Posisi tangan yang diletakkan di cengkolak yang benar bukan memegang tetapi lebih tepatnya menahan. Saat merentangkan tali busur posisi siku sejajar dengan bahu dan mendorong ke arah belakang.Â
Kepala hanya menoleh ke samping, tapi apa daya berulang kali pelatih mengingatkan karena secara otomatis kepala ikut miring.Â
Jelas tidak ada satu pun anak panah saya yang kena sasaran. Baru tiga kali mencoba tangan ini sudah pegal minta ampun. Posisi tangan rasanya masih kurang pas karena anak panah melenceng terlalu ke bawah.Â
Beberapa dari teman KJog cukup parah terkena jepretan tali busur. Apalagi saat kami mencoba jarak 30 meter. Banyak anak panah yang terlempar masih jauh dari posisi bandulan.Â
Belajar Jemparingan Bersama Komunitas Langenastro
Hampir tiga jam rasanya saya masih penasaran dengan permainan jemparingan ini. Memang waktu yang singkat untuk benar-benar ingin melatih fokus dan dapat memanah mengenai sasaran.Â
Paseduluran Langenastro terbuka kepada siapa saja yang ingin belajar jemparingan. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa ikut berlatih.Â
Sebenarnya tidak ada batasan usia tetapi untuk anak-anak alangkah baiknya jika si anak sudah bisa fokus terhadap sesuatu. Usia 9-10 tahun dianggap ideal untuk mulai belajar memanah.
Penutup
Dari latihan jemparingan saya mulai memahami bahwa seni memanah bukan hanya mengolah badan, bukan sekedar olah raga ketangkasa tetapi juga mengolah rasa.Â