Mohon tunggu...
Dedy Sudirman
Dedy Sudirman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Sedang Belajar Menulis. Penyumbang Cerita, Fikiran, Gagasan, Pendapat, Kritik dan Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penceramah Bersertifikat, Good Looking Versus Radikalisme

23 Oktober 2020   15:07 Diperbarui: 23 Oktober 2020   15:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strata/kepangkatan dalam berceramah. Anda sedang menciptakan diskriminasi penceramah penceramah. Sulit sekali membedakan antara isi ceramah yang berkualitas dengan ceramah yang meng "akali" kan banyak orang.

Kelompok-kelompok penceramah yang mengawali terjadinya perselisihan dan saling menyerang. Anda telah membuat scenario perang kecil antar umat atas tuduhan tuduhan yang dipaksakan, makar yang membuat mereka semakin berakal sehat berfikir dua kali untuk mempercayai anda. Dan akan berbalik menkritik anda semakin tajam.

Akan terjadi 2 blok penceramah yaitu Pro Pemerintah dan Pro 411/212. Perang telah dimulai atas dasar kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Umat islam semakin terbelah. Mereka saling membunuh ideologi keislaman mereka masing masing  yang sangat bertentangan dengan esensi islam itu sendiri.

Ini yang berbahaya, Adanya KUDA HITAM/ kepentingan kepentingan lain menyusup masuk ke dalam pertikaian yang akan menambah keruhnya suasana. Ini yang akan memungkinkan bangkitnya ideology komunis Indonesia. Mereka yang sempat di tekan, ditindas dibully semasa orde baru akan mengambil kesempatan ini sebagai jalan untuk membela diri, melepaskan diri dari cap sebagai eks PKI positif yang membela ideology pancasila.

Di satu sisi ekstrim kanan akan berusaha membangkitkan ideology khilafah yang sangat relevan dengan sila pertama pancasila apalagi waktu sidang BPUPKI-PPKI umat islam ekstrim kanan telah membuat gagasan pada sila pertama yaitu ketuhanan yang berdasarkan syariat islam. Ekstrim kanan dan kiri ini bertolak dari ketidak puasan terhadap pemerintah terutama soal keadilan.

Di sisi lainnya ada gerakan gerakan lainnya seperti teroris ISIS, Syiah, Wahabi dari timur tengah dan lain sebagainya yang siap akan menusuk dari belakang bila kepercayaan terhadap pemerintah hampir hilang. Ini yang akan menentukan akhir dari kudeta dengan cara merangkak yang lambat laun menjadi revolusi bahkan menjadi revolusi berdarah sekalipun.

Tuhan membolak balikkan hati manusia. Masih ada jalan untuk merajut kepercayaan itu. Saya yakin ini bisa dirajut meskipun berat. Perlu adanya ketekunan, kerja keras pemerintah untuk sering menciptakan dialog, dialektis pada organisasi/kelembagaan antar agama.

TRY TO THINK ABOUT IT. Jagalah kekecewaan, kemarahan itu agar tidak semakin bertambah memuncak  yang berujung pada tindakan anarkis.

Sekian dari saya, terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun