Penyumbang terbesar sampah di seluruh dunia bisa jadi adalah dari rumah tangga. Coba tengoklah berapa kilogram sampah yang kita buang di tiap-tiap rumah dalam satu hari. Andaikata satu orang di tiap rumah menyumbang satu ons saja, bisa dibayangkan ada berapa milyar kilogram sampah yang ada.Â
Kebanyakan sampah memang berasal dari aktivitas sehari-hari. Entah berupa kertas saat membeli gorengan, tas kresek saat beli bumbu dapur di pasar, styrofoam saat membeli bubur ayam atau botol plastik kemasan saus cabe. Semua sampah plastik berpotensi memicu emisi karbon
Sekecil apa pun sampah yang bisa kita kurangi asalkan dilakukan dengan komitmen dan konsisten akan membawa dampak besar buat lingkungan, contohnya membawa tas kain ke pasar, membawa wadah sendiri saat jajan bubur ayam, memilih sabun/sampo kemasan keluarga.
2. Menanam pohon/penghijauan di rumah
Net-zero emissions atau nol emisi bersih artinya karbon negatif. Secara alami karbon dioksida dapat diserap oleh tumbuhan. Proses fotosintesis yang terjadi akan memecah  karbon dioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Membuat hutan mini di rumah adalah salah satu langkah untuk membantu menyuplai oksigen setidaknya di lingkungan tempt tinggal kita.
Kebetulan saya tinggal di perkotaan dengan lahan terbatas untuk menanam pohon-pohon besar. Beruntung tetangga sebelah memiliki halaman belakang yang luas dan penuh pepohonan seperti sawo, jamblang, mangga, jambu. Sebaliknya di depan rumah saya hanya ada beberapa pot tanaman kuping gajah.Â
Beberapa tahun yang lalu pemerintah pernah membagikan tanaman dalam pot besar, tiap-tiap KK (kepala keluarga) mendapat satu pot tanaman buah. Saya kebagian pohon jambu, ukurannya sudah cukup tinggi waktu itu. Sayang sekali pohon jambu itu tidak sampai berbuah dan akhirnya mati. Â Namun ada tetangga yang dapat merawat pohon dengan baik sampai berbuah.
Belum lama ini RT saya mendapatkan bantuan bibit-bibit sayur lengkap dengan kantung-kantung plastik yang bisa digantungkan di tembok untuk media tanam. Bibit bayam, cabe, terung, tomat, sawi dapat tumbuh subur.Â
Alhasil tidak hanya lingkungan sekitar rumah kami yang hijau nan asri kami juga dapat memanen sayur-sayur untuk dikonsumsi. Ada raut bahagia ibu-ibu saat memanen sawi dan bayam. Senyum lebar karena mereka berhasil menghemat uang belanja satu dua hari.Â