Mohon tunggu...
diajeng ani
diajeng ani Mohon Tunggu... -

Seorang wanita yang berusaha lakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mas, Anakmu Memanggil!

22 Mei 2012   16:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mama, tia pingin ketemu papa" kata tia manja.

Vika hanya tersenyum mendengar permintaan bidadari kecilnya itu. Ingin rasanya dia menangis setiap kata itu terlontar dari mulut mungil anaknya. dan bahkan bila tak tahan, maka dia segera pergi ke kamar dan menumpahkan air matanya di sana.

Seperti sekarang dia hanya bisa berkata "Papa sedang pergi jauh nak".

Jawaban yang sebenarnya sangat tidak ingin dia ucapkan tetapi memaksanya tuk terpaksa berbohong.Entah sudah berapa kali dia menelan air matanya kembali. Dia berusaha tegar tanpa suaminya di sisi. Tapi kini dia merasa semakin tak kuat menahan derita ini. Masa masa indahnya dengan Mas dewa, suaminya kembali terbayang. dan bila kenangan masa indah itu hadir dia merasa semakin merana, nelangsa dan tak berdaya. Sungguh perih mengenang masa indah kala kita berada dalam derita.

Terbayang kembali segala keindahan yang dia rasakan kala Mas Dewa melamarnya dulu. Orang tuanya sangat senang karena akan bermenantukan seorang dosen. Lamaran berlangsung singkat tapi hikmat. dan dua bulan dari lamaran adalah waktu yang tak terlupakan karena saat itulah dia merasakan indahnya jadi seoarng istri. Dia sampai tak mampu menahan air matanya kala Mas Dewa mencium keningnya lembut seusai mengucapkan ijab kabul.

Dia saat itu sangat bersyukur bisa bersuamikan seorang pemuda alim dengan prospek masa depan yang gemilang. Sungguh tak disangka bila ternyata gelar dosen itu membawa mereka dalam duka.

Seperti biasanya Mas Dewa mengadakan penelitian sampel kosmetik. Kala dia menjumpai dalam kosmetik tersebut kandungan mercuri maka dia pun segera mempublikasikan penemuan itu Dan suaminya pun segera menjadi incaran wartawan karena ternyata perusahaan itu milik seorang pejabat. Hingga suatu pagi ada wartawan datang yang langsung mengajaknya pergi. Katanya wartawan itu ingin didampingi Mas Dewa ke lokasi pabrik. Ternyata kedatangan wartawan itu membawa bencana. Karena ternyata lelaki itu hanyalah wartawan gadungan . Ternyata laki-laki itu adalah suruhan bos perusahaan yang bertugas untuk 'mengingatkan'. dan ternyata saminya tak hanya diminta utk diam tapi benar-benar di bungkam untuk selamanya.

Peristiwa itu telah berlalu dua tahun. Kala Tia masih berumur satu tahun. Kini Tia berusia empat tahun. Tetapi hingga kini dia tak juga mau memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi pada ayah Tia. Semua itu karena dia ingin kenangan tentang papanya yang melekat di dalam otak Tia hanyalah kenangan indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun