak cukup dengan menjelaskan saja. Mereka harusnya memiliki pengetahuan yang luas agar dapat memahami fenomena yang ada dan memberitahukan hal tersebut pada masyarakat secara cerdas. Dengan begitu masyarakat bisa memetakan masalah yang ada dengan baik. Tidak perlu ada bumbu dalam tiap berita, cukup menampilkan fakta yang ada.

Tidak sedikit media yang memberitakan suatu masalah dengan bias. Misalnya saja saat banjir di Jakarta beberapa waktu lalu. Di tampilan gambar bahkan tidak disebutkan gambar itu diambil pukul berapa, bisa jadi yang ditampilkan memang banjir di daerah setempat, namun bisa jadi saat berita diturunkan keadaannya tidak lagi sesuai dengan gambar yang disajikan. Kadang media juga mengira-ngira dalamnya banjir. Saat dilihat dari tayangan reporter jelas kedalaman banjir tidak sampai lutut, tapi bisa saja reporter menyebutkan bahwa tingginya lebih dari 50 cm. Kalau sudah begini masyarakat bukannya terbantu tapi justru menjadi lebih panik.

Saya setuju bila pendidikan media diberikan sejak dini kepada siswa sekolah dasar. Tidak perlu dikhususkan pada mata pelajaran baru, cukup disisipkan pada tiap mata pelajaran, seperti bahasa Indonesia, atau Ilmu Pengetahuan Sosial mungkin? Meskipun terlihat sepele, pendidikan media ini perlu mengingat banyaknya informasi yang bisa kita terima dari media. Pengetahuan itu misalnya apa itu media, bagaimana menggunakan media dengan bijak, perilaku sopan dalam sosial media, dan masih banyak lagi. Masyarakat harus memahami apa itu media agar bisa menggunakannya dengan baik dan bijaksana. Masyarakat juga harusnya aktif dalam menerima informasi dari media agar kita tidak mudah panik dan emosi ketika mendengar suatu masalah dari media.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun