Mencoba untuk mengikuti jejak para pendahulu, bahan bakarnya budi pekerti, jadilah pribadi yang memberikan rasa aman dan membawa kabar gembira untuk siapapun. Menjadi umber energi untuk kita terus bergerak,bergerak dan berdampak. Jangan menilai buku dari luar itu penting, sebab di dalamnya yang penuh isi dan inspirasi, tiba ketika kita sabar membaca dalam rangka riset dan investigasi.
Beberapa waktu lalu penulis berkunjung ke taman makam umum (TPU) tanah kusir lokasinya yang berdekatan dengan stasiun. Penulis berkunjung  ke taman makam umum (TPU) Bung Hatta dan Buya Hamka, dua pemikir asal minang yang sangat cinta dengan rakyat indonesia. Sampai kapanpun keterbukaan, rendah hati dan kesederhanaannya akan terus mewarnai perjalanan penulis di tengahtengah hiruk - pikuk gemerlapnya dunia.
Selain sama-sama asal Sumatra Barat Kedua tokoh ini pun meninggalkan jejak pemikirannya melalui karya tulis. Bung Hatta dengan alam pemikiran yunani yang jadikan mahar saat mempersunting istri tercinta serta Buya Hamka dengan tafsir al azhar yang ditulis saat berada di dalam tahanan. Maupun novel-novel sebagai media untuk meningkatkan kesadaran bangsa indonesia agar selamat dari kubangan kebodohan. yang dihadapkan oleh situasi pilihan sulit kemudian sastra sebagai inspirasi berani mengambil keputusan hal-hal yang sifatnya dilematis.
Gajah mati meninggalkan Gading, Harimau mati meninggalkan belang dan Manusia mati meninggalkan nama. Ada tiga hal yang melampaui manusia sewaktu dirinya masih hidup yaitu menulis buku lalu menerbitkannya, menikah lalu beranak pinak dan menanam pohon lalu merawatnya. Duhai hati yang merindukan hal baik. Yang paling canggih di dunia ini yaitu orang yang sudah pergi meninggalkan dunia namun bisa menghadirkan rasa rindu di hati orang yang masih hidup.
Sebagaimana pengingat diri agar penulis selalu melangkah ke arah yang lurus mengutip nasehat Bung Hatta dan pepatah jerman.
"Der Mensch ist, war es iszt" artinya: "sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan". "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, Â kurang jujur itu sulit untuk diperbaiki".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H