Mohon tunggu...
Diajeng Prasetiani
Diajeng Prasetiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa semester 2 jurusan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Digital: Peran UN Women dalam Pemberdayaan Perempuan

2 Juni 2023   18:50 Diperbarui: 3 Juni 2023   03:47 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat ilmu merupakan cara berpikir dalam memahami suatu fenomena, makna, ataupun nilai. Dalam memahami suatu pemikiran melalui filsafat ilmu, terdapat empat cabang yang dapat kita gunakan untuk memandang suatu fenomena. Empat cabang tersebut antara lain adalah filsafat ontologi, epistemologi, aksiologi, dan logika. Dalam filsafat ilmu, ontologi merujuk pada sebuah studi yang menjawab mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana suatu objek yang saling berhubungan satu sama lain.

UN Women sebagai organisasi entitas perempuan berskala internasional menjadi salah satu objek dalam filsafat ilmu. United Nations Women (UN Women), merupakan badan yang bekerja dibawah pengawasan PBB yang berfokus pada isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.  Salah satu upaya yang dilakukan oleh UN Women untuk memberdayakan perempuan adalah dengan memperkenalkan dan melibatkan perempuan dalam literasi digital. UN Women membuat kebijakan yang dapat memperkuat pemberdayaan perempuan dalam konteks literasi digital melalui program-program seperti promosi kesetaraan gender, menciptakan platform khusus untuk perempuan, dan juga memberikan sejumlah fasilitas untuk mendukung perempuan sebagai inovator dalam bidang teknologi. Terdapat relasi antara UN Women dengan keterlibatan perempuan dalam dunia literasi digital untuk pemberdayaan perempuan.


Literasi digital menurut UNICEF (2011) merupakan seperangkat kemampuan, baik kemampuan membaca, kemampuan menulis, maupun kemampuan kognitif. Meskipun erat kaitannya dengan alat komunikasi, teknologi, dan komunikasi, literasi digital juga mencakup skill dalam bersosialisasi, berpikir kreatif, dan berpikir kritis agar lebih berkompeten secara digital. Seiring berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat. Di dunia yang serba modern ini, literasi digital menjadi kemampuan yang harus dimiliki oleh masyarakat agar penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan daya saing mereka. Tak ada batasan bagi setiap gender untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi digital mereka.


UN Women sebagai organisasi entitas perempuan internasional yang bergerak untuk pemberdayaan perempuan juga turut memastikan bahwa perempuan dapat memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama dalam penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi. UN Women memiliki sejumlah program pelatihan dan pendidikan literasi digital untuk anak-anak perempuan. Program pendidikan ini bekerja sama dengan sejumlah mitra UN Women dengan mengadakan program pelatihan dasar dalam menggunakan internet, seperti TIK dan media sosial. Melalui program pelatihan dan pendidikan literasi digital ini, diharapkan perempuan dapat  memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam dunia digital.


UN Women juga menyediakan akses dan koneksi para perempuan untuk mendorong pembangunan infrastruktur digital yang bersifat inklusif dan tersebar merata sehingga masyarakat yang tinggal di pedalaman tetap dapat mengakses internet. Melalui kebijakan ini, diharapkan kemampuan literasi digital perempuan suatu wilayah dapat memiliki daya saing dan menghilangkan kesenjangan kemampuan literasi digital antara perempuan dan laki-laki. Selain itu, UN Women juga mendorong perempuan untuk berpartisipasi dalam menggunakan teknologi sebagai sarana pemberdayaan ekonomi. UN Women mendukung perempuan dengan membantu mereka menciptakan lapangan bisnis menggunakan akses dan kemampuan literasi digital mereka.


Kemajuan teknologi ini tentunya memiliki resiko dan menimbulkan beberapa dampak negatif. Perempuan, meskipun dalam dunia digital, masih sering kali menjadi korban dari kejahatan dan kekerasan secara daring atau biasa disebut dengan cyber violence. UN Women sangat menentang keras aksi kekerasan berbasis gender secara daring ini. UN Women mempromosikan dukungan mereka terhadap perempuan dan menyediakan edukasi mengenai hukum dan kebijakan untuk menghentikan kejahatan ini. UN Women juga menyediakan fasilitas layanan psikologi untuk perempuan yang menjadi korban dari cyber violence.

Dapat disimpulkan bahwa UN Women sebagai organisasi internasional yang bertujuan untuk memajukan pemberdayaan perempuan turut serta berperan dalam membuat kebijakan mengenai literasi digital. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi, literasi digital menjadi kemampuan penting yang harus dimiliki oleh individu agar dapat bersaing secara global. Melalui program-program yang dibuat oleh UN Women, diharapkan perempuan memiliki kesetaraan kesempatan dalam mengakses penggunaan teknologi dengan laki-laki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun