Petit Paris Boulangerie. Toko roti Jogja yang berada di kawasan Kotabaru hanya berjarak kira-kira lima menit dari Malioboro. Sengaja memilih yang ada di pusat kota agar teman-teman KJog yang tinggal di luar lingkar Jogja tidak terlalu jauh. Yup, akhirnya di minggu terakhir Desember 2021, selasa sore (28/12) yang lalu saya dan teman-teman Kompasianer Jogja bersua kembali, event offline terakhir di tahun 2021.
Sepanjang perjalanan tadi kondisi jalan cukup lenggang tetapi parkiran di Petit Paris Boulangerie lumayan penuh dengan mobil. Di sini area parkirnya cukup luas sehingga tidak mengganggu jalan raya. Sebuah gedung menghadap ke utara berwana hitam elegan dengan jendela-jendala kaca berbentuk kotak-kotak.
Saya juga melihat sebuah logo besar, berupa tiga garis menyerupai coretan kuas dengan warna biru, putih dan merah berurutan dari atas ke bawah. Biru, putih, merah merupakan warna yang ada di bendera Prancis. Di sebelah logo itu tertulis Petit Paris Boulangerie sudah pasti tulisan itu adalah bahasa Prancis.
Petit berasal dari bahasa Prancis yang artinya kecil atau mungil, boulangerie berarti toko roti. Mengawalinya dari Yogyakarta di jalan Tanjung Tirto, Berbah Sleman, Yogyakarta di sinilah langkah kecil itu di mulai untuk mewujudkan sebuah impian besar, menjadi toko roti di Jogja yang menyajikan produk-produk berkualitas premium.
Di tangan dingin Mr. William Zorati pada bulan Juli Petit Paris Boulangerie mulai mengenalkan produknya. Setahun kemudian di bulan Agustus 2020 gerai pertama di Jalan Abu Bakar Ali No. 18, Kotabaru dibuka. Konsep Parisien Boulangerie (toko roti orang Prancis) menyajikan aneka roti yang diolah dengan resep rahasia Eropa asli yang fresh from the oven.
Memasuki lantai pertama Petit Paris Boulangerie ada deretan roti-roti. Teman-teman KJog sudah menunggu di lantai 2. Ruangannya sendiri cukup nyaman dan luas sehingga ada jarak yang cukup antar pengunjung. Ornamen dan dekorasi bernuansa Natal masih menghiasi tiap sudutnya.
Di sini prokes masih dijalankan, di depan tadi ada tempat cuci tangan dan handsanitiser di dekat pintu masuk. Semua tim Petit Paris Boulangerie juga masih menggunakan masker dengan baik dan benar membuat kita merasa aman.Â
Tiga piring berisi masing-masing 3 mini bun plus butter sudah terhidang untuk menemani cangkir-cangkir the kami. Saya sengaja melewatkan bun ini, tapi beberapa teman yang mencicipinya memberikan komentar enak apalagi butternya yang langsung meleleh di mulut.
Awalnya saya mulai tergoda karena croissant yang saya nantikan tidak kunjung tiba. Akhirnya saya menyeruput teh panas saja dan melanjutkan mengobrol. Sore yang cukup hangat ditambah lagi kami beruntung bisa bertemu dengan Bapak Benny Christiawan selaku Manajer Petit Paris Boulangerie dan Bistro.
Dari obrolan dengan beliau kami bisa mendapatkan sedikit rahasia kelezatan roti di Peti Paris Boulangerie ini. pemilihan bahan dan kualitasnya, menggunakan bahan premium adalah salah satu kuncinya. Jangan heran kalau wangi sepiring croissant hangat yang baru saja lewat di depan saya membuat mata saya berbinar dan mengikuti arah piring tersebut.
Ada empat jenis roti yang tersaji di piring kami croissant, croffle, cruffin dan bonbonette. "Saat croffle sempat viral beberapa waktu yang lalu, croffle kami mengalami peningkatan penjualan yang cukup tinggi,"kata Pak Benny.
Croffle merupakan akronim dari croissant dan waffle, cara membuatnya dengan mencetak adaonan croissant ke cetakan waflle. Pandangan mata saya langsung tertuju pada garlic cheese croffle dan red velvet croffle. Saya tidak langsung mengambilnya karena Pak Benny menjelaskan menu baru lagi vaitu cruffin alias croissant muffin. Bentuknya seperti muffin tetapi menggunakan adonan croissant.
Saya langsung mengambil yang menggunakan coklat. Krez suara pisau beradu dengan kulit luar, suara kres tadi menghilang sesaat ketika mata pisau mengenai bagian dalam. Krez yang terakhir kembali terdengar, sesat sebelum ada bunyi ting. Tandanya pisau saya sudah mengenai piring, saya berhasil membuat potongan cruffin agar lebih mudah masuk ke mulut.
Krez kali ini giliran sepotong cruffin yang beradu dengan ujung-ujung garpu. Dan krez berikutnya kembali terdengar saat menggigit potongan cruffin. Wah renyah sekali dari luar, kebetulan ini cruffin dengan filling coklat. Pas, pilihan tepat bagi seorang fans berat coklat seperti saya.
Ada satu croissant yang menarik perhatian saya, kulit luar croissant ini sengaja dibuat garis warna hijau sama dengan nuansa dekorasi ruangan ini yang masih dalam suasana Natal. "Yang hijau ini berisi abon," jelas Pak Benny. Nah buat mereka yang lebih suka roti dengan rasa savory, varian ini bisa jadi pilihan recommended lho.
Tidak butuh waktu lama untuk menyantap habis semua roti. Di antara semua rot-roti favorit saya adalah cruffin coklat, ya cruffin ini pas dipadankan dengan teh tawar panas, atau segelas kopi apalagi sambil ngobrol seperti sekarang ini, dua jam kami lebih reunian sambil mengicipi sajian roti-roti dari Petit Paris Boulangerie.
Tidak terasa hampir jam tujuh malam, langit diluar mulai gelap. Piring-piring yang tadi penuh dengan aneka roti sekarang kosong. Saatnya beranjak, roti memang menyatukan berbagai pikiran dan perasaan ya. Sebelum pulang saya memutuskan untuk membeli roti sobek coklat. Senang bisa ikut berbagi cerita bersama teman-teman Kjog menutup tahun 2021. Selamat tahun baru, semoga tahun 2022 makin banyak event offlinenya ya hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H