Saya tak akan lari jauh dari konteksnya selain mencermati dari dua sisi tadi, asumsi dan opini. Kita tahu persis perbedaannya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar, atau landasan berpikir karena dianggap benar. Sementara, opini adalah pendapat; pikiran, atau pendirian. Dua hal ini tentu berbeda, okelah bab opini dikembalikan lagi kepada si pemilik keyakinannya akan tetapi bab asumsi menurut saya sangat krusial jika dugaannya menjadi separatis dan mengarah pada KONVERGENSI.
Ada contoh kecil dalam realita sehari-hari yang dikisahkan pada sosok dua remaja kembar yang sama-sama *takut teramat sangat (horor) Raksadena dan Ranggadena. (kisah novel Jemari Jingga).
Saat mereka berdua tinggal di atap rumah bangunan kuno nan tua dan hendak menyantap hidangan makan malam bersama, namun Ranggadena lupa membawa air minum yang terletak di lantai paling bawah.
"Bro, gw ambil air minum dulu ya di bawah, kita ngga bisa makan nasi tanpa minum,"
"Gw ikut bro, ayo bareng,"
"Lho, nanti siapa yang jagain nasi di piring, kan banyak tikus dan kucing disini? Sudah biar gw aja yang turun buat ambil air minum,
Lo jagain piring nasi kita, ngga nyampe 2 menit gw udah disini lagi bro,"
"Mendingan gw ngga makan sekalian dari pada lo tinggal sendirian terus gw disamperin kunti dari pojok sana, horor banget bro,"
"Ya sama ajah bro, gw mendingan ngga makan sekalian klo piring nasi kita dijilat-jilat tikus dan kucing, jijik banget, lebih horor buat gw,"
Hanya membutuhkan durasi dua menit Ranggadena harus turun di lantai bawah untuk mengambil air minum, namun dua menit yang sangat mencekam bagi Raksadena, demikian pula ketika berbarengan meninggalkan dua piring yang tergeletak tanpa penjagaan dari tikus dan kucing, itu hal yang menakutkan juga bagi Ranggadena.
Merujuk pada definisi HOROR adalah sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat, jadi sebelum membicarakan phrase horor, ada dua kata yang sangat perlu untuk didalami secara serius yaitu  "ngeri" dan "takut" dimana kata itu sendiri merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam suatu kalimat, yang maknanya SANGAT PERLU ditempatkan pada kesesuaiannya.
Ngerinya menyeberangi sungai pada anak-anak dan orang dewasa tentu berbeda tingkatannya, demikian pula takutnya memegang ular pada anak-anak dan orang dewasa juga berbeda kadarnya. Inilah yang akan menjadi poin penting bagi saya pribadi mengenai Sastra Horor yang akan di diskusikan nanti terlepas dari unsur populer dan pemetaan genre dari sastra horor itu sendiri.
Red---Radit Indragunawan
Sumber referensi, Pentas Teater MANTRA MANUSIA karya Arief Akbar Bsa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI