Mohon tunggu...
Dedy Sudirman
Dedy Sudirman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Sedang Belajar Menulis. Penyumbang Cerita, Fikiran, Gagasan, Pendapat, Kritik dan Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penceramah Bersertifikat, Good Looking Versus Radikalisme

23 Oktober 2020   15:07 Diperbarui: 23 Oktober 2020   15:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagaiaman kalau Pejabat DPR bersertifikat? Bagaiamana kalau Pejabat Eksekutif Bersertifikat? Pejabat Yudikatif juga Bersertifikat?  Yang diuji fit dan propertestnya oleh seluruh rakyat Indonesia. Kemudian timbul pertanyaan:

Apakah penguasa marah/senang?

Apakah Rakyat senang/marah?

Rakyat marah ketika mereka menuntuk haknya soal keadilan yang tidak terpenuhi. Penguasa marah ketika mereka ingin mempertahankan kekuasaan dengan kekerasan, menindas, menghukum, membuat hoax, dan seterusnya ketika kekuasaannya sedang diganggu. Ini sangat kontra produktif bagi kedua belah pihak.

Penceramah itu menurut saya seharusnya mutu/kualitas penceramahlah yang terus menerus di upgrade. Bukan sertifikatnya yang diperbanyak. Apakah mutu/kualitas penceramah ditentukan dengan sertifikat? Ya, nggak doong! Tapi ditentukan dengan isi konten dari si penceramah.

KRITIK SAYA ADALAH:

Penceramah menurut pandangan saya adalah orang yang memberi ilmu tentang keislaman kepada siapa saja yang mau menerimanya dengan tidak memandang good looking atau radikal. Pemikiran radikal menurut saya ada di dunia kampus yang berarti berfikir mengakar dan mendalam. Semakin radikal dalam pemikiran penceramah maka semakin bertambah ilmu penegtahuan tentang keagamaan dibandingkan dengan good looking tapi tidak bermutu isi ceramahnya dan berpihak pada yang salah demi suatu kepentingan. Disitu yang membuat perbedaan seorang penceramah radikal yang menjadi ber akal sehat, produktif dan mencerahkan umat di bandingkan penceramah good looking akan tetapi....

Pemerintah tidak perlu berimajinasi yang berlebih lebihan menanggapi soal isu isu yang beredar di masyarakat. Kalau seandainya pemerintah menahan sedikit saja dengan melakukan tindakan komunikatif yang menanamkan pemahaman dialogis melalui dialektika diskursus dan lain sebagainya secara tidak langsung telah mengobati hati dan meredakan kemarahan masyarakat maka akan nampaklah pencerahan itu.

Tugas besar pemerintah adalah menjaga kerukunan umat agar tidak semakin terbelah. Bukti rasionalitas dan empirisitas adalah suatu pengujian absolut dari sebuah narasi, literasi, diksi, isu dlsb yang telah beredar dimasyarakat harus dicari sintesisnya oleh pemerintah.

Jika anda benar benar ingin membuat 8200 sertifikat dan menambah menambahnya lagi, maka mereka akan berbondong bondong masuk ke kantor untuk membuat sertifikat dan anda harus menyiapkan administrasinya juga makan dan minumnya dong.

Jika pemerintah terus ingin menyediakan 8200 sertifikat sementara yang lainnya tidak bersertifikat maka akan timbul:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun