Mohon tunggu...
DIALOG JALANAN
DIALOG JALANAN Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Dramawan

Acara Talk Show dan Berita Sastra

Selanjutnya

Tutup

Roman

Mencintai Cinta: Afiliasi Novel Jemari Jingga

5 Juni 2023   11:48 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:08 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tuhan, Kau perintahkan aku untuk membersihkan wajah, tubuh dan kakiku ini dengan air, lalu dengan apa aku akan membersihkan hatiku ini," maka Tuhan menjawab, dengan keresahan dan kesusahan. Sejalan pada penghambaan sebagai manusia bahwa Ranggita pun memaparkan tubuh dibersihkan dengan air. Hati dibersihkan dengan air mata. Akal dibersihkan dengan pengetahuan. Sedangkan jiwa dibersihkan dengan cinta.

Kalaupun ada segelintir manusia picik yang menghidangkan sajian menu cinta dalam koridor senantiasa bahagia bersahaja, mendiskreditkan seseorang tertentu yang tak layak membicarakan cinta oleh sebab perjalanan cintanya telah mengalami kegagalan dan tragedi, maka dapat dipastikan manusia tersebut lemah akal cenderung autistik dan tidak mengerti pangkal dari kedalaman cinta yang sesungguhnya.

Hal ini akan menjadi persoalan lain jika keterbalikan kembali ditekankan pada penerapan konjungsi koordinatif dimana pada dua kata tersebut dibalik menjadi "cinta mencintai" maka dapat ditafsirkan kata cinta dan semakin cinta sebagai bentuk kata kerja mental yang berafiks konfiks (penguatan imbuhan men dan i) yang sejatinya hanyalah terdapat satu kata saja yaitu cinta. Dari garis semiotika pun seolah menjadi antitesa pada judul tulisannya dengan penerapan dua kata tersebut yang berbeda "mencintai cinta".

Sedikit saya menambahkan perihal manusia picik yang beranggapan pada analogi bahwa percintaannya secara tak langsung terhubung dengan karyanya dalam bahasa pragmatis "janganlah bicara cinta jika cintamu sendiri berantakan dan tragis", maka perhatikanlah satu roman tambahan dibawah ini tentang cinta romantisme.

Bicara soal pasangan romantis, penggemar Tolkien (penulis buku LOR)  biasanya merujuk kepada Aragorn dan Arwen atau Faramir dan Eowyn sebagai "pasangan romantis terfavorit" dalam Middle-earth legendarium. Paling jauh biasanya Beren dan Luthien dalam The Silmarillion. Akan tetapi, sesuai dengan istilah "legendarium" yang melekati karya-karyanya, Tolkien merangkai kisah-kisah kecil dalam narasi utamanya sebagai upaya membentuk 'dunia' yang lengkap, memiliki sejarah dan legenda mereka sendiri. Salah satunya adalah kisah cinta kecil nan terabaikan yang terjadi di Lothlorien-Amroth dan Nimrodel.

Bacalah lagi buku Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring, di adegan saat para Pembawa Cincin mencapai Sungai Nimrodel di Lothlorien ketika Frodo berkomentar bahwa ia sepertinya mendengar nyanyian dalam aliran sungainya, Legolas kemudian bertanya pada mereka:

"Do you hear the voice of Nimrodel?...I will sing you a song of the maiden Nimrodel , who bore the same name as the stream beside which she lived long ago."

Sajak yang dinyanyikan Legolas berkisah tentang Nimrodel, gadis Elf yang tinggal di tepi sungai, yang dicintai oleh raja Elf di Lothlorien bernama Amroth. Dalam kisahnya, mereka terpisah dalam perjalanan ke Aman, negeri abadi kaum Elf di Barat, sang raja menunggunya di atas kapal di sebuah "pelabuhan kelabu" (haven grey), namun sang gadis tak kunjung tiba, sementara kapal sang raja diterjang badai sehingga mengapung menjauh, mendekati Tol Eressea (Lonely Island). Ketika menyadari bahwa dia tak akan bisa lagi bertemu kekasihnya jika kapal itu makin menjauh dari tempat mereka menanti, Amroth mencebur ke laut dan mencoba berenang kembali ke pelabuhan kelabu, namun ia tenggelam di Teluk Belfalas dan tak pernah terlihat lagi. Nimrodel, sementara itu, akhirnya tiba di pelabuhan, namun tak menemukan kapal Amroth.

Legolas menyanyikan sajak itu dengan terputus-putus, sebagian karena sajak itu memang menyedihkan, dan sebagian lagi karena tak ada yang tahu apa yang terjadi pada Nimrodel. Dan memang hanya sejauh itulah yang kita bisa ketahui tentang mereka. Legolas menyambung bahwa walau keberadaan Nimrodel akhirnya tak diketahui lagi, mereka seolah masih bisa mendengar gema suara sang gadis terdengar dari sungai dan air terjun yang dinamai sama dengannya, dan suara Amroth yang dihembus angin Selatan dari Teluk Belfalas tempatnya tenggelam.

"But in the spring when the wind is in the new leaves the echo of her voice may still be heard by the falls that bear her name. And when the wind is in the South the voice of Amroth comes up from the sea; for Nimrodel flows into Silverlode, that Elves call Celebrant, and Celebrant into Anduin the Great, and Anduin flows into the Bay of Belfalas whence the Elves of Lrien set sail. But neither Nimrodel nor Amroth came ever back."

Dengan kata lain, kedua kekasih ini "telah bersatu kembali," walau tak lagi sebagai Elf, karena sungai Nimrodel mengalir ke Belfalas, dan suara Amroth terdengar dibawa angin dari tempatnya tenggelam di Belfalas, seolah dirinya berbahagia menyambut kekasihnya yang menuju padanya.

Dari tiga paparan perjalanan cinta tersebut yang dilukiskan melalui buku cerita dapat disimpulkan bahwa cinta adalah bahasa semesta yang pelakunya akan larut tenggelam dan terbakar di kedalaman dimensi tak terhingga, maka jangan pernah sekali-kali untuk mengguruinya jika kalian enggan tertikam olehnya. Bicara cinta adalah menyapa kehormatan dan keagungan, maka berhati-hatilah dan tempatkanlah pada nilai tertinggi mencapai tingkat mendekati maha tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun