Mohon tunggu...
Diamar Pipit
Diamar Pipit Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena-fenomena Kenakalan Remaja di Era Globalisasi

23 April 2018   22:52 Diperbarui: 24 April 2018   09:50 5822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juga mengenai kasus kekerasan dan bullying yang terjadi di kalangan remaja dari sabang sampai merauke yang sangat memprihatinkan, "Bullying sudah banyak terjadi tetapi kadang kita cuek enggak peduli. Jadi, seperti kok terus terulang dan tidak ada tindakan yang lebih tegas," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu kepada Okezone, Rabu (19/7/2017).

Fenomena-fenomena tersebut diatas terjadi karena tingkat pengawasan yang lemah, juga karena pemahaman diri yang kurang baik, kurangnya nilai-nilai moral yang tertanam juga minimnya pertahanan pada diri sendiri. Tidak ada pihak yang bisa disalahkan dari terjadinya fenomena-fenomena tersebut diatas, sebab jika kita hanya berfokus pada kesalahan, maka kita tidak akan pernah bisa memperbaiki kesalahan tersebut karena terlalu fokus pada objek siapa yang harus disalahkan. 

Kasus kekerasan, penyalahgunaan narkoba, bullying, sex bebas, sebenarnya bisa kita sikapi dengan baik jika memang dari semua pihak mau bekerja sama, sejauh ini pihak pemerintah juga sudah berusaha dengan sangat baik untuk memberantas kasus narkoba,  bullying, dan fenomena-fenomena lainnya yang terjadi di kalangan remaja. Hanya tinggal bagaimana kita sebagai orang tua bisa memberikan pengawasan dengan baik kepada anak remaja yang memang sedang sangat membutuhkan pengawasan untuk membentuk jati dirinya. 

Juga kita sebagai seorang influencer harus bisa dengan bijak membuat suatu karya yang mana dalam karya tersebut bermuatkan konten yang baik dan mendidik. Tidak ada salahnya untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, atau membagikan kegiatan-kegiatan apa saja yang kita lakukan, akan tetapi alangkah lebih bijaknya apabila kita sebagai seorang tokoh publik yang memiliki lebih banyak peluang untuk dicontoh/ditiru bisa melakukannya dengan cara yang baik dan pantas tanpa menghilangkan  norma-norma kebudayaan yang berlaku di Indonesia.

Hal tersebut akan berdampak baik bagi generasi remaja selanjutnya, karena sebagai seorang influencer apapun yang kita lakukan terlepas dari penilaian baik ataupun buruk hal itu pasti akan dicontoh dan ditiru. Juga tentunya kita sebagai diri sendiri harus memiliki proteksi diri yang kuat, agar supaya kita bisa memilih mana yang baik, mana yang buruk, mana yang bisa di contoh dan mana yang tidak bisa di contoh. 

Karena terlepas dari segala macam usaha yang dilakukan dari luar, perlindungan dan pengawasan yang sebenarnya ada pada diri sendiri, kita sendirilah yang bisa mengontrol kegiatan apapun yang akan kita lakukan, kita sendiri yang bisa menentukan apa yang akan kita akses dengan segala macam kecanggihan iptek yang ada baik itu sesuatu yang baik maupun buruk, oleh sebab itu proteksi diri sendiri adalah hal yang paling penting untuk bisa melindungi diri dari segala macam fenomena-fenomena kenakalan remaja yang sedang terjadi sekarang ini. 

Sejatinya, kita adalah apa yang kita pikirkan, oleh sebab itu kita sebagai kaula muda haruslah berpikiran positif agar kita juga akan terbentuk menjadi pribadi yang positif pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun