Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Misa Kudus Bersama Paus Fransiskus di GBK, Momen Tak Terlupakan Penuh Berkat dan Sukacita

12 September 2024   11:33 Diperbarui: 12 September 2024   11:38 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keragaman bahasa di Indonesia ditampakkan dalam doa umat  yang didoakan dalam berbagai bahasa daerah yaitu bahasa Jawa, bahasa Toraja, bahasa Manggarai, bahasa Batak Toba, bahasa Dayak Kanaytn dan bahasa Malind (Merauke, Papua). Petugas persembahan juga mengenakan pakaian adat daerah. Sungguh Indonesia memiliki harta kekayaan keaneka ragaman budaya, harta paling berharga.

Pembagian komuni berjalan lancar. Sebanyak 700 pastur dikerahkan sebagai petugas pembagi komuni di stadion Madya dan stadion GBK. Misa kudus ditutup dengan berkat oleh Paus Fransiskus. Sebelum meninggalkan GBK, Paus Fransiskus berdoa di hadapan patung Bunda Maria yang dikenal dengan nama Maria Bunda Segala Suku.

Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/AGUS
Foto: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/AGUS

Paus Fransiskus sekali lagi melambaikan tangan sambil tersenyum sebelum berbalik meninggalkan altar. Umat dan kelompok paduan suara yang dipimpin oleh Romo Eko mengiringinya dengan nyanyian sebagai lagu penutup. Misa Kudus berakhir pukul 18.20.

Romo dan Suster yang memandu acara meminta kami untuk bersabar menunggu giliran keluar stadion. Umat dipersilakan meninggalkan stadion GBK jika rombongan Bapa Suci telah keluar dari kompleks GBK. Setelah itu, bergiliran dengan umat di stadion madya dilanjutkan dengan umat di stadion utama secara berurutan mulai dari umat yang berada di lapangan. 

Foto:dokpri
Foto:dokpri

Penampilan Lyodra, para Romo dan Suster yang tergabung dalam The Romo dan The Sister seusai misa menambah semarak acara sore itu. Bahkan saat menunggu bus datang, umat juga tetap sabar menunggu sambil menari-nari bersama di area penjemputan. Sekitar pukul 22.30 kami akhirnya berhasil masuk ke bus dan melanjutkan perjalanan kembali ke Yogyakarta.

Pengalaman Iman, Berkat dan Sukacita

Menceritakan kembali pengalaman ini ternyata menjadi tulisan yang sangat panjang. Tapi inilah satu-satunya cara saya merekam setiap detail momen. Masih terasa jelas perasaan haru yang sulit saya ungkapkan ketika melihat Bapa Suci Paus Fransiskus berbalik meninggalkan altar seusai misa sore itu. Perjumpaan singkat dengan Bapa Paus rupanya memberi kesan mendalam.

Foto: dokpri
Foto: dokpri
Merenungkan kembali homili Paus Fransiskus, ada dua pesan yang saya tangkap untuk diri sendiri. Sikap dasar menjadi murid Yesus yaitu mendengarkan sabda dan menghidupi sabda, dan saat berada dalam kegelapan tidak menyerah pada kegagalan dan mengambil sikap untuk berani melangkah maju. 

Tidak lupa Paus Fransiskus memberi pesan kepada bangsa Indonesia untuk membangun peradaban perdamaian dan persaudaraan sejati. Selaras dengan tema kunjungan apostolik Paus Fransiskus di Indonesia: Faith (Iman), Fraternity (Persaudaraan), Compassion (Bela rasa). "Iman yang teguh menghasilkan persaudaraan sejati, sementara persaudaraan sejati diungkapkan dalam belarasa kepada sesama dan semesta"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun