Mohon tunggu...
dian arestria
dian arestria Mohon Tunggu... -

seorang yang masih selalu terus belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sepenggal Kisah dari Lombok

31 Oktober 2014   07:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lombok… Sebuah pulau yang indah,. Menentramkan mata dan hati dengan pemandangan birunya laut dan menjulang dengan angkuhnya gunung Rinjani.

Ya, mengunjungi Lombok adalah cita-cita saya dari beberapa tahun yang lalu, tentunya terimakasih kepada seseorang tercinta yang telah membawa saya mewujudkannya. Lombok sebagian kecil dari ”surga dunia”.

Perjalanan yang berlangsung selama empat hari terasa sangat kurang untuk bisa mengunjungi setiap sudut keindahan dari alam pulau yang terletak di Propinsi Nusa Tenggara Barat ini. Berawal dari kembimbangan ingin ikut dalam sebuah tour atau akan mengeksplor sendiri kota Lombok tersebut membuat saya berselancar di dunia maya untuk mencari informasi dan juga bertanya kepada teman-teman yang pernah berkunjung kesana. Akhirnya dengan pertimbangan kebebasan waktu kita dalam menikmati setiap langkah perjalanan kami memutuskan untuk memilih jalan “sendiri” di kota tersebut.

Sayangnya, transportasi umum di pulau ini tidak lancar, sehingga kami harus menyewa mobil dalam perjalanan ini. Kami memutuskan untuk menginap di daerah senggigi 2 malam dan di daerah gili terawang 1 malam.

Tujuan saya di hari pertama adalah tanjung aan, pantai kuta, desa sade, dan pusat kerajinan tenun. Lokasi ini tidak cukup jauh dari bandara. Desa sade merupukan desa yang dihuni oleh masyarakat suku sasak yang terdiri dari sekitar lebih kurang 150 KK. Mereka masih mempertahankan budaya sasak seperti halnya dalam bentuk rumah, bahan pembuatan rumah/atap yaitu dari tanah liat dan daun ilalang. Hal unik lainnya yaitu kebiasaan mengepel rumah dua kali dalam seminggu dengan kotoran kerbau, menurut bapak yang kami Tanya agar lantai rumah menjadi mengkilap. Namun yang menakjubkan cara tersebut tidak meninggalkan bau sedikitpun di dalam rumah.

Tanjung Aan dengan kekhasan pasirnya yang seperti butiran merica (Dokumen pribadi)

Hari berikutnya saya menuju pink beach. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari driver, jalan menuju tempat tersebut sangat jelek. Sebagain besar merupakan jalah tanah yang berlubang, bahkan ada bagian jalan yang terjal. Sangat disayangkan memang, menurut driver kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, akan tetapi belum ada tindakan perbaikan dari pemerintah. Meskipun demikian saya tetap ingin sampai di pantai yang terletak di bagian timur pulau Lombok tersebut. Akhirnya kami memutuskan menggunakan kapal mesin dan berangkat dari tanjung aan. Dari senggigi menuju tanjung aan menghabiskan waktu hampir 2.5 jam

Di atas kapal yang saya tumpangi mengarungi laut menuju tanjung aan (Dokumen pribadi)

Sungguh Maha Besar Allah, dengan indahnya ciptaannya.. mengarungi laut biru, melihat pulau-pulau kecil yang ga berpenghuni, batu-batu karang yang kokoh beridiri meskipun digerus ombak, sungguh-sungguh pemandangan yang menentramkan jiwa.

Putihnya pasir di Pulau cumi (Dokumen Pribadi)

Bersambung… kenangan Lombok 21-24 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun