Apalagi setelah kami berpapasan dengan dua orang mas-mas yang dengan santainya berjalan di dalam sungai. Rupanya sungai tempat perahu ini mengambang hanya sebatas dada orang dewasa saja, sontak kami tertawa. Perahu karet kami sukses menepi.Â
Selopamioro Adventure Park ini sudah beroperasi hampir 1 tahunan, tetapi mulai ramai sejak 4 bulan terakhir ini. Kekuatan sosial media saat ini adalah sebuah promosi yang bagus, namun harus berbanding lurus dengan pengelolaan yang berkualitas.Â
Catatan saya walaupun dikelola oleh pemerintah lokal dan warga setempat tapi fasilitas yang ada cukup lengkap dengan baik. Ada bungalow-bungalow kecil dan bangku-bangku yang disediakan bagi pengunjung untuk beristirahat dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman.Â
Kebersihan tempat ini terjaga dengan baik, terutama di sungainya. Sepertinya sampah mendapat perhatian khusus disini. Oiya saya melupakan kamar mandi karena kebetulan saya tidak menggunakannya.
"Besok kesini lagi ya mbak, ajak teman-temannya, biar tempat ini tambah ramai", kata mas-mas si pemandu sambil membereskan jaket pelampung kami. "Oke, nanti kami upload deh foto-fotonya di IG biar makin terkenal, makasih ya" jawab saya mantap.Â
Ada hati yang gembira karena sentuhan keramahan. Ya menurut saya selain pemandangan, interaksi dengan masyarakat lokal seperti inilah yang berkesan di hati. Harga air mineral masih lumrah yaitu Rp. 4.000 per botol. Tarif parkir untuk motor juga hanya Rp. 2.000,- . Â "Matur nuwun mba, atos atos nggih," (makasih mba, hati-hati ya) kata si ibu yang menjaga motor saat kami mengulurkan uang parkir.Â
Ketulusan kata-katanya seperti ada angin menyejukkan yang lewat di siang yang panas. Kami pulang. Piknik kami hari Minggu ini berakhir dengan hati yang bahagia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H