Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Blogger, Content Creator FB : Mbak Dee Twitter/Ig : @mba_diahworo Email : Diahworosusanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Bangun Keluarga Berkualitas melalui Pendidikan Sekolah Calon Ayah dan Sekolah Calon Ibu

23 Agustus 2024   09:38 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:41 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, terletak sebuah inisiatif pendidikan yang menjawab kebutuhan mendalam dalam membangun keluarga yang berkualitas. Sekolah Calon Ayah (SCA) dan Sekolah Calon Ibu (SCI), yang didirikan oleh Samsul Husen pada tahun 2014, telah menarik perhatian luas dan meraih apresiasi SATU Indonesia Awards tingkat Provinsi 2022. . Sekolah-sekolah ini menawarkan pendidikan holistik yang merangkum berbagai aspek pengasuhan anak, dari seksologi hingga manajemen keuangan, dengan tujuan untuk mempersiapkan calon orang tua dan orang tua dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.

Latar Belakang dan Visi Pendidikan Keluarga

Mendirikan SCA dan SCI, Samsul Husen ingin menjawab kekosongan dalam pendidikan orang tua yang sering kali terpecah menjadi berbagai bidang spesifik, ada yang menerima ilmu parenting saja, ilmu gizi saja, tanpa pendekatan yang terintegrasi. "Padahal menjadi orang tua itu seumur hidup," ungkap Samsul Husen. Pernyataan ini mencerminkan visi mendalam bahwa pengasuhan anak memerlukan persiapan yang tidak hanya mencakup aspek praktis tetapi juga emosional dan spiritual.

Sebelum adanya SCA dan SCI, banyak orang tua yang hanya memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber terpisah. Pendidikan yang terpisah ini sering kali menghasilkan kurangnya pemahaman menyeluruh tentang berbagai tanggung jawab yang dihadapi dalam keluarga. Dengan pendekatan holistik, SCA dan SCI bertujuan untuk menyatukan berbagai aspek penting dalam pengasuhan anak dalam satu program komprehensif.

Program Pendidikan yang Holistik dan Terstruktur

dok. radioidola.com
dok. radioidola.com

Program di SCA dan SCI dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan yang mendalam dan terstruktur. Program ini dibagi menjadi beberapa materi utama yang meliputi:

1. Seksologi: Salah satu materi yang dibahas adalah seksologi, yang sering kali dianggap tabu dan kurang dibahas dalam konteks pendidikan orang tua. Samsul Husen menyebut, dari hasil riset masalah ranjang merupakan salah satu penyebab utama konflik dalam keluarga. Di SCA dan SCI, topik ini dibahas secara terbuka namun tetap dalam kerangka agama dan fiqih. Hal ini memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam hubungan suami istri, serta cara mengatasi masalah yang mungkin timbul.

2. Parenting: Materi parenting mencakup berbagai keterampilan penting, mulai dari cara memandikan bayi hingga mengajarkan cara memasak dengan gizi seimbang. Dengan mengajarkan keterampilan praktis ini, peserta didik dipersiapkan untuk memberikan perawatan yang optimal untuk anak-anak mereka.

3. Manajemen Keuangan: Pendidikan mengenai keuangan keluarga merupakan aspek penting yang diajarkan di SCA dan SCI. Peserta belajar tentang pengelolaan keuangan, termasuk nafkah, alokasi dana untuk istri, orang tua, dan tabungan. Mereka juga diajarkan tentang investasi dan perencanaan keuangan jangka panjang, memberikan mereka keterampilan untuk mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik.

4. Kegiatan Outdoor: Dalam dua pertemuan terakhir, peserta terlibat dalam kegiatan di alam terbuka sebagai bagian dari program. Mereka diajak untuk berkemah dan menghabiskan dua hari satu malam di alam, yang bertujuan untuk melatih keberanian, mengenal diri sendiri, dan membangun kekuatan mental. Kegiatan ini dilakukan dengan dasar agama, memberi peserta kesempatan untuk merenung dan memperkuat hubungan spiritual mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun