Apakah ini buah atas kelola masyarakat yang menempatkan manfaat di atas segalanya, mengalfa pahala dan dosa dalam prilaku dan kebijakannya.Â
Apakah ini hanya ulah oknum atau justru karya komplotan yang tersistematis dan dilindungi. Atau ini justru adalah sebuah wajah dan martabat bangsa, sebagai perwujudan adagium rusaknya rakyat, karna rusaknya penguasa, rusaknya penguasa karna rusaknya ulama, rusaknya ulama karena cinta yang tidak sewajarnya pada dunia.
Semoga jadi bahan renungan, problem kabut asap adalah problem martabat bangsa yang setiap kita mestilah andil untuk memperbaiki, bukan sibuk mencaci maki dan mengumbar janji.Â
Harus ada kesadaran bersama untuk memahami problem dan solusi, harus ada kesadaran berani untuk jujur membenah, bahwa hal-atau sisi yang bernanah harus dienyah dan dikalah.Â
Bila tidak tahun depan kita akan dikunjungi kabut asap lagi, dan bila itu terjadi siap-siap apa yang harus kita hidangkan menyambutnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H