Apakah kamu termasuk orang yang sering overthinking? Sering memikirkan sesuatu hal secara berlebihan? Atau pun sering memikirkan suatu hal yang nyatanya masih belum terjadi dan bahkan hal tersebut masih hanyalah asumsi belaka kita. Overthinking merupakan isitilah yang familiar di kalangan anak muda terlebih mahasiswa.Â
Menurut seorang ahli psikolog (Wirdatul Anisa), overthinking adalah menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan serta dapat menimbulkan kekhawatiran berlebih.Â
Sikap berpikir sebelum melakukan atau memutuskan sesuatu dan kecenderungan berhati-hati dalam mengambil keputusan memang wajar dilakukan karena sebelum mengambil keputusan, kita harus mempertimbangkan dampak postif dan negatif yang dapat terjadi dari keputusan yang diambil.Â
Overthinking juga disebut paralysys analysys, dimana orang tersebut terus menerus memikirkan suatu permasalahan tanpa menemukan solusi (Fakhir, 2019). Dilansir dari majalah Forbes, terdapat beberapa gejala umum yang dialami oleh seoranh overthinker, yaitu sebagai berikut.
- Tidak bisa berhenti khawatir
- Sering khwatir terhadap hal-hal yang tidak dapat dikendalikan
- Selalu mengingat kesalahan yang sudah lewat
- Sering mengingat Kembali momen yang memalukan berulang kali
- Terlalu banyak berandai-andai pada kejadian tidak pernah terjadi
- Mengalami kesulitan tidur
- Tidak mampu berhenti memikirkan perkataan orang lain
- Menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan makna tersembunyi di balik perkataan orang atau peristiwa yang terjadi
- Tidak menyukai orang lain yang mengatakan sesuatu atau bertindak dengan cara yang tidak biasa
- Menghabiskan waktu memikirkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan
Overthinking bisa terjadi pada siapa saja. Orang yang terlalu banyak berpikir menemukan kebiasaan ini sebagai tindakan pencegahan sebelum mengambil keputusan dan membantu mereka memahami situasi dari perspektif yang berbeda.Â
Padahal, kebiasaan ini tidak baik dan seringkali berdampak buruk bagi kesehatan. Kebiasaan terlalu memikirkan segala hal, atau biasa disebut overthinking, bisa berbahaya bagi kesehatan. Tidak hanya menghabiskan banyak waktu tetapi juga menguras energi jika melakukan hal ini selama berjam-jam dan tidak mendapatkan apa-apa. Jangan menganggap remeh dampak yang dapat terjadi dari overthinking. Â
Berikut adalah dampak-dampak buruk yang dapat terjadi saat kamu sedang overthinking.Â
- Kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Orang yang overthinking akan mempertimbangkan banyak hal sebelum menyelesaikan masalah karena cenderung memikirkan kesalahan-kesalahan yang mungking terjadi. Ditambah lagi, jika masalah yang dihadapi merupakan masalah yang masih baru atau belum pernah dialami sebelumnya, mereka cenderung takut untuk melangkah sehingga tidak menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya diselesaikan. Studi eksperimental menunjukkan bahwa orang yang overthinking mendorong mereka untuk menilai masalah mereka sebagai sesuatu yang berlebihan dan tidak  terpecahkan (Lyubomirsky et al., 1999). Contohnya, ketika besok adalah ujian Fisika Dasar, tapi buku Fisika Dasar kamu ketinggalan di kelas. Kamu malah jadi cenderung memikirkan buku kamu yang ketinggalan daripada mempersiapakan diri untuk ujian Fisika Dasar besok harinya. Sebenarnya kamu masih bisa belajar dari catatan Fisika Dasar yang kamu miliki, tapi kamu cenderung berpikir berlebihan dengan berasumsi bahwa materi yang ada di catatan kamu masih tidak cukup atau lengkap dan kamu berasumsi materi ujian yang akan keluar keesokan harinya kemungkinan besar berasal dari buku paket Fisika Dasar. Alhasil, masalah di dalam pikiran kamu bertambah dan produktivitas kamu dalam belajar menjadi berkurang.
- Membuat emosi menjadi tidak stabil atau tidak terkontrol. Kecenderungan berpikir berlebihan dan mempertimbangkan banyak aspek saat ingin memecahkan masalah dapat membuat kamu sulit untuk mengontrol emosi. Bukannya mendapatkan solusi yang terbaik, namun kamu malah cenderung tidak mudah mengendalikan amarah, mudah panik, dan tidak percaya diri. Overthinking dapat menimbulkan tekanan emosional berlebihan yang mendorong seseorang untuk melampiaskan emosinya dengan cara yang tidak sehat, misalnya dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan minuman beralkohol.
- Sulit Tidur. Saat kamu terlalu memikirkan sesuat, dapat juga membuat kamu sulit untuk tertidur. Karena otak masih dipaksa untuk berpikir, kamu jadi sulit memejamkan mata. Kekhawatiran kamu membuat tubuh kamu menjadi tidak tenang. Akibat kekurangan tidur,kamu menjadi kekurangan energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas.
- Energi Menurun. Meskipun tampaknya overthinking tidak terkait dengan aktivitas fisik, hal tersebut masih dapat berdampak pada penurunan energi. Saat kamu sedang overthinking, kamu memaksa otak kamu untuk memikirkan banyak hal berbeda dan tidak mengarah pada sesuatu yang produktif. David Spiegel, direktur Pusat Stres dan Kesehatan Mental Stanford Health Care, mengungkapkan bahwa ketika seseorang terlalu banyak berpikir dan mengalami stres, tubuhnya memproduksi hormon kortisol. Hormon yang berhubungan dengan stres ini dapat menyebabkan kelelahan.
Berikut ini beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi overthinking yang kamu alami
- Berhenti berpikiran negatif. Saat mengalami overthingking kamu akan cenderung memikirkan konsekuensi negatif yang bisa saja kamu terima jika mengambil suatu tindakan. Hal tersebut akan membuat pekerjaan kamu terganggu atau bahkan tidak mengalami progress apapun. Maka untuk menghadapi hal tersebut, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah berhenti berpikiran negatif terhadap hal yang akan terjadi saat kamu melakukan suatu pekerjaan atau tugas. Bisa jadi belum mulai mengerjakan tugas, kamu malah sudah memikirkan hal negative yang sebenarnya tidak terjadi. Hal inilah nantinya membuat kami tidak percaya diri dengan hal yang kamu kerjakan. Cara mengatasinya adalah dengan langsung mengerjakan tugas yang akan diselesaikan dan menentang semua pikiran negatif. Hal terpenting adalah kamu sudah berusaha mencoba semakisimal mungkin, sehingga kamu sudah memiliki progress dari tugas yang akan kamu selesaikan meskipun masih terbilang sedikit.
- Batasi waktu berpikir. Agar pikiran kamu tidak semakin menjalar ke banyak hal, kamu harus membuat Batasan waktumu sendiri untuk berpikir. Misalnya, kamu sedang mempertimbangkan judul penelitian yang ingin kamu kerjakan, maka kamu dapat membuat batasan berapa lama kami memutuskan judul apa yang ingin kamu teliti. Karena jika kamu semakin berlama-lama memikirkan judul yang ingin kamu ambil, kegiatan penelitian kamu dapat terkendala dan akan semakin lama untuk diselesaikan.
- Bersedia menerima kegagalan. Ketika kita mendapatkan hasil yang tidak seperti yang kita bayangkan, kita harus belajar menerimanya. Karena kegagalan pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat kita kendalikan sepenuhnya. Oleh karena itu, jadikan kesalahan sebagai pelajaran agar Anda bisa melakukan sesuatu secara berbeda dan lebih baik.
- Mengubah Fokus dalam Pikiran. Overthinker cenderung memikirkan hal-hal yang belum dialami atau kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Meskipun ini dapat membantu kita tetap siap menghadapi konsekuensi apa pun, itu juga dapat menguras pikiran kita karena tidak ada kepastian hal ini akan terjadi. Jika Anda mulai menahannya, cobalah bangun dan kemudian ingatkan diri Anda untuk fokus pada apa yang ada di depan agar pikiran Anda tidak terlalu terbebani. Bila perlu, ucapkan secara lisan seolah-olah itu adalah mantra agar Anda terus mengingatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H