Mohon tunggu...
Diajeng Ayu Putri Sukandi
Diajeng Ayu Putri Sukandi Mohon Tunggu... Lainnya - I love my self

being mature enough to write

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Baru, Partai Anak Muda dalam Pemilu 2019

6 Maret 2018   20:10 Diperbarui: 7 Maret 2018   08:26 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Partai dalam Pemilu 2019 oleh dutanusantaramerdeka.com

Jelang Pemilu 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) loloskan empat partai baru, yang dua di antaranya adalah partai anak muda.

Pesta demokrasi akbar yang dinanti oleh masyarakat Indonesia, sebentar lagi akan digelar. Para partai politik yang ingin berlaga di kontes demokrasi segera berbondong-bondong menyiapkan peforma terbaik. Sebelum menghadapi rakyat, terlebih dahulu mereka harus menghadap Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Setelah penantian panjang, akhirnya KPU merilis nama-nama partai yang lolos kualifikasi untuk Pemilu 2019, Sabtu (17/2/2019). Terdapat 14 partai yang berhasil lolos dalam Pemilu 2019 mendatang.

Dari 14 yang ada, KPU juga meloloskan empat partai baru. Mereka adalah Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Berkarya, Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Partai Anak Muda

Empat partai baru yang diloloskan oleh KPU adalah pendatang baru di Pemilu 2019. Meski pendatang baru, namun tidak semuanya adalah partai baru. Tiga dari empat partai yang ada adalah partai baru, dan dua dari empat yang ada adalah partai anak muda. Dua partai baru tersebut adalah Partai Garuda dan PSI. Keberadaan partai anak muda ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi politik anak muda dalam Pemilu 2019.

Menilik lebih dalam, dua partai anak pemuda ini terbentuk sebagai wadah bagi generasi muda dalam berpolitik. Seperti yang dikatakan oleh Ahmad Sabana, pimpinan umum Partai Garuda, bahwa Partai Garuda adalah salah satu partai yang akan mengakomodasi anak muda untuk berpolitik.

Sama halnya dengan Partai Garuda, PSI pun berupayah sebaik mungkin agar bisa menjadi wadah bagi kaum muda untuk terjun dan terlibat dalam dunia politik. PSI becita-cita untuk menjadikan pemuda tidak lagi apatis.

Dua partai anak muda di atas memang cukup menyita perhatian. Namun, yang paling bisa meramaikan jagad online adalah PSI. Terlampau dari pemberitaan dan kontroversi yang dilakukan oleh PSI, partai orang muda satu ini memang sudah populer.

Sebagai partainya anak muda, PSI memang cukup menyita perhatian publik. Terlepas dari agenda pertemuannya bersama Jokowi, yang membuatnya hendak dibawa ke meja Ombudsman, PSI memang berbeda dari partai lain.

Tidak hanya secara structural, namun berbagai aturan yang diberikan juga baru. Kemunculannya disinyalir dapat membawa angin segar dalam dunia perpolitikan. Bukan hanya merubah pemikiran, sebagai partai anak muda PSI juga diharapkan dapat memingkatkan partisipasi politik pemuda Indonesia.

PSI sebagai citra baru partai anak muda, bertekad ingin mengubah kondisi politik di Indonesia. Semangat muda, PSI berusaha menggerakkan pemikiran anak muda Indonesia untuk politik yang lebih baik.

Lantas, siapa PSI dan bagaimana mereka bekerja bersama pemuda Indonesia? Berikut hasil jahitan pencarian yang didapat oleh penulis.

Kelahiran PSI

PSI, Partai Baru Untuk Anak Muda, Ilustrasi oleh psi.id
PSI, Partai Baru Untuk Anak Muda, Ilustrasi oleh psi.id
Berawal dari kekecewaan terhadap partai politik yang ada, dan wakil rakyat yang hanya umbar janji, akhirnya sekumpulan pemuda dengan pemikiran muda berusaha membuat kendaraan politik baru. Sadar bahwa generasi muda sudah sangat kecewa dan terlanjur memilih apatis, maka PSI berusaha mendekat.

Dilansir dari Kompas.com, PSI didirikan pertama kali pada tahun 2014, usai Pemilu 2014. Lalu, untuk pertama kalinya, pada 16 November 2015 mereka menyelenggarakan Kopi Darat Nasional (KopDarNas) di Jakarta.

Citra sebagai partai anak muda memang pantas disandang oleh partai yang pada 7 Oktober 2016 lalu, resmi memiliki badan hukum. Beranggotakan jiwa-jiwa muda, partai yang dikemudikan oleh Grace Natalie ini memang menyasar para politikus muda yang masih suci dan bersih.

Bersih dan suci dalam hal ini adalah mereka para politikus muda yang memang belum pernah mengurus atau terjun dalam partai politik apapun sebelumnya. Selain itu PSI juga menyasar pemuda dengan usia dibawah 45 tahun untuk bergabung dengan mereka.

Seperti yang dikatakan oleh Grace Natalie, bahwa PSI hadir dengan semua yang serba baru, ide baru, gagasan baru, cara baru, orang baru, kendaraan baru, dan mesin baru. Hal in tentu bukan tanpa alasan, sebab bagi Grace hasil yang baru tidak mungkin dicapai dengan cara lama.

Dengan slogan KAMI BUKAN SIAPA-SIAPA TANPA ANDA, PSI selalu membuka kesempatan bagi anak muda untuk bergabung dengan mereka. Setiap ide, gagasan, promosi, kampanye, dan penawaran yang dilakuakn oleh PSI adalah demi mengobati luka anak muda akan pemimpin lama.

Harapan meningkatkan partisipasi politik anak muda sudah pasti menjadi tujuan lain dari PSI selain mengobati luka. Mengingat semakin turunnya tingkat partisipasi politik pemuda, maka dibutuhkan sesuatu yang baru untuk meningkatkan partisiapsi politik anak muda.

Sebegitu optimisnya PSI dalam menjalankan kendaraan baru mereka. PSI dengan semangat muda berusaha merajut kembali krisis kepercayaan yang melanda pemuda di negara ini. Di balik kepercayaan diri PSI tentu terdapat sosok-sosok yang tengah bekerja keras membangun. Tentu ada Grace lain yang dengan semangat membangun PSI.

Di Balik Kendaraan Baru

Selain Grace Natalie yang kerap terlihat di layar TV, laptop, maupun ponsel, terdapat pula beberapa orang yang berperan dalam keberhasilan PSI sebagai partai baru, untuk bisa menembus Pemilu 2019.

Terdapat 9 orang peran utama dari PSI. Mereka adalah Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Suci Mayang Sari, Isyana Bagoes Oka, Sumardy Ma, Tsamara Amany, Danik Eka Rahmaningtyas, Satia Chandra Wiguna, dan Lila Zuhra.

Nama-nama di atas adalah pemuda hebat yang berdedikasi untuk memperbaiki tingkat partisipasi politik anak muda. Mereka bukan orang awam politik tentunya, nama-nama familiar terpampang nyata di sana.

Ada Grace Natalie, Suci Mayang Sari dan Isyana Bagoes Oka, yang telah lama berlalu lalang di dunia jurnalistik. Dunia yang secara tidak langsung memaksa mereka menjadi pengamat politik. Dunia yang secara halus memaksa tiga srikandi PSI bersentuhan dengan politik.

Mereka melihat realitas sosial dan melakukan analisis sosial terkait permasalahan politik dan pemberitaan tentang permainan para politikus lama.

Bergabungnya tiga srikandi jurnalis tersebut tentu membuat pengamatan PSI akan realitas dan lingkungan sekitar menjadi lebih tajam, seharusnya. Sebab mereka tahu kebutuhan rakyat, mereka paham keinginan anak muda, mereka sudah melihat degradasi kepercayaan terhadap politik dan pemimpin sejak lama.

Tidak heran jika mereka pun ikut marah dan geram dengan pemimpin lama. Tidak heran jika mereka memberontak halus dengan membangun kendaraan baru. Sudah hal yang lumrah, jika mereka purna tugas jurnalis dan naik menjadi politisi. Insting masih kuat, dan cocok jika didedikasikan untuk hal lain, seperti melayani rakyat lewat politik.

Lebih dari bertahun-tahun mereka mengamati krisis kepercayaan pemuda, maka tidak heran jika mereka mendirikan partai anak muda untuk menumbuhkan lagi tingkat kepercayaan dan menaikkan tingkat partisispasi politik anak muda.

Maka, jelang Pemilu 2019, tidak salah jika PSI sebagai partai baru maju sebagai kendaraan baru dalam meningkatkan partisipasi politik anak muda. Diusung oleh anak muda, PSI datang dari, oleh dan untuk pemuda demi iklim politik Indonesia yang lebih baik lagi.

Namun, ini hanya awal dan sedikit spekulasi dari penulis. Ke depan tentu tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Sebagai gerakan awal, PSI memang masih menampakkan citra bagus dengan dalih partai baru untuk anak muda. Tunggu sebentar lagi, mari saksikan yang terjadi. Apakah PSI bisa menaikkan tingkat partisipasi politik pemuda dan mengurangi apatisme pemuda? Atau PSI hanya sama saja dengan partai lain yang manis di awal, tapi pahit di akhir? Tidak ada yang tahu. Tunggu, sabar dan saksikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun