Mohon tunggu...
Dian Naren
Dian Naren Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi Keamanan Internasional

Mahasiswa Magister Hubungan Internasional Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Diplomasi Pertahanan di Asia (Studi Kasus: India-Amerika Serikat)

20 Juni 2019   19:48 Diperbarui: 20 Juni 2019   20:14 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diplomasi pertahanan merupakan upaya diplomatik baik ke dalam negeri atau pun keluar negeri yang menggunakan perspektif pertahanan negara. Pada hakikatnya tujuan dari adanya diplomasi ini adalah untuk mendapatkan rasa kepercayaan demi keamanan. Hal tersebut juga lah yang selama ini dijalin oleh India dengan Amerika Serikat. 

Makalah ini akan membahas mengenai diplomasi pertahanan India dengan Amerika Serikat yang akan dibagi menjadi tiga bagian; (1). Hubungan bilateral dan kerjasama India dengan Amerika Serikat, (2). Faktor pendorong terjadinya diplomasi pertahanan India-Amerika Serikat, (3). Bukti adanya diplomasi pertahanan antara India dengan Amerika Serikat.

1. Hubungan Bilateral dan Kerjasama India-Amerika Serikat

Hubungan Amerika Serikat-India semakin dekat mulai pada saat pemerintahan Bill Clinton. Selama pemerintahan George W Bush, Amerika Serikat dan India menandatangani sebuah perjanjian nuklir sipil yang meningkatkan motivasi untuk pengembangan hubungan Amerika Serikat-India. 

Setelah Modi menjadi Perdana Menteri India serta Obama menjadi presiden Amerika Serikat, hubungan Amerika Serikat dengan India sangat erat. Pada tahun 2006, pemerintahan Obama secara resmi meningkatkan hubungan India dengan sebutan "Mitra pertahanan utama non-NATO, (non-NATO primary defense partner)," yang menekankan bahwa India adalah mitra utama AS di kawasan Asia Pasifik.

Kemunculan India sebagai salah satu kekuatan ekonomi global membuat posisinya semakin diperhitungkan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat. Amerika Serikat menandatangani kesepakatan kerjasama dengan India dalam kerangka "US-India Strategic Partnership Forum (USISPF)" pada tahun 2014 . 

Dikutip dari usispf.org, hal ini merupakan sebuah komitmen untuk menciptakan kemitraan strategis paling kuat antara Amerika Serikat dengan India melalui promosi perdagangan bilateral untuk bersama-sama mencapai tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, inovasi, inklusi, dan kewirausahaan.

Dalam kemitraan USISPF juga terdapat pilar advokasi kebijakan yang salah satu aspeknya mengenai dirgantara dan pertahanan. Dirgantara dan pertahanan merupakan fokus utama untuk USISPF. 

India terlibat dalam modernisasi militer dengan akuisisi yang berkelanjutan dan program pembangunan yang berat. USISPF berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan Prakarsa Teknologi dan Perdagangan Pertahanan Amerika Serikat-India untuk memastikan keberhasilan industri Amerika Serikat dan India, baik dalam menyediakan kemampuan militer yang canggih, dan secara bersamaan memenuhi mandat 'Make in India'. 

USISPF memimpin diskusi terbuka dan produktif dengan semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang harus dilakukan untuk memajukan hubungan bilateral tersebut, sementara secara bersamaan menentukan peta jalan yang dapat ditindaklanjuti untuk kesuksesan bersama.

Seiring peningkatan hubungan bilateral, pada tahun 2016 Amerika Serikat dan India meratifikasi Memorandum Perjanjian Pertukaran Logistik (Logistics Exchange Memorandum of Agreement -- LEMOA), Communications, Compatibility, Security Agreement (COMCASA), Pertukaran Dasar dan Perjanjian Kerjasama untuk Kerjasama Geo-spasial Basic Exchange and Cooperation Agreement (BECA), serta Perjanjian Keamanan Informasi Militer Umum (General Security of Military Information Agreement -- GSOMIA). 

LEMOA, COMCASA, dan BECA merupakan tiga pakta pertahanan dasar yang perlu ditandatangani oleh suatu negara untuk mendapatkan senjata dan sistem komunikasi canggih dari Amerika Serikat. 

Selain itu, COMCASA bertujuan untuk memungkinkan pembagian data yang terkait dengan komando, kontrol, komunikasi, intelijen komputer, pengawasan, dan pengintaian untuk memberikan gambaran operasional atau taktis bersama. Sedangkan BECA untuk mengakses berbagai data topografi, bahari, dan penerbangan, terlibat dalam pertukaran tenaga ahli utama, dan menerima pelatihan di Sekolah Tinggi Intelijen Geospasial Nasional Amerika Serikat.

Sejak tahun 1992 latihan militer bersama bilateral "Malabar" diadakan setiap tahun yang awalnya hanya terdiri dari Amerika Serikat dan India, hingga pada tahun 2015 menjadi trilateral setelah Jepang secara formal ikut serta dalam latihan militer ini . Latihan bersama trilateral Amerika Serikat, India, Jepang dimulai sejak 2007 selama 10 hari, di Teluk Benggala. 

Pada tahun tersebut bertepatan setelah China melancarkan protes. China saat itu mengatakan bahwa Amerika Serikat mencoba membentuk aliansi pertahanan serupa NATO di Asia. Pada saat Malabar, baik India, Jepang, dan Amerika Serikat serta angkatan lautnya mengerahkan kapal perang terbesar masing-masing. 

Hasil dari latihan bersama tersebut mendapatkan manfaat bagi kedua belah pihak. Kontingen India mendapat pengalaman langsung dalam operasi dengan 'Stryker' Infantry Combat Vehicle sedangkan Angkatan Darat Amerika Serikat mendapatkan wawasan tentang pelatihan unit infanteri di daerah pegunungan.

2. Faktor Pendorong Terjadinya Diplomasi Pertahanan India-Amerika Serikat

Kerjasama antara Amerika Serikat dengan India merupakan bagian dari kebijakan strategis pemerintahan Presiden Barack Obama untuk membendung kekuatan Republik Rakyat Cina di benua Asia . Sebelumnya, Presiden George Bush yang kerap melakukan kunjungan ke India dilihat oleh analis bahwa hal tersebut merupakan upaya jangka panjang untuk memeriksa pengaruh Cina di Asia. 

Senada, seorang peneliti kebijakan luar negeri di Brookings India yang bernama Dhruva Jaishankar menekankan arti penting dari tumbuhnya kemitraan pertahanan Amerika Serikat-India dalam menjaga keseimbangan kekuatan yang diidamkan di Indo-Pasifik. 

Kemitraan ini disebutnya bukan hanya aliansi melainkan sarana berbagi informasi dan aktifitas intelijen yang lebih erat dan mengarah pada interoperabilitas dan bantuan timbal balik dan peningkatan kemampuan yang lebih besar .

Tak hanya Amerika Serikat, India pun juga memiliki keinginan untuk membendung Cina . Terutama dikarenakan India terlibat sengketa wilayah Kashmir bersama Pakistan yang notabene ialah sekutu Cina. Sengketa perbatasan ini sudah berlangsung sejak tahun 1962 dan negosiasi atas perbatasan 2.000 mil sedang berlangsung. Di antara bidang pertikaian, India mengatakan Cina secara ilegal menduduki wilayah India di wilayah Kashmir yang disengketakan. Cina telah mengklaim hak untuk mendarat di negara bagian Arunachal Pradesh, India timur laut. 

Kecurigaan terhadap Cina dan Pakistan diungkapkan pada saat India melakukan uji coba nuklir tahun 1998. Para pejabat India mengatakan bahwa mereka membutuhkan senjata nuklir untuk mencegah Cina. India mewaspadai hubungan lama Cina dengan saingannya Pakistan, termasuk bantuan Cina untuk program senjata nuklir Pakistan dan peran Cina dalam sebuah proyek untuk meningkatkan pelabuhan laut dalam Pakistan di Gwadar.

Maka dari itu, seorang senator dari Massachusetts berpendapat sangat penting peranan Amerika Serikat dalam membantu India memenangkan konflik yang sedang dihadapinya. Richard Nixon, sebelumnya juga menyoroti pentingnya AS membantu India untuk berhasil dalam persaingan antara "dua bangsa besar di Asia." 

Tujuan ini dibuat secara eksplisit dalam dokumen administrasi Eisenhower dan Kennedy, yang menyatakan bahwa itu adalah adalah kepentingan nasional Amerika untuk memperkuat India, bahkan jika negara itu tidak selalu berada di pandangan yang sama dengan Amerika Serikat. 

India dan Amerika Serikat harus terus memperkuat hubungan mereka yang lebih luas satu sama lain yang pada akhirnya dengan sendirinya akan membentuk persepsi dan pilihan Cina. Tetapi baik Amerika Serikat maupun India mereka juga harus terus terlibat dengan Cina, hal ini dapat menguntungkan ketiga negara dan menunjukkan keunggulan kerja sama.

3.Bukti Adanya Diplomasi Pertahanan antara India-Amerika Serikat

Akibat adanya kemitraan strategis yang erat antara India dengan Amerika Serikat, membuat India terhindar dari kebijakan-kebijakan buruk yang diterapkan oleh Amerika Serikat. 

Sebagai contoh pasca diamanatkan oleh Undang-Undang Pencegahan Proliferasi Nuklir 1994, Amerika Serikat memberlakukan sejumlah sanksi ekonomi terhadap India. Namun sanksi tersebut tidak berjalan efektif. Skema sanksi ekonomi yang didukung Amerika Serikat telah gagal dalam sebagian besar kasus. Amerika Serikat juga cenderung gagal melawan India; hanya hukuman ekonomi sederhana yang akan dijatuhkan .

Amerika Serikat juga membebaskan India dari sanksi Iran yang akan memungkinkan India dapat mengimpor sekitar 1,25 juta ton minyak. Selama ini Amerika Serikat telah bersikeras terhadap negara-negara agar mengurangi ketergantungan impor minyak dari Iran. 

Namun kebijakannya ini terbuka untuk keringanan terhadap negara-negara yang berjanji memotong impornya secara signifikan, termasuk India. India mendapat pembebasan bersyarat oleh Amerika Serikat lantaran merupakan salah satu konsumen minyak Iran terbesar. 

India telah mengimpor sekitar 22 juta ton minyak mentah dari Iran pada 2017-18 dan berencana meningkatkannya menjadi sekitar 30 juta ton pada 2018-19. Tetapi, sebagai syarat pengabaian, perusahaan minyak India akan mengurangi impor mereka secara signifikan yakni menjadi impor 1,25 juta ton per bulan hingga Maret 2019 .

Hingga pada kebijakan kontroversial mengenai Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara yang melakukan pembelanjaan militer dengan Rusia. Sejak diberlakukan pada 27 Juli 2018, Amerika telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia dan Cina, serta memberikan ancaman sanksi kepada Qatar, Turki, Arab Saudi, dan Irak.

Meskipun begitu, India yang tetap melakukan penandatanganan kontrak pembelian Sistem Pertahanan Udara S-400 dari Rusia pada 5 Oktober 2018, justru mendapat jaminan bebas sanksi dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James N Mattis   serta Senat dan Komite Angkatan Bersenjata House of Representatives (Kongres)  serta memasukkan pengabaian tersebut dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (National Defense Authorization Act) 2019.

Jaminan ini disampaikan oleh Senator dari Oklahoma, Jim Inhofe yang menganggap ketiga negara itu adalah sekutu strategis AS di Asia. "Mereka (India, Vietnam dan Indonesia) merupakan sekutu strategis dan saat ini sedang membeli peralatan militer dari Rusia.". Meski awalnya Presiden Amerika Serikat, Trump murka dengan keputusan ini, namun dirinya tak berdaya lantaran Senat sudah membuat keputusan bulat .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun