Keterlibatan blogger diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat, dalam hal ini menyampaikan nilai penting cagar budaya dan menjaga kelestariannya.
Sedangkan Putra Putri Batik DIY dan pegiat UMKM batik secara khusus diharapkan dapat menggali inspirasi motif-motif batik dari relief yang terdapat pada Candi Sari dan Candi Kalasan.
Fakta Menarik tentang Candi Sari dan Candi Kalasan
Candi Sari terletak di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sementara itu Candi Kalasan berada di sisi timur lautnya, tepatnya di Desa Kalibening, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.Â
Kedua candi ini memang tak sepopuler Candi Prambanan padahal hanya berjarak sekitar 3 kilometer. Meskipun dekat, sayangnya belum banyak wisatawan yang berkunjung. Saya pun terhitung baru dua kali ke Candi Sari dan satu kali ke Kalasan.Â
Beruntung sekali pada kunjungan berikutnya, saya turut dalam rombongan Kunjung Cagar Budaya dan dipandu oleh Mbak Sinta (Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X) dan Mas Erwin (Komunitas Malam Museum). Jika tidak barangkali saya belum tentu berkunjung lagi.
Melalui penjelasan yang lengkap, akurat dan runtut kami tidak hanya diajak sekadar mengenal kedua candi tersebut tetapi juga menguak serangkaian fakta menarik mulai dari sejarah pembangunan candi, fungsi candi di masa lalu, penemuan kembali, proses pemugaran candi serta relief candi dan maknanya
Candi Sari dan Candi Kalasan dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan, sekitar abad ke-8 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Hal ini diperkuat dengan adanya kesamaan penggunaan bajralepa pada kedua bangunan candi.
Bajralepa adalah semacam lapisan yang digunakan untuk melapisi bagian luar candi. Konon lapisan ini akan membuat bangunan candi berkilauan saat sinar bulan menyinarinya. Hingga saat ini para ahli belum menemukan komposisi bahan yang tepat untuk membuat bajralepa.Â
Mbak Sinta juga mengungkapkan fakta menyedihkan ketika proses restorasi atau pemugaran candi. Hilangnya batu candi yang ternyata digunakan untuk keperluan pembangunan jalan raya dan rumah pada masa penjajahan Belanda.Â