Adapun kami diberi porsi menyampaikan gugahan tentang pentingnya berkelompok dan pentingnya meningkatkan kapasitas petani dan kelembagaannya agar usaha tani meningkat.
Singkat cerita diisepakatilah seetiap minggu pertama/awal bulan pertemuan dilaksanakan.
Dana sisa dari pertemuan sebelumnya digunakan untuk konsumsi, pertemuan awal kami isi dengan praktek pembuatan pembenah tanah, teeknoloogi yang teknis pembuatannya bertebaran di you tube, namun masih belum dipraktekkan petani.
Kegiatan dimulai dengan pengantar, penyampaian teknologi manfaaatnya, bahan yang diperlukan, cara membuat hingga cara mengaplikasikan, pun juga diberi gambaran sisi kelemahannya.
Pembuatan pembenah tanah, pemecahan asam amino, pembuatan biosaka, eksplorasi trichoderma, pembuatan PGPR, termasuk menyelipkan informasi tentang program maupun kebijakan pemerintah dibidang pertanian, akhirnya dapat rutin dilakukan. Walau kadang hanya 2 atau 3 orang yang hadir pertemuan terus kami jalankan.
Kan ada dana desa untuk ketahanan pangan, kenapa tidak diakses untuk penguatan kelembagaan?
Semoga saja kelak bisa, karena di sekian tempat kepentingan dan orientasi pengelola kadang kala belum searah dengan realitas aktual yang menempatkan petani sebagai objek sasaran sekaligus pelaku pemberdayaan secara tepat
Kan ada dana gapoktan yang dikelola dan nominalnya lumayan besar, dapat digunakan juga untuk memperkuat kelembagaan yang diayominya?
Lagi-lagi, semoga saja kelak hal itu mudah, karena kadang relasi yang diintervensi kepentingan sering menempatkan gagasan-gagasan membangun, sebagai toxic dan mengganggu status quo.
Pemberdayaan adalah pekerjaan memenangkan hati dan pikiran petani yang diberdayakan, bila cara, waktu dan lokasinya tak tepat justru bisa jadi blunder. Sedangkan kondisi konsumen dengan tingkat pendidikan yang heterogen, kondisi ekonomi yang berbeda, tingkat kosmopolit yang rendah dan lemahnya dukungan sistem menjadi tantangan tak mudah petarung lapangan menuntaskan pekerjaan mulia tersebut. Ujung tombak yang tak jarang sering dilempar dalam kondisi tumpul dan dituntut menajamkan sendiri mata tombaknya.
Kondiisi penyuluh pertanian, sering redup di tengah gegap gempitanya dan bombastisnya program peningkatan produksi, ketahanan pangan, ketersediaan pangan, akses pangan dan mimpi kedaulatan pangan.