Mohon tunggu...
En Karimah
En Karimah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pakai Repellent Saat Menjenguk Penderita DBD

7 Maret 2019   21:21 Diperbarui: 7 Maret 2019   22:12 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Itu DBD?

DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Virus Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti &  Aedes Albopictus, dimana penderitanya mengalami demam tinggi selama berhari-hari  yang dapat disertai pendarahan (contohnya: bintik-bintik merah, mimisan).

Ingat, penyebab penyakit DBD adalah virus dengue, sedangkan nyamuk Aedes spp berperan sebagai perantara  atau juga sering disebut sebagai vektor.

Penularan virus dengue antara nyamuk ke nyamuk terjadi melalui penularan  transexual  (dari nyamuk jantan ke betina saat perkawinan) dan transovarial (dari induk nyamuk ke keturunannya).

Sedangkan penularan antar manusia melalui gigitan nyamuk Aedes spp.

Nyamuk Aedes spp (foto: cermati.com)
Nyamuk Aedes spp (foto: cermati.com)
Proses Infeksi Dalam Tubuh Manusia

Saat nyamuk yang terinfeksi virus menggigit manusia. Mereka berkembangbiak dalam sel retikuloendotelial yang tersebar di beberapa organ tubuh. Masa dimana virus memperbanyak diri ini disebut masa inkubasi. Masa inkubasi virus dengue dalam tubuh manusia sekitar 3 sampai 14 hari sebelum gejala muncul.

Setelah berkembangbiak virus akan masuk ke dalam peredaran darah dan menyebabkan viremia. Viremia adalah masa dimana virus berada di dalam aliran darah sehingga dapat ditularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk dan berlangsung antara satu sampai tujuh hari.

Gambaran klinis yang terjadi pada orang yang terinfeksi virus dengue  dapat berupa Infeksi Tanpa Gejala Demam, Demam Dengue (DD), dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada DD dan DBD ditandai dengan demam tinggin terus menerus selama 2-7 hari. Gejala lain yang dapat muncul pada DBD seperti sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan manifestasi klinis seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh penderita.

Struktur Virus Dengue (gambar: alamy.com)
Struktur Virus Dengue (gambar: alamy.com)
Potensi Carrier

Pada orang terinfeksi  yang memiliki kekebalan tubuh yang kuat, mereka dapat mengalami Infeksi Tanpa Gejala Demam. Bisa kita katakan bahwa mereka "tampak sehat" meskipun dalam tubuhnya  sedang melawan infeksi, dimana saat bersamaan terjadi proses viremia. Di sinilah potensi Carrier (pembawa) terjadi. Carrier tidak merasa sakit namun tanpa disadari sedang membawa virus, yang apabila ada nyamuk Aedes spp yang menggigitnya maka nyamuk tersebut dapat menginfeksi orang lain dengan virus dengue.

Karena tampak sehat, sehingga carrier ini tidak mudah dideteksi dan siapa saja bisa menjadi carrier. Penularan virus dengue melalui transfusi darah seperti yang terjadi di Singapura tahun 2007 yang berasal dari penderita asimptomatik (tanpa gejala) bisa menjadi contoh kasus penularan melalui carrier ini.

Suatu daerah yang sebelumnya belum pernah terdapat kasus DBD kemudian ada, salah satu penyebarannya dapat melalui carrier yang dikaitkan dengan faktor mobilitas penduduk. Di samping juga ada faktor-faktor lain seperti perubahan iklim dan kebersihan lingkungan yang sama pentingnya.

3M Plus (depkes.go.id)
3M Plus (depkes.go.id)
Jargon Lintas Generasi 3M Plus

Banyak upaya yang dilakukan untuk mengendalikan DBD. Salah satunya yaitu pembudayaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yang diintegrasikan bersama program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) yang sudah sering kita dengar. Bukan hanya sekedar selogan tapi 3M PLUS itulah yang berperan mencegah DBD karenanya hingga kini singkatan tersebut masih digunakan.

3M: 1) Menguras penampungan air (termasuk yang terkecil). 2) Menutup rapat-rapat teritama yang sulit dibersihkan. 3) Memanfaatkan barang bekas yang berpotensi menjadi tempat kembang biak nyamuk. Plus:  1) Penaburan larvasida; 2) Pemakaian kelambu tidur; 3) Memelihara ikan pemakan jentik; 4) Menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk; 5) Penggunaan obat nyamuk asap atau semprot; 6) Memakai anti nyamuk topikal/repellent; dan lain-lain .

Ibu Hamil Memakai Repellent (foto: Gisela Niken nikita.grid.id)
Ibu Hamil Memakai Repellent (foto: Gisela Niken nikita.grid.id)
Gunakan Repellent Saat Menjenguk 

Menjenguk orang sakit adalah bagian dari budaya kita. Sebagai bentuk perhatian kepada orang-orang yang kita sayangi dan orang-orang yang berada di sekitar kita. Menggunakan repellent /anti nyamuk saat mengunjungi penderita DBD merupakan tindakan sederhana sebagai salah satu upaya kita memutus rantai penularan dengan mencegah diri kita terinfeksi atau menjadi carrier. 

Tindakan ini menjadi penting, terlebih bila itu anak-anak dan ibu hamil menjenguk ke rumah sakit. Jangan lupa untuk memakai repellent karena anak-anak lebih rentan dan pada ibu hamil DBD berbahaya bagi kandungannya.

Bukan hanya penjenguk tapi  juga penderita dan orang-orang yang berada di sekitar penderita sebaiknya memakai repellent, di samping juga dilakukan upaya-upaya pencegahan lainnya seperti  yang telah diuraikan di atas. Dengan demikian kita bisa menjaga keluarga dan orang-orang di sekitar kita dari infeksi virus dengue.

Salam sehat.

Sumber:
Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue Epidemologi
Depkes
Jurnal UAD
Depkes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun