Mohon tunggu...
Diajeng Asa Yoya
Diajeng Asa Yoya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi kunang-kunang

masih bukan zombie.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memangnya Unjuk Rasa Cuma Hak Mahasiswa?

12 Juni 2023   08:13 Diperbarui: 12 Juni 2023   08:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat novel drama tebal dengan jalan cerita panjang, kisah perjalanan unjuk rasa di Indonesia selama bertahun-tahun masih terus mengalami banyak perubahan. Akan selalu ada kisah baru jika dirasa ada yang salah dalam pemerintahan. Kisah perjalanannya belum akan mencapai bagian epilog, belum sampai nanti kebebasan berpendapat mungkin dibatasi.

Sebagai suatu Negara yang berlandaskan demokrasi, secara historis mahasiswa adalah sekumpulan aktor yang menjaga dan mengawasi jalannya demokrasi di Indonesia. Lewat berbagai macam upaya, mahasiswa selalu menyampaikan aspirasi-aspirasinya pada pemerintah demi kepentingan rakyat Indonesia. 

Tetapi, apakah hanya mahasiswa saja yang boleh unjuk rasa? Apakah hanya mahasiswa yang boleh menyampaikan aspirasinya? Saya rasa sebagian besar orang akan menjawab pertanyaan tersebut dengan kata "tidak," karena memang unjuk rasa dan memyampaikan pendapat pada dasarnya adalah hak setiap orang.

Permasalahannya, kalau diamati belakangan ini jika ada aksi unjuk rasa yang terjadi, di media sosial akan banyak bersliweran kalimat "ya biar mahasiswa saja yang demo," yang kebanyakan dilontarkan oleh kaum non-mahasiswa. Ini memang memercayakan aspirasinya diwakilkan oleh mahasiswa? Atau memang pada dasarnya apatis? 

Salah satu momen unjuk rasa UU Cipta Kerja yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu juga cukup kontroversial karena ada publik figur yang hadir. "Ya lo tinggal Google aja. Nanti juga keluar semua tuh mana aja yang bermasalah. Nggak perlu orang pinter buat tahu kalau banyak yang bermasalah," jawab Jefri Nichol, sang pemain film yang ikut demo bersama mahasiswa di gedung DPR RI, saat diberondong pertanyaan apakah ia paham betul tentang permasalahan dari UU Cipta Kerja yang jadi topik unjuk rasa.

Coba tebak bagaimana respon masyarakat di Internet? Mereka terbagi jadi dua kubu. Yang satu membela dengan alasan bahwa bagus untuk seorang publik figur seperti Jefri ikut andil menyuarakan haknya walau ia tidak mengerti detail permasalahannya tapi ia paham memang ada yang salah dalam undang-undangnya. Dilain sisi banyak yang menghujat dan mengecam, katanya, buat apa ikut unjuk rasa kalau tidak paham masalah yang dibawa. 

Saya setuju dengan pendapat Jefri, dilihat dari kalimat terakhir yang diucapkan, terlihat bahwa orang paling awam sekalipun jika membaca sekilas undang-undang yang disahkan beberapa waktu lalu dan menggunakan logikanya, pasti sadar bahwa memang banyak pasal bermasalah didalamnya, juga banyak frasa-frasa ambigu yang tidak jelas apa maksudnya.

Tujuan ditulisnya artikel ini bukan untuk serta merta mengajak semua orang untuk turun kejalan dan ikut unjuk rasa. Namun lebih kepada ajakan untuk lebih peka terhadap kegentingan yang terjadi di Negara kita tercinta.

Jika ada regulasi pemerintah yang dianggap salah, atau dibuat demi menguntungkan pihak kapitalis, ya harus dikritik supaya pihak otoritas yang membuat regulasi bisa memperbaiki kesalahan atau kekurangannya. 

Tidak harus selalu mahasiswa yang turun ke jalan agar suaranya terdengar di telinga pemerintah. Mahasiswa dan golongan masyarakat lainnya setara. Tidak ada aturan yang menyebut bahwa hanya mahasiswa yang boleh unjuk rasa, atau hanya sekelompok orang yang boleh unjuk rasa. Semua orang punya hak yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun