Mohon tunggu...
Dian Ariffahmi
Dian Ariffahmi Mohon Tunggu... Penulis - Dulunya anak Ekonomi di Kampus Semanggi, sekarang mahasiswi di Universitas Siber Asia, Corporate Communication practitioner, and a mother in spirit

Halo, nama saya Dian. Ibu pekerja beranak 2 yang sehari-harinya sibuk bekerja, belajar, dan seringkali salah saat bilang kanan tapi maksudnya belok kiri. Punya cita-cita besar yang cuma sebatas angan-angan karena pada akhirnya hanya rebahan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kecanggihan Digital Marketing 4.0: Tidak Punya Barang Saja Bisa Dagang

24 Juli 2024   11:01 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://evermos.com/home/panduan/reseller/shopee/cara-daftar-reseller-shopee/

4. Act

Setelah melewati ketiga tahap di atas, akhirnya audiens memberanikan diri untuk masuk ke tahap act. Ya, audiens akhirnya membeli produk yang mereka sukai. 

5. Advocate

Jika pelanggan puas akan produk yang dibelinya, mereka akan melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu advocate.

Dengan kata lain, mereka merekomendasikan produk yang mereka beli dengan memberikan feedback, rekomendasi lewat tanggapan atau ulasan yang dapat dilakukan online maupun offline. Singkatnya, I rekomen Bun! 

Sekarang kita kembali bahas metode jualan ala Scamper. Tapi, yang kita bahas bukan produk baru yang dihasilkan dengan penciptaan produk lewat tahapan metode Scamper melainkan cara berjualan baru yang menurut saya adalah cara yang dijalankan dengan tahapan penciptaan ala Scamper. 

Program Marketplace Affiliator

Berawal dari scrolling sosmed di jam-jam bengong. Lewat story Instagram terlihat ada beberapa orang populer yang kasih link sebuah produk yang "katanya" dipakai sama anaknya. Saya pikir, "wah ternyata orang kaya beli baju anak 50 ribuan dan katanya kualitas premium. Boleh nih!"

Selanjutnya makin kesini si orang populer ini makin sering sharing link. Bahkan sampai dibikin page khusus tempat dimana dia kasih link barang-barang yang dia beli. "Oh mungkin dia diendorse sama sellernya," begitu kata hati. 

Tapi makin kesini makin random dan bikin hati bertanya, apakah orang-orang yang endorse dia ini gak merasa rugi ya? Kan dia udah promosiin barang orang lain. Lalu sebaran link ini mulai masuk ke ranah ibu-ibu komplek. Dari situ saya mulai penasaran. Bukan kenapa-kenapa, karena ada ibu tetangga yang terkenal barang-barangnya hebring, kok kasih rekomen tas anak 100 ribuan? Bingung dong. 

Akhirnya saya tahu ada program dari salah satu marketplace namanya program Affiliate. Program Affiliate ini adalah program dimana orang bisa berjualan dari barang orang lain dengan cara menyebarkan link penjualan milik pedagang tersebut, disertai dengan konten kreatif berupa testimoni atau ajakan beli. Paling sering sih testimoni. Isinya tentang kepuasan si orang tersebut terhadap barang yang dia beli, dan merekomendasikan orang lain untuk ikut beli. Metode yang menarik! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun