Mohon tunggu...
Diajeng Maulany
Diajeng Maulany Mohon Tunggu... Bidan - Mahasiswa Kesehatan

Tertarik pada bidang sosial kemanusiaan. Penggemar One Piece dan hal menarik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memang Lebih Efisien dan Tidak Capek, Tapi Kita Menghirup Pemicu Kanker Setiap Hari.

24 September 2024   23:14 Diperbarui: 25 September 2024   11:51 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Beritasatu.com

Di suatu pagi yang cerah, Sarah dan Adit berangkat kerja bersama menggunakan motor, seperti biasa mereka terjebak macet di jalan. Sarah pun mulai batuk-batuk ringan.

Sarah: "Kenapa ya, aku tiap pagi kayaknya sering banget batuk gini? Udara makin nggak enak deh di sini."

Adit: "Ya iyalah, tiap hari kita hirup knalpot kendaraan di jalan. Bisa jadi paru-paru kita tuh udah full polusi!"

Mereka berdua terdiam, meresapi fakta bahwa setiap hirupan asap kendaraan hari itu bukan sekadar soal macet, tapi soal bahaya yang lebih besar: ancaman kanker yang mereka hirup perlahan.

Menurut UU No.23 Tahun 1997, pencemaran udara adalah berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan aktivitas manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Ketika kita membicarakan polusi udara, asap kendaraan mungkin menjadi salah satu ancaman terbesar yang kita hadapi setiap hari. Tanpa disadari, setiap kita melaju di jalanan, ada bahaya yang mengintai—bukan hanya soal kesehatan paru-paru, tapi juga risiko yang lebih serius: kanker. Bagaimana asap kendaraan bisa berhubungan dengan karsinogenik?

Sederhananya, karsinogenik adalah zat yang bisa memicu perkembangan sel kanker dalam tubuh kita. Zat ini bisa masuk melalui berbagai cara, mulai dari makanan, minuman, hingga udara yang kita hirup. Nah, asap kendaraan adalah salah satu sumber karsinogen yang mungkin sering kita abaikan. Bayangkan saja, setiap hari kita berada di dekat kendaraan bermotor, tanpa sadar kita menghirup zat berbahaya ini secara terus-menerus.

Saat kita menghirup udara yang tercemar, partikel-partikel berbahaya ini bisa masuk ke sistem pernapasan dan mengendap di paru-paru. Dalam jangka waktu lama, paparan terus-menerus dapat merusak sel-sel tubuh kita dan menyebabkan mutasi genetik. Mutasi ini adalah awal dari pertumbuhan sel kanker yang tak terkendali.

Asap kendaran itu bukan sekedar asap. Asap kendaraan mengandung campuran berbagai zat kimia berbahaya, salah satunya adalah bahan partikulat halus (PM2.5). Zat ini ukurannya super kecil—bahkan lebih kecil dari rambut manusia—sehingga sangat mudah masuk ke paru-paru kita. Selain itu, ada juga nitrogen dioksida (NO₂) dan benzena, dua senyawa kimia yang dikenal sebagai karsinogen oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Lebih buruk lagi, bensin dan solar yang digunakan kendaraan bermotor dapat menghasilkan polutan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAHs), senyawa karsinogenik yang sangat kuat. PAHs sering ditemukan di dalam asap knalpot, dan paparan jangka panjang terhadap zat ini dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, kulit, bahkan kandung kemih.

Emisi gas buang kendaraan menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan karena komponen karsinogeniknya. Emisi ini mengandung zat berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan timbal, yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, kesulitan bernapas, dan masalah kesehatan mental (Muslihudin & Amrullah, 2016).

Penelitian Qamarya et al (2022) menunjukkan bahwa paparan asap kendaraan dalam waktu lama dapat berdampak negatif terhadap kualitas kesehatan, khususnya di kalangan petugas polisi lalu lintas. Selain itu, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa peningkatan paparan asap kendaraan berkorelasi dengan persentase kerusakan ginjal yang lebih tinggi pada tikus (Hasnisa et al., 2015). Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa mereka yang tinggal atau bekerja di daerah dengan lalu lintas padat lebih berisiko terkena kanker dibandingkan mereka yang tinggal di daerah dengan udara lebih bersih. Ini menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap asap kendaraan dapat memiliki dampak yang serius bagi kesehatan kita.

Walaupun tidak mungkin menghindari asap kendaraan sepenuhnya, kita bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi paparan. Menggunakan masker dengan filter khusus saat di jalanan atau di area dengan lalu lintas padat bisa membantu mengurangi inhalasi partikel berbahaya. Selain itu, mendukung upaya untuk beralih ke transportasi publik, kendaraan listrik atau kendaraan ramah lingkungan juga penting untuk masa depan yang lebih sehat.

Kesehatan itu penting, dan polusi udara dari asap kendaraan adalah ancaman yang tidak bisa kita abaikan. Semakin banyak kita terpapar, semakin tinggi risiko terkena penyakit serius seperti kanker. So, daripada menyesal di kemudian hari, lebih baik kita mulai waspada dari sekarang, kan?

Setiap kali kamu memutuskan untuk berjalan kaki atau naik transportasi umum, kamu sedang memilih paru-paru yang lebih sehat dan bumi yang lebih bersih.

Referensi :

Hasnisa et. Al (2014). Pengaruh paparan Asap Kendaraan Bermotor terhadap Gambaran Histologi Organ Ginjal Mencit (Mus Musculus). Brawijaya Physics Student Journal.

Muslihudin, M & Amrullah, M. (2016). Model DSS untuk Mengetahui Tingkat Bahaya Asap Kendaraan Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attibute Decision Making (FMADM). Jurnal TAM (Technology Acceptance Model) Vol.6.

Qamarya, N (2022). Pengaruh Risiko Paparan Asap Kendaraan terhadap Kualitas Kesehatan pada Polantas Polres Kota Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan Vol.5 (1).

Susanto, JP (2005). Kualitas Udara Beberapa Kota di Asia (Monitoring Kandungan SO2 Udara Ambien Dengan Passive Sampler). Jurnal Teknik Lingkungan P3TL-BPPT Vol.6 (1)

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun