Mohon tunggu...
Dian Onasis
Dian Onasis Mohon Tunggu... Iruta Penulis -

Dian mulai belajar ngeblog tahun 2003. Sekarang menikmati passionnya di dunia menulis buku, terutama novel anak-anak. Sejak tahun 2008, telah menjadi kontributor untuk lebih dari 30 antologi, dan menghasilkan 7 novel anak.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

[Jalan-Jalan] Kebun Binatang Ragunan, Binatangnya Mannnnaaa?

2 April 2011   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:12 10356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption id="attachment_99564" align="aligncenter" width="640" caption="Kecapekan Jalan, Duduk sebentar ngobrol bareng Billa. "]

13017021881817398900
13017021881817398900
[/caption]



Sigh Seeing By Walking

Akhirnya kami putuskan untuk melihat-lihat binatang-binatangnya dengan berjalan kaki. Aku bersyukur sekali, putriku sangat menikmati suasana bonbin. Ia berlari-lari, sekali-sekali minta gendong, sekali-sekali minta bekal minum atau snack yang sengaja aku bawa dari rumah.

Aku senang di bonbin ini banyak tong sampah. Mudah sekali menemukan tong sampah setiap beberapa meter. Sayangnya para pengunjung banyak yang "tidak melihat" tong sampah itu. Sehingga yang namanya sampah tetap saja ada dimana-mana. Hiks.

Aku juga suka area danau, anginnya kencang, cukup bersih, meskipun aku merasa kurang maksimal pemanfaatnya area danau tersebut. Aku ingat kawasan danau kecil di salah satu taman di Guangzhou, yang dimanfaatkan oleh orang-orang di sana untuk hunting foto, untuk taichi, serta untuk taman bermain keluarga.

Perjalanan kami cukup memberikan kepuasan tersendiri. Akhirnya aku dan keluarga kecilku berhasil menemukan kawasan burung-burung. Meskipun tidak banyak jenisnya, namun lokasinya bagus. Aku juga melihat sekumpulan anak-anak muda pencinta lukisan, "ngejogrok" di depan masing-masing kandang burung itu untuk melukis burung-burung tersebut.

Perjalanan berlanjut. Aku dan keluargaku sempat kebingungan, lagi-lagi soal petunjuk arah. Ada sih petunjuk arahnya, tapi tidak ada petunjuk arah yang kecil yang mengarahkan ke kandang mana saja. Kami akhirnya mencoba meminta peta bonbin di pusat informasi dekat pemberhentian kereta keliling. Aku diberikan selembar kertas print out mengenai lokasi binatang. Kalau melihat petanya sih, buanyaaaak banget binatangnya. Tapi aku tak menemukan sebanyak itu binatang di sana.

Putriku berteriak-teriak memanggil kuda nil. Ia ingin melihat kuda nil secara langsung. "Kuda Nil... ! KUda Niiiil ! Kamu Dimana?" Demikian teriak putri kecilku. Mengingatkanku pada teriakan memanggil seorang teman yang tengah bersembunyi. Hehehe.

Sayangnya hingga akhir perjalanan keliling bonbin, aku tak berhasil menemukan Kuda Nil. Aku juga tak berhasil menemukan Jerapah. Kebetulan semalam sebelum pergi ke bonbin, putriku yang berusia 2 tahun 7 bulan itu menonton film Madagaskar. Sehingga ia tertarik untuk melihat Kuda Nil, Jerapah, Singa dan Zebra. Kalau Zebra aku yakin tak ada. Karena di petunjuk arah juga tak ada keterangan zebra. Hingga akhir perjalanan, putriku hanya bisa puas dengan melihat onta,  singa, harimau Sumatra dan harimau putih saja.

Kami sempat melihat orang utan, berbagai jenis monyet, beberapa jenis binatang air, seperti berang-berang dan buaya (lokasi buaya ini jorok bangeeeeeet). Hanya itu rasanya yang kami lihat. Sempat melewati venue Gorilla, ternyata ditutup. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, jadi kawasan yang baru tersebut ditutup. Mengapa aku yakin itu kawasan baru? Karena catnya masih terang, tamannya masih rapi dan lokasinya lumayan jauuuh masuk ke dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun