Mohon tunggu...
Oedin Only
Oedin Only Mohon Tunggu... Administrasi - Pemberdaya dan Petani

Berkeseharian dengan Desa dan Petani | Berutinitas dalam Pemberdayaan Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha | Menyenangi Opini, Analisis dan Literasi | Ingin Berfocus Sebagai Penggiat Analisis Politik Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Berkelas Global | Juara I Lomba Blog KPK 2012

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pemberdayaan Petani Itu (Tak) Mudah?

13 Januari 2024   09:14 Diperbarui: 16 Januari 2024   05:04 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai penyuluh pertanian lapangan, salah satu tugasnya adalah melakukan pemberdayaan dan melakukan diseminasi informasi dan teknologi. Salah satu metodenya dlakukan dengan kunjungan rutin ke rumah atau lahan petani, maupun melalui pertemuan kelompok tani dan gapoktan.

Hampir di banyak tempat, pertemuan rutin kelompok tani belum diilaksanakan sebagaimana mestinya, begitu juga di desa yang kami dampingi. Kenapa belum terlaksana?

Alasannya beragam, karena petani sibuk dan tak punya waktu, tak ada yang mengkoordinir, bingung nyari tempat, tak punya dana untuk konsumsi sampai alasan agendanya tak menarik dan tidak memberi manfaat apa-apa.

Padahal melalui pertemuan kelompok dapat digali dan diinventarisir problem usaha tani sekaligus harapan dan kebutuhan petani.

Selain itu pertemuan juga menjadi ajang latihan sekaligus praktek berorganisasi berbagi peran dan mengelola dinamika kelompok, sebagai wahana belajar, kerja sama, peningkatan usaha, dsb.

Beberapa pengurus kelompok tani yang pernah ditemui penulis, mengeluhkan tentang hal di atas. Padahal adanya pertemuan kelompok tani yang baik akan memudahkan dalam menginventariisir problem sekaligus solusi dalam berusaha tani.

Adanya pemahaman dan kesadaran dari sosok yang diterima kelompok menjadi salah satu factor yang dapat mendorong terlaksananya pertemuan rutin ini.

Setelah berdiskusi lama dengan sosok ini, tentang kondisi usaha tani, kelembagaan, personal petani, hingga institusi di atasnya. Banyak hal mengemuka, tentang apa, kenapa, dan bagaimana agar pertemuan rutin itu dapat terwujud?

Sosok inilah yang dengan keswadayaannya melakukan komunikasi kepada petani lain sampai pada tahapan menyiapkan keperluan acara, dan mencontohkan tentang pentingnya berkorban menyisikan waktu.

Sebagai Langkah awal, kami memulai dengan menghadirkan penyuluh swasta dari distributor saprodi, melalui penyuluh swasta ini keperluan untuk konsumsi teratasi karena ditanggung beliau, konsekuensinya memang beliau mendapatkan porsi waktu lebih banyak untuk menyampaiakan info produk sekaligus jualan.

Adapun kami diberi porsi menyampaikan gugahan tentang pentingnya berkelompok dan pentingnya meningkatkan kapasitas petani dan kelembagaannya agar usaha tani meningkat.

Singkat cerita diisepakatilah seetiap minggu pertama/awal bulan pertemuan dilaksanakan.

Dana sisa dari pertemuan sebelumnya digunakan untuk konsumsi, pertemuan awal kami isi dengan praktek pembuatan pembenah tanah, teeknoloogi yang teknis pembuatannya bertebaran di you tube, namun masih belum dipraktekkan petani.

Kegiatan dimulai dengan pengantar, penyampaian teknologi manfaaatnya, bahan yang diperlukan, cara membuat hingga cara mengaplikasikan, pun juga diberi gambaran sisi kelemahannya.

Pembuatan pembenah tanah, pemecahan asam amino, pembuatan biosaka, eksplorasi trichoderma, pembuatan PGPR, termasuk menyelipkan informasi tentang program maupun kebijakan pemerintah dibidang pertanian, akhirnya dapat rutin dilakukan. Walau kadang hanya 2 atau 3 orang yang hadir pertemuan terus kami jalankan.

Kan ada dana desa untuk ketahanan pangan, kenapa tidak diakses untuk penguatan kelembagaan?

Semoga saja kelak bisa, karena di sekian tempat kepentingan dan orientasi pengelola kadang kala belum searah dengan realitas aktual yang menempatkan petani sebagai objek sasaran sekaligus pelaku pemberdayaan secara tepat

Kan ada dana gapoktan yang dikelola dan nominalnya lumayan besar, dapat digunakan juga untuk memperkuat kelembagaan yang diayominya?

Lagi-lagi, semoga saja kelak hal itu mudah, karena kadang relasi yang diintervensi kepentingan sering menempatkan gagasan-gagasan membangun, sebagai toxic dan mengganggu status quo.

Pemberdayaan adalah pekerjaan memenangkan hati dan pikiran petani yang diberdayakan, bila cara, waktu dan lokasinya tak tepat justru bisa jadi blunder. Sedangkan kondisi konsumen dengan tingkat pendidikan yang heterogen, kondisi ekonomi yang berbeda, tingkat kosmopolit yang rendah dan lemahnya dukungan sistem menjadi tantangan tak mudah petarung lapangan menuntaskan pekerjaan mulia tersebut. Ujung tombak yang tak jarang sering dilempar dalam kondisi tumpul dan dituntut menajamkan sendiri mata tombaknya.

Kondiisi penyuluh pertanian, sering redup di tengah gegap gempitanya dan bombastisnya program peningkatan produksi, ketahanan pangan, ketersediaan pangan, akses pangan dan mimpi kedaulatan pangan.

Namun kami percaya walau kondisinya tak mudah, kawan-kawan penyuluh terus berikhtiar menyajikan karya-karya pemberdayaan untuk pembangunan petani dan pertanian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun