Mohon tunggu...
Lucky Haryadi
Lucky Haryadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Halo! My name is Lucky, who am I? I just love to go deep in this world. So you can go deep inside the skin of culture and beauty and the world with me. One day I want to know this world better and can share to all of you. Support me please! I also want to make Hostel and Tour in Indonesia, and make Indonesia the best place for independent travel!\r\n\r\nSee my Travel blog:\r\n\r\nhttp://ksanaksini.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humor

The Dunning-Kruger Effect: Penyakit Orang Bodoh

5 Agustus 2010   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini merupakan hari yang memberikan saya ilham dari telusuran iseng-iseng di google. Saya mendapatkan suatu istilah Dunning-Kruger Effect yang artinya kurang lebih demikian: seorang yang tidak memiliki kemampuan dan melaksanakan tugas dengan salah namun tidak merasa demikian dan tidak mampu mendeteksi kesalahan yang dibuatnya. Hal ini biasa juga disebut dengan superior ilusi yaitu merasa dirinya memiliki kemampuan di atas rata-rata namun ternyata kemampuanya di bawah rata-rata.

Kruger dan Dunning menemukan bahwa 94% dosen hasil penelitianya menyatakan kemampuanya di atas rata-rata dibanding koleganya. Berarti ada sekitar 44 % yang error atau mungkin hanya 6 % yang pintar karena mengetahui kekurangan pada dirinya. Hal ini berlaku juga pada kemampuan menyanyi, menyetir, dan catur. Contoh kongkrit orang ngaco seperti ini dapat dilihat di Amerikan Idol.

Hal ini juga berlaku pada saya yang merasa diri pintar dalam menulis, padahal saya yakin ada 80% penduduk yang memiliki kemampuan menulis lebih hebat daripada saya. Tapi saya tidak mampu mengakuinya, tetep aja merasa lebih pintar hahahaha. Nah penyakit saya ini menyebabkan kemampuan saya tidak berkembang. Apalagi tidak ada yang memberi tahu kebodohan saya karena takut malah nambah musuh.

Nah ketidakmampuan menilai diri sendiri ini merupakan salah satu kejatuhan masyarakat kita. Nah misalnya kita nonton sepakbola, terus kita komentar tuh pemaen goblog banget masa di depan gawang aja gak bisa ngegolin. Kalau ngomongin komentator juga enak tuh, masak ngomong gituan aja dibayar g juga bisa. Malahan g lebih ganteng dan pinter lagi! Nah penyakit ini juga saya rasakan makanya gak bisa jadi komentator karena ngerasa udah jago hahahaha.

Sekarang setelah menyadari satu kebodohan ini saya jadi ngerasa lebih pinter dari orang lain. Karena merasa lebih pinter ternyata saya mundur lagi jadi orang bodoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun