Gelaran Pedati "Reborn" pentas seni budaya perdagangan dan industri yang akan digelar pada 15 hingga 30 Desember 2022 nanti dalam rangka memeriahkan HJK Bukittinggi yang ke-238.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar menyebutkan Pedati "Reborn" digelar untuk peningkatan ekonomi pariwisata dan budaya setelah absen sejak 2011.
"Pedati XI dulu terakhir pada 2011, Pekan Budaya, Seni, Pameran, Dagang, dan Industri Pedati menyambut HUT Kota juga terus meningkatkan kunjungan hingga peningkatan ekonomi pariwisata yang terus membaik," kata Wako Erman Safar di Bukittinggi, Minggu (27/11).
Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga tengah mempersiapkan segala hal untuk pelaksanaan pesta budaya dan seni Pedati yang direncanakan digelar pada Desember mendatang.
"Pedati "Reborn" akan ada kegiatan-kegiatan, seni budaya, perdagangan dan segala macam, full day, setiap hari mulai dari tanggal 15 Desember 2022," kata Erman.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Bukittinggi, Hendri, mengatakan pelaksanaan pesta budaya dan seni Pameran Dagang dan Industri (Pedati) XII ini merupakan wujud aspirasi yang diterima pemerintah daerah agar agenda akbar yang familiar di Kota Bukittinggi beberapa tahun silam kembali terlaksana.
Pada gelarannya nanti turut serta dilibatkan panitia MS4 untuk menggelar pementasan Maling Sandal 4 karya Arief Akbar Bsa menjadi satu bagian yang akan dipentaskan pada 30 Desember 2022 pukul 14.00 dan 19.00 di Pasa Ateh Bukittinggi lantai 3 Jam Gadang kota Bukittinggi. Melibatkan para pelajar dari MAN 1, SMAN 2 dan SMAN 5 kota Bukittinggi yang nanti akan bermain teater bersama dengan guest aktor Wali Kota Erman Safar, panitia MS4 juga melibatkan musisi Ted Ramnez yang tenar dengan lagu bergenre Minang Reggae "Buruang Gagak" sebagai guest star untuk mengisi sesi gelaran opening act MS4.
Mengemas cerita tentang lukisan sandal karya Savitri yang diperebutkan banyak orang, Maling Sandal 4 juga akan menampilkan berbagai kesenian tradisional khas Minangkabau seperti Petatah Petitih, Tari Pasambahan, Seni Galombang, Orkestrasi Pupuik Batang Padi dengan Bansi & Talempong, serta Tradisi Galapanjang yang akan kembali dihidupkan geliatnya melalui seni teater.
Mengadopsi sumber cerita yang berasal dari tanah Jawa di lereng gunung Lawu tentang sebuah desa yang hilang, filosofi "Maling" Sandal mawas lan eling (mawas diri dan selalu ingat) pada alas kaki sandal yang akan membawa langkah kaki menuju surga atau neraka nampaknya membuat sang tokoh Hadi Suryo (antagonis) tidak membuat lupa daratan sekalipun telah menjadi kaya raya akibat dari hasil menguasai lukisan sandal tersebut, Ia tetap cinta dengan budayanya sendiri dan tak segan-segan dengan kekayaannya yang melimpah ruah Hadi Suryo sering berpesta pora mengundang banyak penari, pemain musik dan pemain silat untuk menghiburnya di pelataran depan rumah mewahnya.
Pementasan Maling Sandal 4 ini sebelumnya sudah dipentaskan 3 kali berturut-turut, yang pertama di kota Pekalongan, yang kedua di kota Bekasi dan yang ketiga di kota Bogor dimana pada gelaran MS ini memanglah selalu melibatkan para pejabat kota dan pelajar setempat untuk bermain teater bersama dalam satu panggung.
Diakhir pementasannya nanti, lukisan sandal MS4 yang sudah dikembalikan kepada pemilik dan pelukisnya Savitri atas perampasan yang dilakukan oleh Hadi Suryo tersebut akan dilelang secara terbuka di depan umum. Diharapkan lukisan tersebut membawa dampak seperti pada alur plotasi ceritanya dimana "siapapun yang memiliki lukisan sandal tersebut akan seketika menjadi kaya raya, makmur hidupnya dan karier serta tahtanya akan naik setinggi langit".
Radit1214---red
