Mohon tunggu...
Dia Marganita
Dia Marganita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Saya adalah mahasiswa akhir Universitas Diponegoro yang berminat di bidang komunikasi sains. Saya berharap untuk dapat mengembangkan tulisan yang relevan, memberikan wawasan dan menjangkau berbagai lapisan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

KKN-Tematik UNDIP X Exovillage Mengajak Mahasiswa Menggali Potensi di Daerah Tempat Tinggalnya Masing-masing

25 Desember 2021   18:19 Diperbarui: 26 Desember 2021   12:23 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyumanik, Semarang (25/12) - Pandemi Covid-19 di Indonesia, yang telah berlangsung selama 1,5 tahun, telah banyak memukul berbagai sektor usaha di kota maupun daerah atau desa. Terbatasnya akses atau kegiatan di beberapa lokasi baik luar ataupun dalam daerah menyebabkan pendapatan menjadi berkurang atau bahkan tidak cukup untuk memenuhi keberlanjutan usaha. Salah satu yang paling terdampak adalah daerah atau desa yang mengembangkan sektor pariwisata. Beberapa contoh yaitu daerah atau desa bahari, industri kreatif, industri rumahan, kuliner, dan masih banyak lagi lainnya. Selain itu, pandemi menimbulkan kebiasaan baru di masyarakat seperti semakin bergantung terhadap teknologi untuk meminimalisir kontak fisik dan selektif dalam memilih lokasi untuk aktivitas di luar rumah atau tempat tinggal. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa hampir seluruh lini kehidupan sehari-hari kita sekarang menjadi tidak dapat lepas dari penggunaan internet atau piranti mobile, mulai dari kegiatan belajar, jual-beli, pekerjaan, kesehatan, dan lainnya. Melihat tantangan yang muncul saat pandemi ini, Exovillage lahir sebagai start-up yang menyediakan wadah bagi daerah atau desa wisata untuk mengekspose dan memasarkan potensi yang ada.

Exovillage hadir sebagai solusi dari banyaknya tantangan yang dihadapi oleh desa serta kekayaan potensi daerah atau desa di Indonesia. Potensi wisata yang menjadi fokus Exovillage sendiri pun tidak terbatas hanya pada objek fisik namun juga objek non fisik atau kearifan lokal, seperti adat rutin, bersih desa, dan lainnya. Potensi fisik dan non fisik ini kemudian dioptimalisasi dengan kemajuan teknologi. Selain itu, wadah yang disediakan melalui Exovillage dibuat dengan pendekatan ekonomi inklusif bagi masyarakat di desa. Exovillage menciptakan kesempatan dan akses bagi masyarakat desa untuk dapat bersaing dan menjaga keberlanjutan sektor usaha. Kemudian Exovillage saat ini juga melakukan pendekatan kolaboratif dengan stakeholder di antaranya yaitu pemerintah, swasta, dan universitas. Salah satu universitas yang menjadi mitra kolaborasi Exovillage saat ini adalah Universitas Diponegoro. Saat ini, kolaborasi antara Universitas Diponegoro dan Exovillage diwujudkan dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T).

Saya merupakan salah satu peserta KKN-T yang dilaksanakan oleh Universitas Diponegoro dan Exovillage. KKN-T ini mengambil tema yaitu "Pemetaan Potensi Desa dalam Upaya Pencapaian SDGs" dan mengajak kami, para mahasiswa peserta KKN-T, untuk memetakan dan mengekspose potensi wisata atau budaya di domisili masing-masing. Waktu pelaksanaan ini sudah melalui pertimbangan yaitu melihat bahwa kegiatan perkuliahan yang sepenuhnya masih dilaksanakan secara daring dan juga banyak mahasiswa yang pulang ke rumah atau kampungnya masing-masing. Sebagai salah satu kampus dengan kuantitas dan keberagaman yang cukup besar, Universitas Diponegoro memanfaatkan kondisi dan peluang yang ada dengan melaksanakan program KKN-T ini secara daring sepenuhnya. Selain memetakan dan mengekspose potensi desa atau daerah, pihak penyelenggara juga akan menyediakan pelatihan mengenai literasi digital untuk para peserta yang kemudian akan diajarkan juga kepada pelaku usaha atau wisata di desa atau daerah domisili masing-masing peserta.

Meskipun terbilang baru, Exovillage telah menjadi awal yang baik dalam mengajak partisipasi masyarakat, dalam kasus ini mahasiswa, untuk mengenalkan dan memetakan objek wisata serta kebudayaan di daerah tempat tinggalnya masing-masing. Semoga ke depannya, akan lebih banyak start-up atau organisasi atau lembaga yang muncul dan berkembang dengan misi menjembatani masyarakat dengan literasi digital.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun