CIA sendiri telah memantau situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, Hi5, Twitter, Linkedin dan lainnya melalui cara yang relatif sama dengan INDECT. Memanfaatkan firma bentukannya In-Q-Tel, CIA memantau setiap blog, tweet terbaru, hingga buku-buku yang dibeli secara online.
Menurut jurnalis investigasi Noah Shachtman, In-Q-Tel menyumbang dana ke Visible Technologies, sebuah perusahaan piranti lunak yang khusus bergerak dalam memantau media-media sosial. Visible melacak lebih dari setengah juta laman setiap hari, mencatat lebih dari satu juta posting dan percakapan yang terjadi pada blog, forum online, Flickr, YouTube, Twitter dan Amazon.
Tirani Dunia Maya ?
Seperti dijelaskan Steven Aftergood, yang memelihara laman Secrecy News milik Federasi Ilmuwan Amerika pada Wired.com, "Sekalipun informasi secara terbuka dikumpulkan badan intelijen, jangan sampai aparat tergoda menggunakan perangkat yang dimiliki untuk mengkompilasi informasi tentang tokoh politik, kritikus, wartawan atau orang lain, dan mengeksploitasi informasi tersebut untuk keuntungan politik sesaat. itu."
Semoga, RUU intelijen ini dapat digunakan dengan tepat semata demi kepentingan Negara, bukan alat politik kelompok maupun pesanan asing. Agar tidak terjadi tirani dunia maya yang memasung kebebasan informasi bagi setiap warga Negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H