Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Misa Kudus Bersama Paus Fransiskus di GBK, Momen Tak Terlupakan Penuh Berkat dan Sukacita

12 September 2024   11:33 Diperbarui: 12 September 2024   11:38 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/AGUS

Sepekan berlalu sejak kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Selama 4 hari (3-6 September 2024) berada di Jakarta beliau berkunjung ke sejumlah tempat. Diawali kunjungan kehormatan kepada  Presiden Indonesia Joko Widodo dan pertemuan dengan kalangan pemerintahan, masyarakat sipil dan korps diplomatik di Istana Negara. 

Esok harinya, Paus Fransiskus mengadakan pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesus di Kedutaan Besar Vatikan. Setelah itu Paus menghadiri pertemuan para Uskup, Imam, Diakon, pelaku hidup bakti, Seminaris dan Katekis di Gereja Katedral dan pertemuan kaum muda Scholas di Grha Pemuda, Katedral. Jadwal berikutnya 5 September 2024, diadakan pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal bertempat di Kantor Pusat Konferensi Wali Gereja Indonesia dan Misa Kudus di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Kunjungan Pimpinan Gereja Katolik Dunia ke Indonesia kali ini adalah kunjungan ketiga. Sebelumnya Indonesia pernah dikunjungi oleh Paus Paulus VI tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II tahun 1989, sudah 35 tahun yang lalu. 

Pendaftaran Misa Paus di GBK

Seakan tidak ingin melewatkan momen berharga, saya berniat ke Jakarta untuk berjumpa Paus Fransiskus. Satu-satunya peluang yang saya miliki adalah mengikuti Misa Kudus yang menjadi penutup rangkaian kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia. 

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Sejak berita kunjungan Paus ke Indonesia resmi dirilis pada Jumat 12 April 2024, saya rajin memantau media sosial untuk mendapatkan informasi Misa Paus. 

Selang 3 bulan kemudian, tanggal 5 Juli 2024 saya mendapatkan pengumuman pendaftaran Misa Paus melalui WAG lingkungan. Pendaftaran dilayani di Sekretariat Paroki Bintaran dengan membawa fotokopi KTP dari tanggal 6-7 Juli 2024. 

Hanya tersedia 25 kuota untuk satu paroki, jika pendaftar melebihi jumlah kuota akan dilalukan seleksi dengan cara diundi. Setelah mendaftar, hari berikutnya saya menerima pesan WA terpilih sebagai peserta Misa Paus di Gelora Bung Karno (GBK) mewakili Paroki Santo Yusuf Bintaran Yogyakarta. Puji Tuhan, senangnya luar biasa. 

Persiapan  Peserta Misa dari Paroki Bintaran 

Meskipun terhitung masih dua bulan tetapi ada banyak hal yang harus disiapkan. Pertemuan sebelum keberangkatan diperlukan untuk berkoordinasi. Bapak Benny dan Bapak Bowo adalah koordinator/PIC Misa Paus dari Bintaran. 

Seluruh peserta hadir pada pertemuan pertama tanggal 12 Juli 2024. Perkenalan sekaligus koordinasi awal terkait dengan apa saja yang harus disiapkan dan kelengkapan administrasi. Koordinator rombongan menekankan pentingnya kesiapan hati dan menjaga kesehatan.

Tanggal 22 Agustus kami bertemu lagi dengan agenda pembagian atribut misa berupa topi dan kaos. Pada pertemuan ini disampaikan pula guide book dan aturan yang harus dipatuhi oleh umat. Mengingat kunjungan Paus ke Indonesia tidak hanya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik tetapi juga sebagai tamu negara, ada banyak protokoler yang harus dipatuhi. Misalnya, tidak boleh membawa benda berbahan kaca, tongkat selfie termasuk security check sebelum masuk ke stadion.

Koordinasi terakhir dilakukan H-2 keberangkatan, PIC membagikan gelang/wrist band sebagai tiket masuk, jas hujan dan tas transparan. Pada gelang/wristband terdapat barcode nantinya akan discan/diverifikasi oleh petugas. Gelang tersebut juga memuat informasi titik drop off, lokasi gate, letak tempat duduk dan no kursi. Berbahan kain yang cukup tebal, terdapat tulisan POPE Francis di satu sisi dan sisi lainnya adalah gambar bendera Indonesia dan Vatikan 

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Guide Book misa juga sudah di-update dan bisa dipelajari secara mandiri. Teks Misa dan lagu juga sudah tersedia dalam format PDF. Dua hari sebelum berangkat saya hanya perlu packing dan mempersiapkan kondisi badan dengan minum vitamin dan beristirahat yang cukup.

Perjalanan Rombongan Paroki Bintaran Yogyakarta Menuju ke Jakarta

Agar tidak kemrungsung rombongan Bintaran berangkat hari Rabu pagi jam 07.30 dari Gereja Bintaran Yogyakarta. Kami berangkat menggunakan bus melewati jalur tol dan akan berhenti di rest area untuk makan siang/malam, toilet atau isi bensin jika perlu. Sekitar pukul 16.30 bus mulai masuk area Jakarta. Kemacetan mulai terasa, bus kami tersendat-sendat.

Kami menginap di Apsena Residence di daerah Cengkareng, sebelum ke apartemen kami mampir dulu ke Taman Doa Our Lady of Akita di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Taman Doa bernuansa Jepang yang diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignasius Suharyo pada Mei 2024 lalu. 

Tiba di Taman Doa sudah malam sekitar jam 19.30. Kami mengambil sedikit waktu untuk berdoa pribadi di dalam gereja. Secara khusus saya memohon penyertaan Tuhan agar perjalanan dan misa kudus berjalan dengan baik. Setelah selesai kami pun bergegas menuju ke apartemen untuk beristirahat.

Hari yang Dinanti Tiba, Misa Kudus Bersama Paus Fransiskus 

Keesokan harinya, usai sarapan kami bersiap-siap menuju GBK. Setibanya di kawasan GBK sekitar pukul 10.30, bus-bus yang membawa peserta misa sudah mulai berdatangan. Bus mengantre menurunkan penumpang sesuai titik drop off yang sudah ditentukan. Petugas Kepolisian dan Dishub membantu mengarahkan bus.

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Sebanyak 86.000 umat Katolik hadir dalam misa bersama Paus Fransiskus. Dua stadion yang ada di kompleks GBK digunakan untuk menampung umat. Stadion utama diisi 60.000 orang sedangkan stadion madya diperuntukkan komunitas pendidikan, anak sekolah, mahasiswa, guru dan dosen sebanyak 26.000 orang. 

Sesuai dengan gelang tiket, tempat duduk kami berada di stadion utama. Tepatnya di zona purple A. Akses masuk ke stadion lewat pintu Plaza Tenggara. Bus melaju pelan menuju ke titik drop off pintu 6. Sepanjang jalan, dari dalam bus kami membalas lambaian tangan orang-orang yang menyapa kami sambil tersenyum lebar.

Di depan stadion orang-orang sudah berkumpul, ramai sekali. Matahari bersinar terik siang itu. Kami memilih duduk-duduk di bawah pohon sambil menunggu gate dibuka pukul 12.00. Umat yang berdatangan mulai berkumpul di depan security check. Menjelang jam 12.00 mulai terlihat baris demi baris umat yang mengantre bergerak maju. 

Foto: dokpri
Foto: dokpri
Setelah anggota rombongan lengkap kami menuju antrian security check. Ada 3 titik. Pertama pemeriksaan makanan dan minuman. Umat yang kedapatan membawa makanan dan minuman harus merelakannya untuk di-dispose petugas. Titik kedua adalah pengecekan gelang, petugas melakukan scan terhadap QR Code yang ada di gelang masing-masing. Terakhir pengecekan isi tas. 

Alunan lagu Gregorian terdengar semakin jelas saat memasuki tribun. Rombongan dari Keuskupan Agung Semarang termasuk rombongan dari Bintaran berada di tribun lantai 4, paling atas, menghadap ke arah barat. Jarak dengan altar sebenarnya tidak terlalu jauh tapi karena ada di lantai atas rasanya tidak mungkin bisa melihat wajah Paus Fransiskus dengan jelas. Hehehe

Altar tempat Paus memimpin misa didominasi serba putih. Ukuran panggung tidak terlalu luas, background panggung juga putih polos. Hanya ada satu salib diletakkan di tengah atas. Tepat di bawah salib diletakkan kursi tempat duduk Bapa Paus. Kursi tersebut hasil karya guru dan siswa SMK PIKA Semarang. Kursi kayu tersebut tampak kuat dan kokoh jika dilihat dari tribun atas. Tidak ada yang mencolok dari desainnya. Memang sederhana sesuai permintaan Paus Fransiskus.

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Di kanan kiri kursi utama terdapat masing-masing satu kursi. Meja altar sudah tertutup taplak putih. Dekorasi altar juga terlihat simpel. Beberapa tanaman hijau diatur di depan altar dan mimbar lektor/pemazmur. Di sebelah kiri meja altar diletakkan Patung Maria Bunda Segala Bangsa dari Gereja Katedral. Sementara itu di sisi kanan dan kiri meja altar disusun kursi-kursi berwarna merah dan putih, tempat duduk para uskup dan petugas liturgi.  

Satu per satu rombongan mulai masuk ke stadion dan memenuhi tribun atau tempat duduk yang tersedia. Dari pintu masuk seberang satu per satu para Uskup dan Romo juga memasuki stadion dan menempati tempat duduk yang telah disediakan. 

Foto: dokpri
Foto: dokpri

Suster Hedwika, Romo Andreas Subekti dan Romo Yustinus Ardianto menyapa kami dan memandu acara siang itu menunggu misa dimulai. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa penampil menyanyikan lagu gerejani dan nasional. Acara pre-mass sore itu ditutup dengan doa rosario.

Paus Fransiskus tiba di kompleks stadion GBK pukul 16.15. Kedatangannya disambut oleh Bapak Presiden Indonesia Joko Widodo di stadion madya GBK. Paus Fransiskus langsung menyapa umat dengan menaiki Maung, dimulai dari stadion madya terlebih dahulu. 

Viva il Papa, Viva il Papa, Viva Papa Francesco. 

Welcome to Indonesia Papa Francesco, Papa Francesco, Papa Francesco, 

Welcome to Indonesia Papa Francesco, Bienvenido Papa Francesco  

Begitulah teriakan yel yel menggema di seantero stadion menyambut kedatangan Bapa Paus sambil melambai-lambaikan bendera Merah Putih. Yel-yel yang diciptakan khusus tersebut diserukan bergantian dengan lagu Kristus Jaya. 

Paus Fransiskus tidak berhenti melemparkan senyum dan melambaikan tangan ke arah umat. Bapa Paus berhenti beberapa kali untuk memberi berkat  kepada anak-anak. Wah beruntung sekali mereka. 

Pukul 16.45 perayaan ekaristi pun dimulai. Paus Fransiskus memasuki altar diikuti perarakan Kardinal Ignasius Suharyo yang akan memimpin misa sore itu, para uskup dan petugas liturgi. Misa menggunakan sebagian bahasa Latin dan bahasa Indonesia. Homili Paus disampaikan dalam bahasa Italia, subtitle dibaca dilayar.

Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/Agus
Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/Agus

Hati saya tersentuh saat bacaan pertama dibacakan. Suara lektor begitu lantang, intonasinya sangat jelas dan tersampaikan dengan baik. Saya terkejut ketika layar menampilkan jemari sang lektor membaca Kitab Suci huruf Braille. 

Keragaman bahasa di Indonesia ditampakkan dalam doa umat  yang didoakan dalam berbagai bahasa daerah yaitu bahasa Jawa, bahasa Toraja, bahasa Manggarai, bahasa Batak Toba, bahasa Dayak Kanaytn dan bahasa Malind (Merauke, Papua). Petugas persembahan juga mengenakan pakaian adat daerah. Sungguh Indonesia memiliki harta kekayaan keaneka ragaman budaya, harta paling berharga.

Pembagian komuni berjalan lancar. Sebanyak 700 pastur dikerahkan sebagai petugas pembagi komuni di stadion Madya dan stadion GBK. Misa kudus ditutup dengan berkat oleh Paus Fransiskus. Sebelum meninggalkan GBK, Paus Fransiskus berdoa di hadapan patung Bunda Maria yang dikenal dengan nama Maria Bunda Segala Suku.

Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/AGUS
Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/AGUS

Paus Fransiskus sekali lagi melambaikan tangan sambil tersenyum sebelum berbalik meninggalkan altar. Umat dan kelompok paduan suara yang dipimpin oleh Romo Eko mengiringinya dengan nyanyian sebagai lagu penutup. Misa Kudus berakhir pukul 18.20.

Romo dan Suster yang memandu acara meminta kami untuk bersabar menunggu giliran keluar stadion. Umat dipersilakan meninggalkan stadion GBK jika rombongan Bapa Suci telah keluar dari kompleks GBK. Setelah itu, bergiliran dengan umat di stadion madya dilanjutkan dengan umat di stadion utama secara berurutan mulai dari umat yang berada di lapangan. 

Foto:dokpri
Foto:dokpri

Penampilan Lyodra, para Romo dan Suster yang tergabung dalam The Romo dan The Sister seusai misa menambah semarak acara sore itu. Bahkan saat menunggu bus datang, umat juga tetap sabar menunggu sambil menari-nari bersama di area penjemputan. Sekitar pukul 22.30 kami akhirnya berhasil masuk ke bus dan melanjutkan perjalanan kembali ke Yogyakarta.

Pengalaman Iman, Berkat dan Sukacita

Menceritakan kembali pengalaman ini ternyata menjadi tulisan yang sangat panjang. Tapi inilah satu-satunya cara saya merekam setiap detail momen. Masih terasa jelas perasaan haru yang sulit saya ungkapkan ketika melihat Bapa Suci Paus Fransiskus berbalik meninggalkan altar seusai misa sore itu. Perjumpaan singkat dengan Bapa Paus rupanya memberi kesan mendalam.

Foto: dokpri
Foto: dokpri
Merenungkan kembali homili Paus Fransiskus, ada dua pesan yang saya tangkap untuk diri sendiri. Sikap dasar menjadi murid Yesus yaitu mendengarkan sabda dan menghidupi sabda, dan saat berada dalam kegelapan tidak menyerah pada kegagalan dan mengambil sikap untuk berani melangkah maju. 

Tidak lupa Paus Fransiskus memberi pesan kepada bangsa Indonesia untuk membangun peradaban perdamaian dan persaudaraan sejati. Selaras dengan tema kunjungan apostolik Paus Fransiskus di Indonesia: Faith (Iman), Fraternity (Persaudaraan), Compassion (Bela rasa). "Iman yang teguh menghasilkan persaudaraan sejati, sementara persaudaraan sejati diungkapkan dalam belarasa kepada sesama dan semesta"

Umat katolik seluruh Indonesia dipersatukan melalui perayaan ekaristi kudus di GBK sore itu. Meskipun tidak saling mengenal tetapi kami saling menyapa dan berbagi senyuman satu sama lain. Misa Paus juga melibatkan teman-teman difabel sebagai umat, pengisi acara dan petugas liturgi. 

Selama berada di GBK kami semua berupaya menjaga kebersihan dibantu oleh teman-teman Laudato Si yang sangat gercep mengumpulkan sampah. Semua umat tertib mengikuti arahan petugas mulai dari titik drop off, security check, selama perayaan misa sampai kepulangan. Sebuah berkat yang luar biasa sehingga misa bersama Paus Fransiskus berjalan aman dan lancar.

Foto: dokpri
Foto: dokpri
Pada akhirnya saya meyakini setiap orang memiliki kesan masing-masing setelah mengalami perjumpaan dengan Paus Fransiskus. Bagi saya merayakan Ekaristi bersama Paus Fransiskus menjadi perayaan personal perjalanan spiritual. Pengalaman hidup yang tak akan pernah terlupakan dan entah kapan terulang lagi. Saya simpan pengalaman ini dalam hati sebagai kado terindah. 

Besok (13/09) Paus Fransiskus akan kembali ke Vatikan setelah menyelesaikan apostolic journey-nya di Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan terakhir Singapura. Kami berdoa untuk Paus Fransiskus. Terima kasih atas kunjungannya. Berkat dan sukacita menyertai kita semua. Fate Chiasso!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun