Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat! Sumbu Filosofi Yogyakarta Jadi Warisan Budaya Dunia

20 September 2023   16:45 Diperbarui: 20 September 2023   16:58 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jogja World Heritage Week 2022 (DokPri)

Selamat! Setelah perjalanan panjang sejak 2014 akhirnya Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee yang berlangsung tanggal 18 September 2023 di Riyadh, Arab Saudi secara resmi mencatat The Cosmological Axis of Yogyakarta  and Its Historic Landmarks ke dalam Daftar Warisan Dunia.

Update informasi ini langsung saya bagikan ke dua kawan Kompasianer dan langsung jadi bahan obrolan grup malam itu. Ya kami sih senang-senang aja karena selama ini emang giat ikut campaign sana sini soal Sumbu Filosofi. 

Kabar gembira ini juga diunggah oleh Pemerintah DIY melakui akun media sosial resminya keesokan harinya. Beragam respon masyarakat terekam melalui interaksi melalui fitur like dan komentar. Respon positif tampak dari dukungan dan apresiasi terhadap pencapaian ini. Ada pula satu dua komentar yang mempertanyakan apa sih manfaatnya status ini buat warga Jogja. 

Sosialisasi Sumbu Filosofi ke Masyarakat

Di sela-sela komentar ucapan selamat, ternyata ada yang belum mengetahui apa itu sumbu filosofi. Padahal satu tahun terakhir ini Pemerintah DIY gencar melakukan publikasi, sosialisasi dan edukasi. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya saya bersama dua kawan Kompasianer aktif dalam kegiatan sosialisasi. Jadi kami sedikit tahu cerita perjalanan Sumbu Filosofi Yogyakarta ke UNESCO. 

Sumbu Filosofi harus diajukan terlebih dahulu ke UNESCO (dimulai tahun 2014) kemudian menjalani serangkaian proses kelayakan. Pihak UNESCO melakukan penilaian dan visitasi pada Agustus 2022 lalu. Perwakilan UNESCO yang dipimpin oleh Bapak Vasu Poshyanandana telah datang ke Yogyakarta mengunjungi kawasan Sumbu Filosofi. 

Sebelum kedatangan Tim UNESCO pemerintah DIY berupaya keras untuk mengenalkan Sumbu Filosofi Yogyakarta ke masyarakat. Akun resmi Instagram @sumbufilosofi milik UPTD Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi (BPKSF), Dinas Kebudayaan DIY sudah rilis sejak 12 Februari 2022 untuk membagikan informasi seputar Sumbu Filosofi. Akun ini sudah memiliki 19 ribu lebih pengikut dan saya salah satu followers-nya hehehe.

BPKSF juga meluncurkan Bus Jogja Heritage Track yang merupakan bagian dari edukasi, publikasi dan sosialisasi tentang Sumbu Filosofi sejak Maret 2022. Peserta program Jogja Heritage Track (selanjutnya disingkat JHT) diajak berkeliling kawasan Sumbu Filosofis meliputi Tugu, Malioboro hingga ke Panggung Krapyak menggunakan bus panoramic. Peserta ditemani seorang edukator yang akan menjelaskan makna Sumbu Filosofis, sejarah Yogyakarta dan kisah-kisah menarik tempat-tempat yang dilewati.

Menjadi Peserta Jogja Heritage Track - Juli 2022 (DokPri)
Menjadi Peserta Jogja Heritage Track - Juli 2022 (DokPri)

Sejak awal peluncuran peminat bus JHT sudah membludak. Terbukti setiap kuota pendaftaran selalu full booked. Kami mencoba peruntungan mendaftarkan diri di tanggal 13 April 2022 dan berhasil mendapatkan jadwal di tanggal 28 Juli 2022. Saat itu masih dalam masa uji coba sehingga pesertanya  terbatas. Sampai saat ini bus JHT masih beroperasi gratis karena dibiayai oleh Danais. Masyarakat bisa melakukan reservasi melalui website jogja heritage. 

Kami juga ikut serta dalam Jogja World Heritage Week  (JWHW) 2022 yang diadakan dari tanggal 1-5 September 2022. Agenda utama event yang baru pertama kali digelar ini memang sengaja diadakan untuk mendukung pengajuan Sumbu Filosofi menuju Warisan Budaya Dunia. Cerita kami mengikuti acara Jogja World Heritage Week sudah ditulis oleh Mbak Agustina Purwantini dengan judul "Jalan-Jalan Pintar Melintasi Sejarah tentang Sumbu Filosofi dan Cagar Budaya"

Jogja World Heritage Week 2022 (DokPri)
Jogja World Heritage Week 2022 (DokPri)

Dinas Kebudayaan kerap mengadakan sarasehan atau diskusi tentang Sumbu Filosofi yang terbuka untuk umum. Dari pantauan @sumbufilosofi, sosialisasi juga dilakukan di kemantren (kecamatan) untuk menjangkau masyarakat di kampung-kampung wilayah Yogyakarta.

Melalui media sosial publikasi dan edukasi mengenai sumbu filosofi sudah cukup menjangkau semua masyarakat. Hanya saja beberapa kalangan yang tidak memiliki akses ke media sosial agak sulit mendapatkan update informasi. 

Contohnya ibu saya sendiri, beliau memang tidak memiliki akun media sosial. Jadi ketika saya bilang kalau Sumbu Filosofi Yogyakarta sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO,  beliau juga tidak tahu apa itu sumbu filosofi. Duh, piye tho iki?

Makna Sumbu Filosofi Secara Universal

Apa itu sumbu filosofi? Sumbu Filosofi adalah konsep tata ruang Kraton Ngayogyakarta  Hadiningrat. Pencetusnya adalah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Saat membangun Kraton Yogyakarta, Sultan HB I mendirikannya dengan berlandaskan pada filosofi Jawa yang sangat kuat yaitu Sangkan Paraning Dumadi. Artinya dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali. Konsep memiliki rmakna siklus hidup manusia dari lahir (sangkan) sampai kembali ke Sang Pencipta (paran).

Konsep Sangkan Paraning Dumadi diwujudkan melalui tiga bangunan yaitu Tugu Golong Gilig/Pal Putih, Kraton Yogyakarta dan Panggung Krapyak. Ketiga bangunan ini berada membentang dari sisi utara ke selatan yang jika ditarik garis membentuk garis lurus dengan Kraton Yogyakarta sebagai poros tengah.

Miniatur Tugu, Kraton dan Panggung Krapyak (DokPri)
Miniatur Tugu, Kraton dan Panggung Krapyak (DokPri)

Filosofi Panggung Krapyak ke utara sampai ke Keraton Yogyakarta menggambarkan perjalanan manusia dari lahir sampai beranjak dewasa, dikenal dengan konsep Sangkaning Dumadi. Sementara itu dari Tugu Golong Gilig/Pal Putih ke selatan sampai Keraton Yogyakarta merupakan konsep Paraning Dumadi yang menggambarkan perjalanan manusia setelah meninggal menghadap Sang Kholiq.

Konsep tata ruang yang memiliki nilai filosofis tinggi ini merupakan warisan budaya leluhur yang tidak ternilai. Tidak hanya bagi rakyat Jogja tetapi juga bagi dunia. Sumbu Filosofi Yogyakarta dinilai memiliki makna penting secara universal sehingga diakui sebagai warisan dunia. 

Penetapan Sumbu Filosofi Sebagai Warisan Budaya Dunia

Sumbu Filosofi Yogyakarta menambah daftar warisan dunia yang ada di Indonesia menjadi 6 yaitu Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012) dan Tambang Batubara Ombilin Sawah Lunto (2019) dan Sumbu Filosofi Yogyakarta (2023). 

Dunia semakin mengenal Indonesia tidak hanya keindahan alam dan keragaman suku bangsa tetapi juga kekayaan warisan budayanya. Warisan-warisan budaya baik benda atau tak benda inilah yang harus kita jaga bersama. Upaya pelestarian dan perlindungan perlu diupayakan salah satunya dengan menjadikannya bagian dari Warisan Dunia. 

Papan informasi di Panggung Krapyak (DokPri)
Papan informasi di Panggung Krapyak (DokPri)

Situs yang ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO haruslah memiliki Outstanding Universal Value (OUV) atau nilai universal yang luar biasa berkaitan dengan warisan budaya yang melampaui batas nasional dan merupakan kepentingan bersama bagi generasi sekarang dan masa depan manusia. 

Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai Properti Warisan Dunia berdasarkan kriteria I sebagai mahakarya jenius kreatif dalam hal perencanaan kota pada abad ke-18 M yang dikembangkan menggunakan pengetahuan perencanaan dan desain kota yang telah diturunkan dari generasi ke generasi melalui istana Kerajaan Mataram sejak abad ke 16.

Penutup

Dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia, tentu  saja daya tarik Yogyakarta sebagai kota pariwisata semakin kuat.  Sukur-sukur bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Mudah-mudahan kawasan Sumbu Filosofi dikelola secara optimal dan memberikan manfaat kepada masyarakat luas khususnya Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun