Ketika berbicara tentang tanah, yang terlintas di benak saya bukan hanya sebidang lahan. Tanah adalah kehidupan. Ia menjadi tempat berpijak, bercocok tanam, dan membangun masa depan. Sayangnya, di Indonesia, tanah sering menjadi sumber masalah. Ketimpangan penguasaan lahan masih menjadi luka lama yang sulit sembuh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, sekitar 70% tanah di negeri ini dikuasai oleh 1% populasi.
Ironis, bukan?Â
Sementara sebagian kecil orang memiliki ribuan hektar, masih banyak rakyat kecil yang tidak punya tempat tinggal layak. Di sinilah harapan mulai muncul saat Badan Bank Tanah dibentuk melalui Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020. Lembaga ini hadir membawa mimpi besar: menciptakan keadilan dan kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan tanah yang lebih baik.
Apa Itu Badan Bank Tanah?
Badan Bank Tanah adalah lembaga khusus yang mengelola tanah untuk kepentingan publik. Tugasnya mencakup identifikasi, pengelolaan, dan distribusi tanah yang bertujuan memperbaiki tata kelola pertanahan di Indonesia. Fokusnya mencakup pembangunan rumah rakyat, infrastruktur, dan pengembangan sektor pertanian.
Berdasarkan data dari https://banktanah.id/ hingga 2024, lembaga ini telah mengidentifikasi lebih dari satu juta hektar tanah terlantar yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Salah satu cerita suksesnya adalah redistribusi tanah di Jawa Tengah, di mana ribuan keluarga petani kecil kini bisa mengolah lahan mandiri melalui program ini.
Selain itu, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid menegaskan komitmen Badan Bank Tanah dalam mendukung visi besar Presiden Prabowo Subianto, yang mencakup:
- Menopang swasembada pangan melalui distribusi lahan untuk sektor pertanian.
- Mendukung swasembada energi dengan alokasi tanah untuk proyek energi terbarukan.
- Menyukseskan program hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah sektor industri.
- Menyediakan pemukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya di daerah perkotaan yang padat.
Perspektif Ahli: Mengapa Bank Tanah Penting?
Menurut Dr. Himawan Arief Sugoto, Ketua Badan Bank Tanah, "Tujuan utama lembaga ini adalah memastikan masyarakat, khususnya golongan berpenghasilan rendah, mendapatkan hak atas tanah yang layak dan terjangkau."Â
Pandangan ini dikuatkan oleh Dwi Andreas Santosa, pakar agraria dari IPB, yang menyatakan bahwa "Bank Tanah berpotensi besar mendukung ketahanan pangan dengan memberikan akses tanah kepada petani kecil."
Sebagai warga perkotaan, saya tidak mengalami langsung kesulitan ini, tetapi banyak cerita dari teman-teman di pedesaan yang menggambarkan betapa pentingnya akses tanah bagi petani kecil. Mereka sering harus menyewa tanah dengan penghasilan yang sangat terbatas. Memberikan akses lahan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal martabat dan kemandirian.
Bank Tanah dan Keajaiban Pantai Pandawa
Selain sektor agraria, Badan Bank Tanah juga berperan besar dalam pengelolaan aset wisata nasional. Salah satu contoh nyatanya adalah Pantai Pandawa di Bali, yang menjadi destinasi wisata populer. Berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi Bank Tanah, lembaga ini mengelola lahan seluas 0,28 hektar di atas tanah dengan status HPL (Hak Pengelolaan).
Tebing eksotis di Pantai Pandawa ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga memberi manfaat besar bagi lingkungan Bali. Melalui pengelolaan yang berkelanjutan, Badan Bank Tanah memastikan bahwa aset ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi bagi pariwisata lokal, tetapi juga mendukung kelestarian lingkungan.
Tantangan di Depan
Namun, keberadaan Badan Bank Tanah bukan tanpa tantangan. Transparansi menjadi isu utama. Bagaimana memastikan pengelolaan tanah tidak disalahgunakan? Bagaimana mencegah konflik kepentingan dengan pihak swasta?
Saya teringat cerita seorang teman dari Sumatra yang mengatakan, di desanya, banyak lahan yang dikuasai perusahaan besar, sementara masyarakat lokal kesulitan mengakses tanah untuk bertani. Hal ini mempertegas pentingnya pengawasan masyarakat terhadap kinerja Bank Tanah.
Harapan untuk Masa Depan
Harapan saya sederhana: Badan Bank Tanah benar-benar menjadi alat keadilan bagi rakyat. Dengan tata kelola yang baik, lembaga ini bisa mengubah hidup banyak orang, dari petani kecil hingga masyarakat urban yang membutuhkan rumah layak huni.
Kita juga perlu memastikan bahwa program-program ini tidak hanya menyentuh angka di atas kertas. Ada banyak keluarga yang menanti keajaiban dari tanah-tanah yang selama ini telantar. Mereka adalah petani, nelayan, buruh harian---orang-orang yang menjalani hidup dengan sederhana, tetapi memiliki harapan besar.
Refleksi Pribadi
Saya percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Kita bisa mendukung Badan Bank Tanah dengan cara yang sederhana: menyuarakan kebaikan, memberikan masukan, dan terus memantau transparansi program mereka.
Tanah adalah simbol kehidupan, harapan, dan keberlanjutan. Ketika dikelola dengan baik, ia bukan hanya menjadi sumber daya, tetapi juga alat untuk membangun masa depan yang lebih adil. Badan Bank Tanah adalah harapan baru untuk mewujudkan itu semua.
Mungkin langkah ini belum sempurna, tetapi setiap langkah menuju keadilan selalu layak untuk diperjuangkan. Kita semua, sebagai bagian dari bangsa ini, memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari perubahan, meskipun kecil. Setuju?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H