Jalan Tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km ini merupakan bagian dari jaringan JORR 2 yang akan menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta hingga Cibitung. Jaringan jalan tol ini berfungsi memecah lalu lintas yang saat ini menumpuk di dalam kota Jakarta, maupun di JORR.
Jalan tol ini juga akan terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Jalan Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran, Jalan Tol Jakarta-Serpong, serta Jalan Tol Serpong-Cinere. Sebelumnya, pada saat pembebasan lahan, sempat terjadi cekcok antara pihak PT dengan Warga, terutama saat akan pembebasan lahan lapangan sepak bola, yang mana warga sekitar menolak pembebasan lahan tersebut sebelum adanya relokasi.
Dampak fisik yang terjadi akibat  adanya pembangunan tol di wilayah desa jombang rawa lele sendiri adalah banyaknya debu debu serta meningkatnya polusi udara yang disebabkan oleh pembebasan lahan dan juga penebangan pohon pohon besar.Â
Alat alat yang digunakan untuk pembebasan lahan juga menggunakan alat alat besar sepeti truk, kontainer, buldozer, dan masih banyak alat alat berat lainnya yang membuat kebisingan atau pencemaran suara disekitaran wilayah pembebasan lahan.
Dampak fisik pembangunan tol juga sangat terasa pada saat hujan turun, jalanan kotor dipenuhi tanah tanah merah akibat dari kendaraan kendaran proyek yang berlalu lalang, dan hal itu menyebabkan akses jalan yang biasa dilalui masyarakat desa Jombang Rawa Lele menjadi sangat licin.
Kegiatan pembangunan jalan tol di desa Jombang Rawa Lele memiliki dampak tersendiri bagi masyarakat, terutama masyarakat yang memang dekat jaraknya dengan pembangunan tol ini, ada masyarakat yang merasa senang dengan adanya pembangunan tol ini, namun juga banyak yang berpendapat negatif tentang pembangunan tol ini.
Putusnya akses jalan menuju SDN 5 Jombang Keramat membuat para warga sekitar resah, sebab dengan terputusnya akses jalan tersebut warga yang mana biasanya hanya menempuh jarak beberapa meter untuk bisa sampai ke sekolah kini harus menempuh perjalan yang cukup jauh dan melewati akses jalan aktif yang mana sangat membahayakan untuk anak - anak kecil (SD) bila berjalan sendirian tanpa pengawasan orang dewasa.
Putusnya akses jalan menuju SDN 5 Jombang Keramat
Mobil - mobil besar serta alat berat yang digunakan dalam pembangunan proyek ini membuat getaran- getaran yang menyebabkan ketidak nyamanan warga sekitar, warga sekitar mengatakan bahwa dari pihak PT sudah memberikan kompensasi untuk segala macam bentuk ketidak nyamanan yang diberikan langsung kepada RT setempat, Akan tetapi sampai saat ini warga sekitar proyek belum juga mendapatkan bentuk kompensasi tersebut.
Dengan adanya kegiatan pembangunan jalan tol di desa Jombang Rawa Lele warga setempat juga  bisa mendapatkan pekerjaan baru dengan membuka warung kopi kecil kecilan atau warung makan sederhana, yang mana dengan membuka warung kopi atau warung makan tersebut, mereka bisa mendapatkan uang tambahan.Â