Namun ada spot baru yang boleh dikunjungi yaitu Museum Daur Hidup. Sesuai namanya museum ini secara khusus menyajikan upacara tradisi daur hidup yang dilakukan oleh Keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat salah satunya rangkaian upacara perkawinan.Â
Ada juga ruang Laboratorium Konservasi. Di sini pengunjung dapat menyaksikan segala macam proses konservasi atau pemeliharaan benda-benda kuno. Perawatan semua barang koleksi Kraton Yogyakarta ini dilakukan secara berkala oleh tenaga konservator.
Kami juga mengunjungi pameran temporer Narawandira yang saat itu sedang di Kraton Yogyakarta. Pameran Narawandira: Kraton, Alam dan Kontinuitas ini secara tematik menampilkan berbagai macam vegetasi yang berada di lingkungan Kraton Yogyakarta yang tentu saja memiliki nilai historis dan makna filosofis.
Selesai mengelilingi bagian dalam Kraton berhenti sejenak untuk menyaksikan pementasan wayang golek di Bangsal Sri Manganti. Menjelang jam 11.00 kami beranjak dan melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya yaitu Museum Wahanarata.
Audiensi bersama GKR Bendara di Museum Wahanarata
Sambil menunggu kedatangan GKR Bendara kami menyempatkan diri untuk berkeliling museum Wahanarata. Sebagai tambahan informasi, Museum Wahanarata adalah nama baru untuk Museum Kereta Keraton Ngayogyakarta. Museum ini ditata ulang dan dibuka kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 18 Juli 2023.
Audiensi  berlangsung di ruang pertemuan museum yang berada di sisi utara. Sekitar jam 11.15 acara dimulai dan diikuti juga oleh teman-teman KOTEKA yang berada di luar Yogyakarta dan di luar negeri secara online melalui zoom. Â
Dialog berlangsung interaktif. Pertanyaan datang dari  peserta yang hadir offline dan juga online. Berikut ini rangkuman poin-poin diskusi selama kurang lebih satu setengah jam berbincang dengan GKR Bendara.Â
GKR Bendara adalah anak ke 5 (putri bungsu) dari Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas. Beliau memiliki jabatan di Keraton Yogyakarta sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya, divisi keraton yang berwenang atas museum, kearsipan/perpustakaan, aset dan kesenian.
Sebagai lulusan International Hospitality and Tourism Management di IMI Switzerland, jabatan sebagai Penghageng Nitya Budaya memang pas dengan latar belakang pendidikan GKR Bendara. Bahkan beliau memperdalam ilmunya dengan melanjutkan pendidikan master jurusan heritage tourism di Edinburgh, Skotlandia.Â
Berbekal ilmu yang dimiliki  dan arahan dari Ngarso Dalem, GKR Bendara membuat perubahan-perubahan di Keraton. Perubahan juga dimaksudkan agar mampu menjawab tantangan yang dihadapi generasi muda dalam menghadapi gempuran budaya asing.Â